BAB 21

23K 1.9K 84
                                    

Di mohon untuk memberikan vote terlebih dahulu agar tidak kelupaan sebagai bentuk apresiasi kalian untuk cerita ini

Di mohon untuk memberikan vote terlebih dahulu agar tidak kelupaan sebagai bentuk apresiasi kalian untuk cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•AUTHOR POV•

IRIS mata biru muda yang kini tengah menatap tajam ke arah orang di hadapannya benar-benar akan membuat siapapun terpana. Radith tak menyangka siang ini dirinya kedatangan tamu yang sama sekali tak pernah ia undang.

Siswa SMA Permata kali ini jauh-jauh datang hanya karena tidak dapat menerima kekalahan mereka kemarin. Seperti usaha yang sia-sia tampaknya sebab tak akan merubah apapun yang sudah terjadi.

"Ada masalah apa sampai lo semua minta sparing?" Radith menatap nyalang ke arah beberapa cowok di hadapannya dengan rahang yang mengeras.

"Gue gak terima kekalahan tempo hari. Itu semua pasti ada kecurangan."

Bibi merah muda Radith mengukir senyum miring. "Yaudah mulai langsung aja."

Kedua kubu itu berjalan tegap ke arah lapangan basket indoor. Setiap anggota berganti kostum terlebih dahulu. Peristiwa ini tidak akan dikecam para guru sebab hari ini seluruh siswa dinyatakan freeclass dikarenakan para guru yang tengah melakukan rapat.

Kejadian ini juga membuat satu sekolahan heboh. Bagaimana tidak? Kelihaian SMA Garuda dalam bidang olahraga sudah banyak di akui dan sekarang tetap saja ada yang memberontak seakan semua itu sebuah dusta.

Tribun mulai dipenuhi kembali oleh murid-murid Garuda yang tampak antusias untuk pertandingan mendadak ini. Para cowok dengan tinggi menjulang itu keluar dari ruangan ganti dan berjalan dengan jersey basket kebanggaan sekolah masing-masing.

Salah satu anggota Dark Shadows diperintahkan untuk menjadi wasit dalam pertandingan ini. Bola dilambungkan tinggi hingga kubu SMA Permata yang menggapainya. Menggiring bola dengan penuh ambisi namun terhenti sebab kubu SMA Garuda merebut bola tersebut.

Point demi point sudah dicetak masing-masing kubu. Hingga akhirnya suara peluit terdengar nyaring pertanda pertandingan itu berakhir dengan SMA Garuda yang menjadi pemenangnya.

Radith berjalan maju ke arah lawannya, menepuk dua kali bahu kapten basket dari pihak lawannya itu. "Menang kalah biasa, Bro. Lain kali jangan kayak gini. Lo udah ngelakuin yang terbaik," ucapnya lalu berlalu meninggalkan sang kapten SMA Pertama terdiam di tempat.

Sorakan merayakan kemenangan terdengar dari arah tribun. Pemain basket sekolah itu memanglah perlu di acungi jempol berkat bakat luar biasa yang mereka miliki.

"Akhirnya selesai juga urusan ginian," ucap Fareno yang sekarang berjalan sambil di apit para sahabatnya di samping kanan dan kirinya.

Saggaf masih disibukkan dengan kedipan matanya yang di arahkan ke seluruh perempuan yang menatap mereka secara terang-terangan. "Iya untung aja. Gue pikir bakalan sparing tinju, Bro. Kalau itu udah siap tangan gue buat bogem muka tuh anak semua," ucapnya kelewat narsis.

KETOS (SUDAH DITERBITKAN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang