BAB 2

56.4K 4.1K 73
                                    

Di mohon untuk memberikan vote terlebih dahulu agar tidak kelupaan sebagai bentuk apresiasi kalian untuk cerita ini

Di mohon untuk memberikan vote terlebih dahulu agar tidak kelupaan sebagai bentuk apresiasi kalian untuk cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•ARSYILLA POV•

ENTAH sudah ke berapa kalinya gue nguap di tempat ngebosenin ini. Di tambah lagi ngeliat muka Radith jadi bikin naik darah aja. Seketika gue keinget kejadian dimana gue disuruh lari tadi.

"Baiklah sekian rapat OSIS kali ini. Semoga kita bisa berkerja sama dengan baik dalam organisasi ini," ucap Radith mengakhiri rapat.

Akhirnya setelah sekian lama gue nahan ngantuk karena nggak ngerti sama pembahasan mereka. Gue lebih memilih beranjak dari tempat duduk untuk keluar dari ruangan membosankan ini.

"Mau kemana lo?" Sontak langkah gue pun terhenti karena pertanyaan Radith.

"Keluar," jawab gue acuh.

"Yang nyuruh lo buat keluar siapa?" tanyanya lagi.

"Ya, atas keinginan gue sendirilah. Sewot aja," sungut gue. Heran gue tuh, mau keluar dari sini aja salah. Hidup si Radith emang udahh mirip lagu Raisha aja. Serba salah!

"Duduk!" Dia nyuruh gue duduk lagi dan gue entah kenapa nurut-nurut aja.

"Mau ngapain sih?! Gue ngantuk ini!" sewot gue.

"Sekarang lo beresin semua laporan anak OSIS," suruh Radith. Mata gue langsung melotot ke arah dia.

Cobaan jenis apa lagi nih? Gue udah ngantuk diginiin lagi.

"Nggak mau! Gue ngantuk mau tidur, bye..." Gue baru aja mau pergi tapi Radith nahan pergelangan tangan gue.

"Duduk! Gue bantuin juga. Nanti kalau udah siap terserah lo mau ngapain," tutur Radith.

"Oke, gue setuju," putus gue

Gue mulai ngerjain tugas yang di suruh cowok itu tadi. Buset ini gak capek apa ya anak OSIS buat beginian?

Gue aja yang beresin laporannya aja udah mau encok. Yang gue heran perasaan tadi si Radith nawarin kalau dia bakal bantuin gue tapi dari tadi sedikit pun bantuan yang di ucapkan di bibir cowok itu gak dilaksanakannya.

Memang pendusta manusia triplek satu ini.

"Woi kata lo mau bantuin gue," protes gue sambil nyenggol-nyenggol tangannya.

"Nggak jadi. Gue tarik ucapan gue, tugas gue masih banyak. Jadi lo kerjain sendiri aja," balas Radith enteng.

Songong banget tuh muka ngomongnya ya! Minta di geplak tuh kepalanya. Gila emang. Kalau gitu dari tadi gue kabur. Gak perlu buang-buang tenaga disini.

Dasar tukang PHP!

"Mampus sono udah gue siapin. Bangsat emang lo! Katanya mau bantuin. Yaudah gue cabut aja," sewot gue

KETOS (SUDAH DITERBITKAN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang