[FOLLOW AKUN AUTHOR TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA]
Serumah dengan ketos yang judesnya kebangetan. Gak kebayang!!
Ini adalah kisah hidup seorang Rembulan Arsyilla yang di takdirkan serumah dengan ketua osis di sekolah nya. Radithya Genandra bukan...
Di mohon untuk memberikan vote terlebih dahulu agar tidak kelupaan sebagai bentuk apresiasi kalian untuk cerita ini
Ayo absen dengan emoji❤️ sebanyak banyaknya
Sebelum mulai baca coba cek chap-chap sebelumnya mana tau ada yang kelupaan vote😜❤️
Play the mulmed: 🎵Bertaut: Nadin Amizah
Yuk semangat spam komen setiap line cerita ini💜
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•AUTHOR POV•
TANGISAN pilu terdengar menyayat hati telah berlangsung sejak tadi. Arsyilla tak henti-hentinya menangis sambil sesekali memukul dadanya pelan karena merasakan sesak yang luar biasa.
Bukankan beberapa jam yang lalu dia sudah memohon kepada ibunya untuk bertahan disisinya?
Tapi lihatlah apa yang terjadi. Perempuan paruh baya itu menutup mata nya dengan sangat damai. Seluruh tubuhnya mendingin tanpa ada kehangatan yang mengalir kembali. Sekujur tubuhnya pucat pasi yang otomatis membuat Arsyilla menangis tersedu-sedu.
Arsyilla sama sekali belum siap untuk ini semua. Hatinya terlalu hancur untuk menerima kenyataan ibunya pergi untuk selama-lamanya. Arsyilla sama sekali belum belajar untuk hal ini, mengikhlaskan orang yang di cintai untuk pergi selama-lamanya.
"Mi..." lirih Arsyilla sambil menggoyang-goyangkan tangan Diana pelan. "Mami....mami cuman tidur kan?" tanyanya sambil tersenyum getir. "Arsyilla gak sanggup hidup sendirian tanpa mami..."
Dinara yang sudah berada di tempat itu sejak Radith menelponnya memberitahukan jika sahabat karibnya sudah terbangun dari tidur panjangnya bergegas ke rumah sakit.
Yang menyakitkan bagi Dinara saat ini adalah sahabat lamanya itu harus meninggal di hadapannya sendiri. Sembari menggenggam tangannya dan tersenyum hangat setelah sekian lama.
Wanita dua anak itu tidak menyangka Diana akan di panggil secepat ini. Dinara menoleh pada Arsyilla sambil merangkul kedua bahu gadis itu sambil mengelusnya pelan. Tak sanggup mendengar tangisan pilu Arsyilla, ia pun menarik Arsyilla ke dalam pelukannya. Memberikan kekuatan kepada gadis rapuh yang tengah menyebut-nyebut ibunya itu berkali-kali sejak tadi.
"Mama disini, Nak. Udah ya... ikhlasin mami kamu, Syill," ucap Dinara menenangkan Arsyilla sambil mengecup kepala gadis itu berkali-kali.
"Ma... mami kemana? Mami mau pergi kemana? Mami kenapa gak buka matanya? Mami cuman tidur aja kan?" Arsyilla tertawa getir menatap jasad ibunya sampai para perawat menutup kembali seluruh tubuh Diana membuatnya berteriak kencang.