Three

504 68 0
                                    

Jam menunjukan pukul dua malam. Ruangan itu terlihat gelap di segala penjuru. Kondisi jendela yang terbuka lebar membuat cahaya bulan sekaligus angin malam masuk mengisi kamar. Keadaan kamar cukup berantakan jika ingin tahu. Sang pemilik memang sengaja. Masih malas, katanya.

Tempat tidur yang semula masih rapih, kini sudah berantakan dengan selimut yang terbentang tidak karuan. Siapa lagi pelakunya kalau bukan lelaki berpipi tembam bernama Jeongguk. Hoodie hitamnya masih terpasang sempurna karena dingin, membuat tubuhnya seakan tenggelam. Gemas sekali.

Tak lama, seseorang keluar dari kamar mandi. Sudah lengkap dengan piyama, Taehyung berjalan menghampiri Jeongguk. Tawa Taehyung pecah begitu saja Ketika melihat Jeongguk yang mendadak duduk manis di atas tempat tidur begitu melihat dirinya datang.

Jeongguk menatap Taehyung dengan mata doenya. Terus mengikuti arah kaki Taehyung melangkah. Hingga Taehyung menarik selimut yang berantakan, berniat membenahi.

"Kenapa, Gguk?." Tanya Taehyung, ikut naik ke atas tempat tidur dan duduk bersila tepat dihadapan Jeongguk.

Yang ditanya menggeleng pelan. "Besok sekolah."

"Ya, terus?."

"Gak ada seragam." Ucap Jeongguk, kepalanya sedikit tertunduk.

Jeongguk benar-benar mengutuk dirinya sendiri saat ini. Bagaimana bisa dia melupakan sepasang seragam untuk dibawa. Sekarang ia harus berpikir bagaimana caranya menyelinap kerumah untuk mengambilnya dan kembali kabur.

Taehyung tersenyum tipis lalu mencubit dagu Jeongguk jahil. "Gak usah sedih. Besok kita bolos aja."

"Bolos?." Jeongguk sontak mendongak, menatap Taehyung terkejut.

Kali pertama Taehyung mengajaknya membolos. Jeongguk juga tidak menyangka, karena ia tahu bahwa Taehyung merupakan murid baik-baik. Presensi lelaki itu hampir tidak pernah bolong.

"Iya, mau gak?."

"Mau..." Kepala Jeongguk mengangguk juga. Ia menatap Taehyung dengan bibir yang mengerucut lucu.

"Gemes." Taehyung sampai menggigit bibirnya sendiri sangking gemas. Tangannya lalu terangkat untuk mengusap kepala Jeongguk. Mengusak rambutnya ke atas.

"Kak Taehyung."

"Ya?."

"Mau cium."

Ucapan Jeongguk barusan membuat tangan Taehyung terhenti. Dirinya berhasil dibuat tersipu. Padahal, ini bukan pertama kalinya Jeongguk mengatakannya. Namun, entah kenapa Taehyung selalu merasakan ribuan kupu-kupu diperutnya setiap mendengar permintaan Jeongguk yang satu itu.

"Harus gue yang cium duluan?. Ayo, sekali-kali lo duluan."

Jeongguk menatap Taehyung ragu. "Boleh?."

"Boleh, lah. Setahun pacaran kayaknya gue mulu yang cium duluan."

"Beneran, ya?."

"Iya. Cepetan."

Dengan begitu, Jeongguk memajukan tubuhnya perlahan. Sembari memejamkan matanya, tangan Jeongguk lalu meraih rahang Taehyung. Jujur saja, Taehyung malah ingin terkekeh geli. Rasanya seperti mereka baru saja menjalin hubungan kemarin. Padahal sudah mau setahun.

Ditambah dengan raut wajah Jeongguk yang menggemaskan, benar-benar membuat dirinya sangat sulit untuk menahan tawa.

Hingga saat bibir tipis itu hanya berjarak beberapa senti, Taehyung ikut memejamkan matanya. Tangannya juga terangkat untuk menyentuh rahang Jeongguk. Dan kedua bibir mereka bertemu. Menghasilkan sebuah ledakan hebat di dalam diri masing-masing.

Baik Taehyung maupun Jeongguk juga merasakan hal yang sama. Bagaimana perasaan itu bagai meledak-ledak di antara keduanya. Waktu setahun memang tidak terasa atau bahkan tidak ada artinya sama sekali. Karena setiap mereka memutuskan untuk saling menyentuh, semuanya terasa baru.

Bibir Jeongguk membuat Gerakan melumat terlebih dahulu, memancing Taehyung untuk membalasnya juga. Merasakan bibir Jeongguk yang mulai agresif di atas bibirnya, Taehyung akhirnya ikut membalasnya dengan lumatan yang serupa.

Napas saling bersautan, membuat keduanya semakin agresif. Tangan Jeongguk yang bebas lantas bergerak untuk mengusap area leher Taehyung secara sensual. Tidak mau kalah, Taehyung lalu mengusap area perut Jeongguk yang berotot.

Suara keras terdengar Ketika Taehyung melepas ciuman mereka dengan paksa, membuat Jeongguk terkejut.

"Stop." Ucap Taehyung terengah, napasnya masih tidak teratur.

"K-kak, kenapa?. Gue salah, ya, cara ciumnya?."

Taehyung seketika menggeleng. "Enggak, Ggukie, enggak."

"Terus kenapa?." Jeongguk khawatir.

"Gue takut nanti kelabasan."

Jeongguk sontak tertawa, menunjukan gigi kelincinya. Melihat itu, Taehyung lalu juga ikut tertawa. Tawa Jeongguk sungguh berefek besar pada dirinya. Bagai hangat matahari yang terbit dari timur.

"Kita masih kecil, sih."

"Lo yang masih kecil, bayi." Ejek Taehyung dengan sengaja.

"Kak Taehyung juga bayi. Gak usah ngatain gue."

"Kok jadi gue?." Kedua alis Taehyung menyatu,

"Buktinya kalo gak dipeluk, lo gak mau tidur."

"Bangsat."

Tawa Jeongguk kembali pecah saat itu juga. Betapa beruntungnya ia bisa menikmati waktunya dengan lelaki seperti Taehyung. Jeongguk merasa seperti orang yang paling beruntung di dunia ini.

Berkat Taehyung, malam ini Jeongguk mampu melupakan semua masalahnya dirumah. Ia lupa dengan betapa kejam sang ayah yang sudah menyebabkan banyak luka ditubuhnya. Dengan Taehyung, Jeongguk merasa sembuh.

Dengan Taehyung, ia selalu merasakan sepasang lengan yang selalu ada untuk menjaganya setiap saat. Jika Senyum dan tawa Jeongguk terasa seperti matahari terbit yang hangat, maka senyum dan tawa yang Taehyung terasa seperti kristal salju pertama pada musim dingin. Beku, namun selalu membuatnya merasa antusias.

"Sayang kak Taehyung."

━━━•❅•°•❈•°•❅•━━━



Hope you enjoy yallSee you in couple daysDadahh, luv uuu<3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



















Hope you enjoy yall
See you in couple days
Dadahh, luv uuu<3

CAIM| kvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang