Ten

274 42 0
                                    

Tw // 🔞

"Saya pergi dulu."

Sang ayah melangkah menjauh dari pintu masuk rumahnya. Jeongguk masih berdiri disana sambil menatap punggung ayahnya yang menjauh. Membuka pagar rumah dan berjalan pergi entah kemana. Ayahnya itu sama sekali tidak memberitahu kemana dirinya akan pergi. Alhasil, Jeongguk berusaha untuk tidak terlalu peduli.

Terlebih ketika ayahnya tidak memberikan uang sama sekali. Tekankan disana, tidak sama sekali. Sementara keadaan Jeongguk sudah sangat memprihatinkan secara keuangan. Kantungnya kosong, hanya beberapa uang receh yang ia temukan. Tabungan? Tabungan terakhir Jeongguk sudah ia gunakan untuk membantu ayahnya membayar listrik dua bulan yang lalu. Karena itulah Jeongguk merasa hopeless sekali.

Melupakan agenda sarapan, Jeongguk beralih mempersiapkan dirinya untuk berangkat ke sekolah. Pagi ini ia pergi pagi sekali. Dan sebelum menuju sekolah, ada satu tempat yang tidak boleh dilewatkan. Maka, disinilah Jeongguk.

Dari balik sebuah pohon besar yang berjejer di sepanjang jalan, Jeongguk berdiri dengan posisi bersandar. Tidak jauh dari tempat dirinya berdiri, terlihat sebuah mobil berwarna hitam yang hendak keluar. Mobil itu adalah mobil orangtua Taehyung yang hendak pergi bekerja. Sambil sesekali memastikan apakah mobil itu sudah pergi atau belum, Jeongguk mengambil ponselnya.

Tak lama dari itu, sosok Taehyung terlihat berlari kecil dari balik pagar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tak lama dari itu, sosok Taehyung terlihat berlari kecil dari balik pagar. Dengan sebuah tas ransel yang menggantung di Pundak kanannya dan seragam yang masih belum rapih. Senyuman keduanya sama mengembang ketika mata mereka bertemu. Taehyung dengan senyuman kotaknya yang khas dan Jeongguk dengan senyuman lebar kelincinya. Pagi ini tentu saja jadi lebih hangat.

"Naik apa kesini?."

"Bus. Untung tadi nemu duit receh di kantung." Ucap Jeongguk, masih mempertahankan senyumannya.

Taehyung lantas terkekeh. Pacarnya ini memang lucu sekali. "Kalau tau gitu, gue aja yang jemput lo."

"Gak mau. Gue mau kita naik bus hari ini."

"Yakin?. Nanti lo gak bisa pegang-pegang."

"Kak, gue gak cabul."

Sebuah tawa seketika pecah. Tanpa menghiraukan wajah sebal Jeongguk, Taehyung segera menarik lengan lelaki itu. Merangkulnya manja seiring mereka berjalan di pematang jalan. Keduanya hanya terdiam, menikmati suasana yang sangat jarang mereka dapat rasakan. Biasanya, mereka selalu menggunakan kendaraan. Namun, kini tidak. Dan ini merupakan hal baru yang ternyata bukan ide yang buruk. Taehyung bahkan sampai tidak bisa berhenti tersenyum.

Sesampainya mereka dihalte, sebuah bus langsung menyambut tanpa membutuhkan waktu lama. Ketika masuk, pandangan keduanya langsung dikejutkan dengan jumlah penumpang yang lumayan banyak. Padahal ini masih bisa dibilang sangat pagi. Mulai dari pelajar, pekerja, hingga orang random yang ingin pergi ketempat tujuannya masing-masing berkumpul didalam bus ini. Taehyung sontak melepas lengan Jeongguk dan tersenyum canggung pada supir bus. Beruntung terdapat bangku kosong dibelakang. Jeongguk dengan segera menarik tangan Taehyung dan membawanya duduk disana.

CAIM| kvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang