Twenty two

223 32 3
                                    

Play the media if you want. Please pay attention to lyrics as well it tells so much.

Cause all the things he said running through his head

"Koo, lo gapapa?."

Taehyung bertanya. Kepala Jeongguk berputar saat itu juga. Mereka sama-sama duduk di lantai dengan punggung bersandar diranjang. Kedua matanya seperti hendak tertutup karena terasa berat sekali. Namun, disaat yang bersamaan Taehyung berada disini bukan untuk diabaikan.

Ayah Jeongguk belum pulang, karena itulah keduanya bisa terduduk dengan tenang.

"Lo sakit?." Telapak tangan hangat itu mendarat di atas permukaan pipi Jeongguk. Menyentuhnya sambil mengusapnya halus.

Dari sana napas Jeongguk mulai tenang. Ia lalu berusaha mengangkat matanya untuk menatap sosok kakak kelasnya yang terlihat khawatir itu. Sebuah senyum terbit saat Jeongguk memiringkan tubuhnya.

Taehyung masih merasakan kehangatan dari tatapan itu. Mengabaikan fakta bahwa lelaki yang duduk dedapannya kurang lebih terlihat seperti mayat hidup.

"Gue sayang lo." Bisik Jeongguk.

Kedua alis Taehyung sontak terangkat. Ia terkekeh. "Gue sayang lo juga."

"Gue akan selalu dukung lo terus, Kak. Kejar mimpi lo, ya?. Jangan pikirin gue disini. Gue baik-baik aja."

Taehyung hendak membuka mulutnya. Namun ketika melihat senyum tipis Jeongguk, ia kembali terdiam. Tidak mengatakan apapun melainkan hanya menganggukkan kepalanya sembari membalas senyuman itu.

"Besok lo ikut ke bandara?."

Dan Jeongguk kembali terdiam. Bandara, Taehyung, pergi, selamanya. Ketakutan itu kembali menyeruak ke relung hatinya. Sekuat tenaga ia menahan untuk tidak berteriak dan menangis saat itu juga.

Dirinya menggeleng. Menggeleng kuat sekali hingga Taehyung harus menyentuh kedua sisi kepalanya.

"Gak mau?."

"Gak."

"Hari ini berarti jadi yang terakhir?." Tanya Taehyung. Matanya menunjukan kesedihan yang amat mendalam. Jeongguk tidak mau mengantarnya besok. Hal itu tentu saja terdengar menyakitkan.

"Gak mau terakhir." Suara Jeongguk tercekat. Sekuat tenaga ia menahan tangis.

Taenyung menggeleng. Sama-sama menahan air matanya agar tidak jatuh. "Bukan yang terakhir. Janji."

"Gue sayang lo." Ucap Jeongguk lagi. Kali ini raut wajahnya lebih seperti orang yang sedang ketakutan.

Melihat itu Taehyung sontak meraih tengkuk Jeongguk dan membawanya ke dalam ciuman hangat. Kedua bibir itu menyatu dengan sangat pas. Tidak ada yang mau bergerak duluan. Hanya ingin mengingat dengan jelas kehangatan yang biasanya mereka buat dengan mudah ketika sekarang terasa sulit.

Jeongguk menarik tubuhnya. Menatap mata Taehyung yang berkaca-kaca. His hope, his life. Now he's about to go away.

"Kak Taehyung."

"Iya?."

"Gue takut."

"Kalo ada sesuatu, langsung telfon Mingyu."

"Bukan takut sama papa."

Ia sempat terdiam. "Terus takut sama apa?."

"Isi kepala gue sendiri."

Taehyung masih mendengarkan.

"I think I've lost my mind."

Reflek Taehyung menarik tangan kanan Jeongguk untuk genggam erat. Kekhawatirannya bertambah saat ini. Ia tahu bahwa selalu ada sesuatu yang terjebak dipikiran lelaki itu sejak lama. Namun ia tidak pernah mengungkapkan ketakutannya seperti saat ini. Hal itu membuat Taehyung semakin cemas.

"Apa yang lo pikirin, koo?."

"Rasanya gue mau pergi sama lo. Ke suatu tempat kosong. Cuma ada kita berdua. Kalau gak bisa—

Gue mau pergi sendiri."

Dan Taehyung tidak bisa melakukan apapun selain menarik tubuh itu ke dalam pelukan. Dirinya memeluk erat tubuh Jeongguk seolah menahannya untuk tidak pergi. Sementara Jeongguk hanya menenggelamkan seluruh wajahnya diceruk leher Taehyung. Berusaha mengabaikan keinginannya untuk mengilang.

"Jangan pergi. Disini aja, ya. Katanya mau tunggu gue pulang."

"Gue selalu tunggu lo."

"Gue mau lo ada disini waktu gue pulang. Diri lo ada disini, koo."

"Walaupun lo gak liat gue lagi, gue masih disini, Kak."

Taehyung sadar semuanya mulai aneh. Dari perilaku dan perkataan Jeongguk mulai tidak masuk akal. Namun, ia berusaha untuk tetap acuh mengingat hari ini adalah hari terakhir merek berdua. Setelah ini akan sulit untuk mereka. Sayangnya jarak memang suatu hal yang nyata.

"Janji?."

Jeongguk menatap Taehyung dengan matanya yang menggelap. "Janji."

Akhirnya Taehyung tersenyum. Sebelum menarik tubuh Jeongguk kembali ke dalam pelukan erat.

I keep closing my eyes but I can't block you out
Wanna fly to a place where it's just you and me
Nobody else so we can be free














Udah mau end ya
Dadahhh lope uuu<3
+ dont forget to stream butter ft megan ya babes

CAIM| kvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang