Five

400 56 1
                                    

Tw // harsh word

Langit sudah sangat gelap. Tidak ada bintang yang terlihat bersinar sama sekali. Hanya sinar dari bulan sabit yang menyinari langit malam itu. Melihat bulan yang bersinar sendirian, mengingatkan Jeongguk pada dirinya sendiri. Ya, hanya bersinar sendiri di tengah gelap dan kejamnya dunia.

Namun, senyum Jeongguk perlahan terbit. Langit malam memang pemandangan kesukaannya. Walaupun terdapat arti suram, langit malam selalu berhasil membangkitkan mood Jeongguk. Apalagi Ketika Taehyung yang mengajaknya untuk keluar dan melihatnya Bersama.

Dunia sontak serasa berada digenggaman.

"Jangan senyum-senyum sendiri, hoy!." Suara Mingyu menginterupsi Ketika ia berjalan memasuki kamar.

Jeongguk yang sedang duduk bersila menghadap keluar jendela lantas menoleh, mendapat Mingyu sudah duduk di atas tempat tidurnya. "Apasih?."

"Lo kenapa bolos?. Gue cariin gak ada."

"Jalan sama kak Tae." Jawab Jeongguk santai, ikut melompat ke atas tempat tidur dan memposisikan dirinya berbaring di sebelah Mingyu.

Mata Mingyu lalu melirik Jeongguk. "Pacaran aja terus. Gue-nya dilupain."

"Astaga, gue baru sehari bolos."

"Ya, tetep aja. Gue gak ada teman tadi."

Jeongguk sontak mendongakkan kepalanya, menatap Mingyu yang sedang focus pada ponsel. "Eunwoo?."

"Males, minta duit mulu kerjanya."

Sebuah tawa kecil keluar dari mulut Jeongguk. "Yugyeom?."

"Sama pacarnya."

"Bucin."

"Nyadar, anjing!." Teriak Mingyu. Wajahnya terlihat sebal sekali. Bahkan, ia sampai menurunkan ponselnya. "Lo lebih bucin, ya. Kak Tae luka dikit aja lo langsung-

"Bentar, Ming. Kak Taehyung telfon."

"Anak setan."

━━━•❅•°•❈•°•❅•━━━

"Ggukie?."

Taehyung duduk manis ditempat tidurnya. Dengan kondisi tubuh yang sudah rapih dan bersih, ia akhirnya dapat menelfon pacar lucunya itu. Senyum Taehyung sudah mengembang dari tadi, tidak sabar mendengar suara Jeongguk.

"Kak Tae!."

Suara itu langsung memasuki pendengaran Taehyung, membuat senyumnya semakin lebar. "Udah sama Mingyu?."

"Udah!."

"Kok ceria banget, sih?."

Terdengan sebuah tawa dari seberang sana. "Soalnya Mingyu mau beliin pizza."

"Pizza doang, Gguk." Ucap Taehyung.

"Tapi gue jarang bisa makan itu. Perlu nabung dua minggu dulu."

Mendengar itu, Taehyung lantas mengumpat dalam hati. Bagaimana ia bisa lupa jika Jeongguk memang tidak seberuntung untuk menikmati hal-hal yang mungkin sepele bagi dirinya. Bodoh.

"Iya, iya. Besok gue beliin yang banyak."

"Jangan bohong."

"Lo gak percaya sama gue?. Bocah nakal."

Tawa Jeongguk langsung pecah saat itu juga. Menggoda Taehyung memang salah satu kegiatan favoritnya. Apalagi saat lelaki itu mulai kesal dan wajahnya memerah. Jeongguk rasanya ingin menghampiri Taehyung dan menggigit pipinya.

CAIM| kvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang