Arti keluarga itu 'sederhana'.
Sesederhana saat kamu tau kalau saudara-saudaramu masih bisa berkumpul untuk melengkapi walau tetap terasa celah kehilangannya.
—Alkananta MaherdianKalau bulan bisa ngomong
Oh yeah?
Dia jujur tak akan bohong
Seperti anjing melolong
Tiap hari kuteriakkan
Namamu, ya namamu
Rasna mengangguk-angguk pelan mengikuti alunan lagu 'Kalau Bulan Bisa Ngomong' yang diputar Hasta melalui speaker di ruang tamu.
"Mbak Lia kapan kesini lagi, Kak?"
Dhipa lantas menoleh saat nama sang kekasih disebut oleh si bungsu. Dia menautkan alis kemudian bersedekap dada menghadap ke arah Rasna yang sibuk nyemil bawang goreng di meja makan.
"Kenapa nanya-nanyain Lia? Ada urusan apa emangnya?" tanya Dhipa dengan nada selidik.
"Kangen doang, kangen sama calon Kakak ipar sendiri emang nggak boleh?" sahut Rasna sedikit sewot.
Dhipa menggeleng pelan dan berbalik memunggungi Rasna. Selanjutnya dia fokus menggoreng telor ceplok untuk menu sarapan di minggu pagi hari ini. "Sibuk kuliah dia, nanti kapan-kapan deh gue ajakin kesini lagi," jelas Dhipa yang otomatis membuat senyum Rasna mengembang.
Rasna melunturkan senyumnya, berdehem singkat yang lantas mengalihkan perhatian Juna yang sedang memasak nasi goreng di samping Dhipa saat satu ide menjahili Dhipa terlintas di otak cerdasnya. "Kak, kalau seandainya gue bilang orang yang selama ini gue sebut namanya dalam doa itu Kak Lia, lo bakal gimana?" tanya Rasna serius.
Dhipa spontan kembali berbalik dengan menodong spatula ke arah Rasna yang sudah siap meledakkan tawanya. "Berani lo ngelakuin itu, gue pelet Bang Maher biar mau coret nama lo dari KK," ancamnya dengan mata yang dibuat melotot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Lakuna
FanfictionRasna mengerti, rahasia yang disimpannya rapat-rapat selama ini akan berakhir pada kekacauan di dalam rumah. Tapi Rasna keliru, dia pikir, sikapnya selama ini adalah benar. Mungkin Rasna lupa, diam bukanlah kebaikan dan bertindak saat semuanya sudah...