O7. Yang Tidak Pernah Terlihat

507 128 102
                                    

Ini bukan pertama kalinya gue suka sama seseorang, tapi rasa gue ke lo melebihi dari sekedar suka doang, ada yang lebih istimewa dari sekedar kagum sama kepribadian lo yang tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini bukan pertama kalinya gue suka sama seseorang, tapi rasa gue ke lo melebihi dari sekedar suka doang, ada yang lebih istimewa dari sekedar kagum sama kepribadian lo yang tenang.
-Klandestin Kiani Trifawin

Klan tahu betul kalau Rasna bukanlah jenis cowok yang suka menyendiri di perpustakaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Klan tahu betul kalau Rasna bukanlah jenis cowok yang suka menyendiri di perpustakaan. Dan melihat Rasna yang malah membawa langkah menuju tempat beribu buku membosankan bersemayam itu membuat Klan sedikit merasa bingung, aneh dan penasaran di saat yang bersamaan.

Anggap saja penguntit, selama ini Klan selalu memperhatikan gerak-gerik Rasna. Walau Klan tidak seberani itu untuk langsung mengikuti kemana Rasna akan pergi, asalkan Klan tahu Rasna pergi kemana, bagi Klan itu sudah cukup. Dan untuk yang pertama kalinya, rasa penasaran menarik diri Klan untuk mengikuti sang pujaan hati.

Semoga tidak ketahuan.

Sekarang, fokus Klan tertuju pada punggak tegap Rasna yang kelihatan menawan dari belakang. Bagaimana taruna itu melangkah tenang seperti air yang tak tersentuh, bagaimana pemuda itu bersenandung kecil melafalkan beberapa lirik lagu yang di antaranya Klan tahu judulnya, dan bagaimana saat Rasna mendadak berhenti tepat di depan pintu perpustakaan.

Senyum Klan perlahan luntur. Apakah dia akan ketahuan mengikuti sang pujaan hati?

Di detik berikutnya, Rasna berbalik, memergoki Klan yang mematung.

Lumrahnya, seseorang yang dipergoki mengikuti orang lain atau menguntit akan pergi. Paling tidak, dia bersembunyi. Tapi tidak dengan Klan, gadis Trifawin itu merasa kakinya sulit digerakkan, seperti ada rantai kapal yang mengikat kakinya agar tidak pergi kemana-mana. Bahkan saat Rasna melangkah mendekat ke arahnya, Klan hanya mampu mengerjapkan mata.

Senyum dan tatapan Rasna saat ini, senyum berbeda dari senyum maklum yang biasanya Rasna berikan pada orang-orang di sekitarnya. Dan tatapan Rasna saat ini adalah tatapan yang Klan selalu dambakan ketika setiap kali dia bersitatap sekilas dengan Rasna.

Penantian Klan seperti terbayar. Apa Rasna membalas cintanya? Secepat ini? Semudah ini? Klan rasa hidupnya berubah menjadi negeri dongeng, sungguh.

Catatan LakunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang