Hatinya satu, cintanya satu, tapi yang ingin memilikinya bahkan lebih dari itu.
—Bella Adiretno
Marcel memacu motornya dengan kelajuan di atas rata-rata setelah keluar dari komplek perumahan saat menyadari waktu hampir menunjukkan pukul tujuh tepat. Mungkin, tidak ada hitungan lima menit untuk jarum panjang bisa bertemu dengan angka 12. Yang artinya Marcel akan terlambat datang ke sekolah kalau dirinya tidak mengendarai motornya dengan ugal-ugalan.Dan penyebab keterlambatan Marcel kali ini adalah Kakak-kakak setannya yang membujuknya agar mau begadang tadi malam. Padahal, jelas mereka tahu kalau Marcel bukanlah tipe laki-laki yang suka tidur larut malam, paling tidak Marcel begadang karena ada jadwal balapan, kalau tidak ada ya jam sepuluh pasti sudah larut di dalam mimpi.
Kalaupun bukan Maher yang turun tangan untuk membujuk, setelah selesai makan sate sudah dipastikan Marcel akan bergelung dengan selimut di dalam kamarnya. Iya, demi Maher. Karena jarang-jarang mereka bisa menghabiskan quality time lengkap dengan Maher yang biasanya sibuk berkutat dengan tugas kuliah dan berkas perusahaan semenjak Bapak dan Ibu tiada.
Mulut Marcel meracau tidak jelas. Selain berdoa agar tidak terlambat untuk sampai ke sekolah, dia juga berharap semoga Bella tidak marah padanya karena hari ini dirinya absen menjemput Bella dan lupa mengabari pacarnya itu. Berdoa saja kalau Bella juga tidak ikut-ikutan terlambat seperti dirinya.
Pagi ini kacau. Rasna sakit, Dhipa dan Juna yang belum membuat sarapan mengharuskan Marcel berangkat ke sekolah tanpa asupan yang masuk ke dalam perutnya selain segelas air putih, terlewat waktu sholat subuh, terlebih dirinya yang dibangunkan oleh Nolan dengan gebukan ringan yang Mas-nya itu berikan. Emang sih gebukan Nolan dikata ringan, tapi tetap saja badan Marcel pegal.
Beruntungnya, semesta masih mau berbaik hati pada Marcel sehingga jalanan kota Jogja pagi ini tidak dibuat macet. Dengan begitu, Marcel bisa sedikit ugal-ugalan mengendarai motornya demi mengejar waktu yang tidak berkenan memperlambat lajunya agar Marcel bisa sampai tepat waktu ke sekolah.
Waktu lima belas menit Marcel habiskan untuk mengendarai motor agar cepat sampai ke sekolah, alhamdulillah pagar sekolah masih terbuka. Dengan cepat Marcel mencari tempat parkir yang masih kosong, setelah itu bergegas membawa langkah menuju koridor tidak lupa dengan surat ijin Rasna di genggamannya. Niatnya dia ingin langsung menemui Bella sekalian memberikan surat ijin Rasna pada pacarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Lakuna
FanfictionRasna mengerti, rahasia yang disimpannya rapat-rapat selama ini akan berakhir pada kekacauan di dalam rumah. Tapi Rasna keliru, dia pikir, sikapnya selama ini adalah benar. Mungkin Rasna lupa, diam bukanlah kebaikan dan bertindak saat semuanya sudah...