Cuman bertanya, sampai kapan kamu betah dibelenggu rasa tak berbalas dengan mengatas namakan cinta dan setia? Kalau bodoh juga dikira-kira ya.
-Nahastra Puradial
Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam tapi Maher belum ada niatan untuk tidur. Sebenarnya, hari ini tidak ada pekerjaan yang perlu dituntaskan, tidak ada juga tugas ataupun laporan yang harus dia selesaikan, hanya saja, telpon dari sang kekasihnya lah yang dia jadikan alasan hingga sampai larut malam belum juga memutuskan untuk tidur.Ditemani dengan segelas kopi buatan Dhipa yang diletakkan di atas nakas samping tempat tidur dan laptop miliknya yang berada di pangkuan, Maher masih menunggu Beela menelponnya lewat video call sesuai janji Beela sehabis sholat Isya tadi.
Udara mana kini yang kau hirup
Hujan di mana kini yang kau peluk
Dimana pun kau kini
Rindu tentangmu tak pernah pergi
Maher memejamkan matanya erat kala mendengar lantunan lagu dari speaker hpnya- lagu yang selalu dia dengarkan ketika sedang sangat rindu dengan sang kekasih tapi kesibukan masing-masing jadi penghalang untuk bertemu atau berkomunikasi. Sebenarnya, kantuk sudah melingkupi kedua matanya, bahkan warna kemerahan sudah menghias bagian putih di sekitar pupil matanya. Tapi, katanya dia rindu Beela. Seharian ini dia tidak ada mengabari kekasihnya itu, pesan tadi pagi yang Beela kirimkan untuk mengingatkan Maher agar tidak lupa sarapan juga baru Maher balas setelah sholat Isya.
Terlalu memikirkan Rasna- itulah alasan yang Maher katakan ketika Beela menanyai kenapa baru sekarang Maher membalas pesannya. Saat Beela tanya lagi, 'kenapa memikirkan Rasna?' Maher bilang nanti dia akan cerita kalau sudah menyelesaikan urusan dengan Adik-adiknya. Dan setelah selesai dengan urusan Adik-adiknya dan semua kunci motor sudah terkumpul di kamarnya, Maher harus menahan lebih lama lagi rindu yang dirasanya ketika mendapati pesan dari Beela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Lakuna
FanfictionRasna mengerti, rahasia yang disimpannya rapat-rapat selama ini akan berakhir pada kekacauan di dalam rumah. Tapi Rasna keliru, dia pikir, sikapnya selama ini adalah benar. Mungkin Rasna lupa, diam bukanlah kebaikan dan bertindak saat semuanya sudah...