11. Determinasi

805 152 8
                                    

Rate : T

Genre : angst

Note : mental illness

Remake dari cerita by Yue_aoi

Warning! Typo bertebaran


"Kau bilang budak korporat sepertiku beruntung?" Ujar Ten seraya menaikkan alisnya sebelum mengakhirinya dengan tawa miris.

Doyoung menatap gadis thailand yang ia temui siang ini. Ia memutuskan mengambil cuti satu kali di akhir pekan demi bertemu dengan gadis itu dan menghabiskan waktu untuk bersenang-senang seharian.

Suasana restoran yang mereka kunjungi tidak begitu ramai meski makanan yang disajikan cukup lezat. Namun disaat yang sama, suasana restoran itu juga cukup nyaman untuk duduk berlama-lama sambil mengobrol menghabiskan makanan mereka. Terlebih lagi, restoran ini juga mengusung konsep all you can drink sehingga pelanggan bisa meminum apapaun yang tersedia sepuasnya.

Doyoung menyandarkan tubuh di kursi dan mengangkat gelas berisi jus apel yang dia pesan. Ia berniat menghabiskan sisanya, namun terhenti ketika Ten melanjutkan ucapannya.

"Terkadang aku merasa manusia begitu lucu. Kau melihat budak korporat sepertiku begitu beruntung. Aku melihatmu yang bekerja dirumah sakit jiwa dan tak perlu berurusan dengan segala intrik kantor juga beruntung. Lalu sebenarnya yang beruntung siapa?"

Doyoung terdiam. Kata-kata ten terasa begitu menusuk dan ia bahkan berpikir keras untuk menjawabnya. Apapun yang terlihat dari kejauhan pasti terlihat lebih indah ketimbang dilihat dari dekat. Ia yang tak merasakan langsung pasti menganggap ten beruntung, begitupun sebaliknya.

"Mungkin sebaiknya kita bertukar tempat magang saja, ya." Ucap doyoung tiba-tiba.

Ten tertawa pelan, "Kalau bisa, ya. Siapa tahu kau memang lebih cocok bekerja di kantoran ketimbang aku."

Doyoung bangkit berdiri. Ia berniat meninggalkan tempat duduknya sebelum berkata, "Mau ku ambilkan minuman lagi, ten?"

"Boleh, jus sirsak ya."

Doyoung segera berjalan menuju tempat pengambilan minuman, meninggalkan ten yang terduduk sendirian di kursinya.

Tatapan gadis thailand itu tertuju pada layar televisi yang kebetulan sedang menampilkan anggota boyband lokal favoritnya yang sedang populer hingga di mancanegara. Mereka terlihat glamour dan memiliki begitu banyak fans yang mengidolakan mereka. Namun ia yakin kehidupan di belakang panggung tak seindah yang dilihat oleh fans.

Mendadak ia teringat akan film dokumenter yang menceritakan mengenai kehidupan boyband itu di belakang panggung. Saat itu ia sempat menonton film itu dan tersadar jika kehidupan para idol itu sangat melelahkan, tak seindah yang selama ini terlihat.

Ten terkejut dengan adanya film official tersebut. Ia pikir para idol berusaha keras menyembunyikan kelelahan mereka dengan berusaha selalu terlihat sempurna, namun tidak dengan para anggota boyband yang menunjukkan sedikit mengenai kehidupan mereka dibelakang panggung.

Seketika Ten tersadar akan jawaban dari pertanyaan yang ia ajukan sendiri pada doyoung. Ia pikir, tak ada satupun orang yang beruntung diantara mereka. Setiap orang memiliki kesulitan masing masing dan kemampuan setiap orang menghadapi kesulitan juga berbeda-beda.

Ia pikir, ia pasti akan menyerah mati dan muda jika menjalani kehidupan seperti anggota boyband itu. Tetapi mereka masih tetap eksis dan baik-baik saja. Namun jika seseorang menjalani kehidupan yang penuh ketidakpastian sebagai seorang mahasiswa/i berotak pas-pasan, belum tentu akan baik-baik saja.

Irreversible || JaeDoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang