Rate : T
Genre : angst
Note : mental illness
Remake dari cerita byYue_aoi
Warning! Typo bertebaran
Doyoung tak benar-benar berpikir jika jaehyun serius dengan perkataannya hingga ia memutuskan pergi ke ruang musik di malam hari dan mendapati lelaki itu tengah menunggunya seraya memainkan piano.
Lelaki itu tak menghentikan permainannya meskipun tampaknya menyadari pintu telah terbuka dan kini doyoung berada didalam ruangan.
Seolah tak ingin mengganggu jaehyun, doyoung berusaha menutup pintu dengan suara sepelan mungkin dan mendudukkan dirinya diatas lantai serta menikmati permainan jaehyun.
Kualitas permainan lelaki itu sama sekali tak perlu diragukan. Jemari lelaki itu menari dengan lincah dan menciptakan melodi yang indah. Tetapi jaehyun terlihat seolah menjeritkan perasaannya melaui setiap tuts hitam putih yang ditekannya meski disaat yang sama permainan lelaki itu bagai candu yang membuat doyoung tak ingin berhenti mendengarnya.
Lagu berakhir dan jaehyun segera mengalihkan pandangannya pada doyoung yang kini duduk di lantai. Sejak tadi ia menyadari keberadaan doyoung, hanya saja ia merasa sayang untuk langsung mengakhiri permainan pianonya.
"Kemarilah" ujar jaehyun.
Doyoung segera bangkit berdiri dan berjalan mendekati jaehyun serta berdiri disamping piano, "Maaf sudah membuatmu menunggu. Kupikir kau bercanda kemarin."
Jaehyun menggeser tubuhnya yang semula berada ditengah kursi. Ia hanya menduduki sedikit bagian kursi dan memberi gesture agar doyoung duduk disampingnya.
Doyoung menghampiri lelaki itu dan menyadari jika jaehyun begitu dekat dengannya. Lutut mereka bahkan saling bersentuhan dan ia merasa sedikit gugup.
"Letakkan tanganmu diatas tuts. Lihat aku," ucap jaehyun seraya meletakkan tangannya diatas tuts piano.
Doyoung melirik jaehyun sejenak sebelum menatap jam dinding yang terpasang. Jam menunjukkan pukul setengah dua belas malam dan seketika matanya membulat. Ini sudah lebih dari dua jam dari waktu seharusnya pasien para pasien untuk tidur.
"Duh, aku bahkan tidak sadar kalau sekarang sudah setengah dua belas malam. Aku akan mengantarmu ke kamar sekarang."
"Hn."
Doyoung membuka pintu dan mematikan lampu serta menguncinya. Jaehyun menungguinya dan sedikit menengadah menatap langit malam, entah apa yang dipikirkannya.
Ketika menyadari jaehyun sudah selesai mengunci pintu, jaehyun segera menoleh sebelum hadis itu sempat memanggilnya dan berkata, "Mendadak aku tidak terlalu mengantuk."
"Hah? Padahal tadi kau berkali-kali menguap sampai matamu berair."
Mata jaehyun masih berair dan lelaki itu menguap, tetapi kantuknya tidak separah seperti sebelumnya. Kini ia bahkan bisa membuka matanya setelah sebelumnya ia bahkan hampir tak bisa membuka mata.
"Entah kenapa aku merasa segar setiap kali terkena angin malam diluar ruangan."
Doyoung terkejut dengan ucapan jaehyun. Ia pikir dirinya begitu aneh karena merasa segar setiap terkena angin malam diluar ruangan dan lebih menyukai malam ketimbang siang hari. Ia tak mengira kalau lelaki itu juga merasakan hal yang sama.
"Jadi kau tidak mau kembali ke kamar, huh?"
Jaehyun berniat menggelengkan kepala. Ia berpikir untuk menghabiskan malam dengan berbincang lebih banyak dengan gadis itu, tetapi ia tak ingin membuat doyoung terkena masalah karena membiarkannya berada diluar kamar lewat tengah malam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Irreversible || JaeDo
FanficDoyoung, seorang mahasiswi jurusan psikologi tak pernah menyangka kalau ia akan magang disebuah rumah sakit jiwa. Ia merasa khawatir kalau ia akan merasa kelelahan secara mental menghadapi segala kenegatifan di rumah sakit itu hingga ia dipertemukan...