Remake dari cerita by Yue_aoi
Warning! Typo bertebaran.
"Aku benar-benar takut tidak dapat pekerjaan," ujar doyoung ketika ia menyelesaikan kelas piano hariannya bersama jaehyun.
Jam masih menunjukkan pukul setengah sepuluh malam dan lelaki itu mengakhiri pelajaran lebih awal ketimbang biasanya, namun tak berinisiatif untuk segera kembali ke kamar.
Jaehyun melirik gadis itu dan seketika gadis itu meringis, ia berbicara secara refleks dan malah menceritakan masalah pribadinya pada orang yang tidak stabil dan tidak mengerti soal situasi di masyarakat.
Doyoung mengutarakan kekhawatirannya setelah baru saja chatting bersama seniornya yang tidak mendapat pekerjaan setelah melamar lebih dari dua puluh perusahaan. Ia takut kalau ia akan bernasib sama seperti si senior, terlebih lagi ia akan lulus tahun depan.
"Hn? Mungkin kau bisa melamar di perusahaan outsourcing? Kudengar banyak perusahaan memakai jasa perusahaan semacam itu untuk menyediakan jasa cleaning service atau security.
Doyoung memang sudah mendengar soal itu, saat ini perusahaan memang banyak menggunakan jasa perusahaan seperti itu karena mereka tidak perlu membayar tunjangan hari raya sehingga lebih hemat.
Jika sebuah perusahaan tidak cocok dengan seorang pegawai, mereka hanya perlu menghubungi perusahaan outsourcing tanpa harus membayar uang pesangon dan repot-repot mencari karyawan pengganti.
Ia pernah mendengar jika salah seorang senior-nya bekerja menjadi petugas kebersihan karena tidak berhasil mendapat pekerjaan dan ia merasa takut bernasib sama.
Doyoung bukanlah satu-satunya orang yang memiliki kekhawatiran seperti ini. Beberapa temannya juga memiliki kekhawatiran yang sama.
"Iya, sih. Tapi... " doyoung mengambil jeda dan seketika berkata, "Tunggu, kenapa aku malah menceritakan hal ini padamu?"
Doyoung seketika tersadar bahwa ia baru saja bercerita mengenai kekhawatirannya pada seorang pasien gangguan jiwa. Rasanya tindakan yang ia lakukan sangat tidak profesional dan lelaki itu juga tak akan memahaminya.
Ia tak menyadarinya pada awalnya, namun sejujurnya ia merasa terlena. Terkadang ia tak memandang lelaki itu sebagai pasien, melainkan sebagai seorang teman dimana ia bisa bercerita banyak hal di luar hal terkait pekerjaan.
"Hn? Kau pikir aku bisa membaca pikiranmu?" Sahut jaehyun seraya mengendikkan bahunya.
Doyoung merasa ingin menghilang detik itu juga. Ia lupa jika jaehyun begitu ahli dalam mempermainkannya.
"Kau tidak perlu meresponnya, tahu," ucap doyoung dengan sedikit ketus. Wajahnya sedikit memerah dan ia bahkan tak berani menatap jaehyun, khawatir jika ia akan menemukan seringaian yang membuatnya semakin memerah malu.
"Kalau begitu kenapa bertanya padaku?"
Doyoung merasa ingin meremas rambutnya saat ini. Tidak hanya jago mempermalukannya, lelaki itu juga ahli membuatnya jengkel dengan membalikkan ucapannya sendiri yang sialnya memang benar.
"Kalau saja kau bukan pasien disini, aku akan memukulmu sekarang juga."
Jaehyun melirik doyoung dengan ekor mata dan mengamati gadis itu dari ujung kaki hingga ujung kepala. Tatapannya tertuju sesaat pada bagian dada doyoung dan ia segera berkata, "sepertinya kau cocok menjadi security."
Doyoung meringis. Lelaki itu tidak sedang berbicara asal karena berhalusinasi, kan? Padahal ia melihat dengan mata kepala sendiri kalau jaehyun baru saja meminum obatnya sehingga mampu berbincang secara normal seperti ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/248896986-288-k968869.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreversible || JaeDo
FanfictionDoyoung, seorang mahasiswi jurusan psikologi tak pernah menyangka kalau ia akan magang disebuah rumah sakit jiwa. Ia merasa khawatir kalau ia akan merasa kelelahan secara mental menghadapi segala kenegatifan di rumah sakit itu hingga ia dipertemukan...