Rate : T
Genre : angst
Note : mental illness
Remake dari cerita by Yue_aoi^^
Warning! Typo bertebaran
Kedua gadis muda itu melangkahkan kaki memasuki kedai panekuk yang sedang populer di instagram setelah menghabiskan satu jam yang menguras emosi dengan mengantri untuk mendapatkan tempat duduk.
Ia merasa bodoh karena menunggu begitu lama hanya untuk mendapatkan tempat duduk digerai panekuk ketika masih ada begitu banyak kedai cemilan lain dipusat perbelanjaan yang tidak mengharuskannya antri selama ini.
Baik dirinya maupun ten telah menggadaikan logikanya setelah melihat foto panekuk tebal yang menggugah selera serta membaca review seorang influencer ternama di instagram mengenai kelezatan panekuk dengan polesan kata berbau promosi sana sini.
Ten mengerlingkan mata menatap pelayan yang mengantarkan panekuk tebal dengan sirup serta berbagai topping yang akan membuat para pembentuk tubuh bergidik ngeri dengan jumlah kalori yang dahsyat.
Perdebatan dengan diet dan kalori. Makan enak hari ini, diet lain kali. Begitulah prinsip yang dianut doyoung dan ten setiap menikmati dessert bersama setidaknya sekali seminggu.
"Ya ampun. Aku tidak sabar menunggu datangnya panekukku. Aku bahkan tidak makan siang hanya untuk menikmati panekuk tebal ini seporsi penuh," ujar ten seraya melirik pelayan yang mengantar panekuk menuju meja lain serta melewati mejanya.
"Aku bahkan tidak makan pagi dan siang, ten," timpal doyoung.
"Aku juga sama, sih," sahut ten.
Kedua gadis itu terlihat seperti gadis rakus yang mengenaskan. Ketika seseorang seusia mereka akan menghabiskan waktu bersama kekasih di akhir pekan, mereka malah menghabiskan akhir pekan bersama hampir setiap minggu.
Kekasih ten sedang melanjutkan studi di luar negri sehingga saat ini gadis itu bebas layaknya gadis lajang. Sedangkan doyoung sendiri tidak memiliki kekasih. Mengingat mereka berdua menyukai dessert, maka mereka memutuskan untuk mengunjungi setidaknya satu kedai dessert.
"Kurasa kun akan menyukai panekuk disini. Aku melihat rasa cinnamon roll di buku menu," ujar doyoung mengingat salah satu teman kuliah mereka yang terkadang ikut untuk hang out bersama.
"Sayang sekali dia tidak bisa ikut, ya. Katanya sih dia sengaja tidak mengambil libur agar magangnya cepat selesai."
Doyoung mendadak teringat akan jadwal magangnya sendiri. Jika sebelumnya ia ingin segera menuntaskan magangnya, kini ia malah berharap magangnya tak segera berakhir. Ia bahkan sengaja mengambil cuti di akhir pekan agar waktu magangnya bisa berakhir lebih lama.
Ia berpikir kalau dirinya terkena karma karena sebelumnya mengoceh panjang lebar soal kesialannya mendapat magang dirumah sakit jiwa yang ternyata malah benar-benar dinikmatinya.
Dan tuhan seolah memberi kesempatan agar ten ikut mempermalukannya ketika gadis itu mendadak berkata, "Ngomong-ngomong, kenapa kau mengambil cuti? Bukankah kau bilang ingin magangmu cepat selesai? Kau kan bisa bekerja di akhir pekan, berbeda magang ditempat kantor sepertiku."
Doyoung meneguk ludah. Ia terlalu malu mengakui jika ia sengaja melakukannya agar jadwal malangnya berakhir lebih lama.
"Yah, bekerja setiap hari melelahkan juga. Aku juga butuh refreshing."
Doyoung menyadari jika kekagumannya pada jaehyun semakin meningkat. Ia mengagumi rupa lelaki itu, bukan hanya rupa fisiknya yang memang menawan, namun juga hatinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Irreversible || JaeDo
FanfictionDoyoung, seorang mahasiswi jurusan psikologi tak pernah menyangka kalau ia akan magang disebuah rumah sakit jiwa. Ia merasa khawatir kalau ia akan merasa kelelahan secara mental menghadapi segala kenegatifan di rumah sakit itu hingga ia dipertemukan...