Rate : T
Genre : angst
Note : mental illnes
Remake dari cerita by Yue_aoi
Makasih banyak Udh di izinin buat remake^^Rasa penasaran yang di miliki doyoung semakin menguat setiap kali tatapannya tanpa sengaja bertemu dengan sosok lelaki itu.
Ia pikir, lelaki itu adalah sosok yang normal dan bahkan cukup ceria. Ia beberapa kali memandangi lelaki itu dan mendapatinya sedang tersenyum saat berbincang pada petugas ataupun sesama penghuni rumah sakit jiwa lainnya. Doyoung merasa jika dia adalah sosok yang tenang dan tidak mengerikan dibanding apa yang dibayangkan doyoung mengenai sosok pasien rumah sakit jiwa.
Doyoung berharap jika ia memiliki kesempatan untuk berbincang dengan lelaki itu hari ini. Sayangnya ia sama sekali tak mendapat kesempatan karena ia harus bertemu dengan berbagai pihak serta mengamati para petugas yang membimbing para pasien melakukan kegiatan bersama.
Dan malam ini doyoung memutuskan untuk pulang pada pukul setengah sepuluh, setengah jam sesudah seluruh pasien masuk ke dalam bangsal masing masing dan pintu terkunci. Ia benar benar lelah setelah evaluasi dan bahkan hampir tidak bisa membuka matanya.
Sebetulnya pemilik rumah sakit jiwa telah menyarankannya untuk menginap dikamar kosong untuk staf karena doyoung terlihat sangat lelah, tetapi doyoung menolak dengan tegas. Ia tidak berniat untuk tidur ditempat kerjanya, apalagi jika tempat itu adalah sebuah rumah sakit jiwa.
Doyoung memutuskan untuk berjalan kearah taman dan menyandarkan tubuh ke kursi yang kini telah kosong. Taman itu sepi tanpa seorangpun disana, namun terasa nyaman bagi doyoung. Setidaknya lebih baik menikmati suasana sepi ketimbang mendengar jeritan mengerikan seperti yang didengarnya siang tadi.
Tangan doyoung meraih kopi hitam kalengan yang diberikan salah seorang dokter dan ia segera membukanya. Ia mengangkat kaleng itu dan berniat meminumnya, tetapi segera berhenti ketika mendengar suara langkah.
Doyoung menoleh kebelakang dan mendapati sosok lelaki berambut fawn dengan tatapan tajam itu sedang berjalan ke taman. Lelaki itu terkejut untuk sesaat ketika melihat sosok seseorang di taman, begitupun dengan doyoung.
"Kau yang baru magang di sini?" Lelaki itu dengan santai, seolah tak peduli dengan keterkejutan yang masih nampak diwajah sang lawan bicara.
Doyoung menganggukkan kepala "Eh? kau tahu?"
Lelaki itu tertawa pelan hingga menampakkan lesung pipinya dan menatap doyoung "Kau sendiri yang memperkenalkan diri siang tadi"
Doyoung meringis. Ia berpikir kalau lelaki itu mungkin saja tidak mengingatnya, lagipula bukankah ada beberapa pasien rumah jiwa yang memiliki halusinasi? Bisa saja lelaki itu mengira ucapannya adalah halusinasi sehingga memutuskan untuk tidak mengingatnya, kan?
Lelaki itu segera mengulurkan tangan dan berkata "jaehyun, senang bertemu denganmu"
Doyoung terlihat ragu untuk sesaat dan menatap tangan yang terulur padanya. Kemudian ia memutuskan untuk bersalaman dengan lelaki itu, ia menyadari kalau tangan jaehyun cukup hangat, berbeda dengan kesannya yang terlihat dingin entah kenapa.
"Nama mu hanya jaehyun saja?"
Jaehyun, lelaki itu terdiam untuk sesaat. Matanya seolah menerawang dan bibirnya terbuka sedikit, tetapi tak ada satupun kata yang keluar.
Doyoung merutuki kebodohannya sendiri. Bagaimana bisa ia bertanya seperti itu pada pasien rumah sakit jiwa? Padahal bertanya begitu pada orang normal saja terkesan tidak sopan. Ia takut kalau pertanyaan itu akan menimbulkan kenangan yang tidak menyenangkan dan bisa saja lelaki itu akan mengamuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreversible || JaeDo
FanfictionDoyoung, seorang mahasiswi jurusan psikologi tak pernah menyangka kalau ia akan magang disebuah rumah sakit jiwa. Ia merasa khawatir kalau ia akan merasa kelelahan secara mental menghadapi segala kenegatifan di rumah sakit itu hingga ia dipertemukan...