28. Crawling Back

2.4K 148 39
                                    




Aku bukan pemabuk

tetapi aku adalah pecandu

Aku bukan malaikat

tetapi aku hanyalah sosok iblis

Itu tak lebih karenamu

Tetapi aku ingin mencandu dalammu sekali lagi,

Mendengarmu menyebutku iblis tetapi mencintaiku sepenuhnya.

- Sena White

"Apa yang terjadi?" tanya Erlan padaku sementara aku meneguk lagi minuman ini, berusaha mengatur nafas dan hanya menatap nya dalam diam.

Perlahan, aku menuangkan minuman keras ini ke gelas Erlan dan memintanya minum untuk menemaniku di bar ini.

Erlan mengangkat kedua bahu dan tertawa kecil seolah tahu dengan keadaanku, ikut minum denganku dan mengeluarkan desahan lega sehabis minuman itu membasahi tenggorokannya.

"Sudah lama aku tidak menikmati momen ini." Erlan melihat ke sekelilingnya, mencari-cari teman wanita untuk menemaninya.

"Kenapa di tempat ini seperti rumah ibadah?" tanya pria itu, melihat ke sekelilingnya hanya terlihat tenang dan tidak ada wanita menggoda di sekitar kami.

Aku sengaja memilih bar ini agar membuatnya tidak berfokus pada wanita penggoda di dekatnya.

Dia menangkap tatapan seorang wanita sendiri duduk sambil meneguk minumannya, seperti menggoda Erlan dengan tatapan mengajaknya untuk bergabung.

Saat ia hendak bangkit, aku menahan bahunya dan mengatakan,"kau adalah pacarku malam ini, jangan khianati kesetiaanku, Erlan."

"What?!" Pria itu seperti menggila dan menarik tanganku pelan-pelan lalu menaruhnya ke meja sambil berkata,"aku tidak ingin sampai ke tempat tidur bersamamu, White."

"Bagaimana kalau aku mencarikanmu model yang cantik untuk menggantikan Mitha?" usul Erlan dan aku menatapnya garang, ia pun mengangkat kedua tangan lalu teringat,"aku tahu kau masih memiliki Mauren."

"Oh come on, you still hold another woman.. Don't get rid of.."

Aku langsung saja memberikan tatapan kesal pada Erlan sementara dia menelan susah-susah minumannya, tersenyum kecil,"maafkan aku."

Erlan menaruh siku tangannya ke meja lalu menatapku serius,"apa kau sudah mengatakannya pada Mitha?"

Diam sejenak untuk berpikir.

"Baiklah. Kau sudah mengatakannya dan dia menolakmu." Jawab Erlan sendiri lalu meneguk kembali minumannya.

"Dimana Reihan?" tanya Erlan, mengelus tengkuknya merasa canggung,"aku merindukan pria itu."

"Kenapa kau tiba-tiba merindukan musuhmu sendiri?" tanyaku dengan nada mencibir.

"Oh ayolah, terkadang Tom and Jerry bisa bersahabat." tukas Erlan dan bertanya,"berapa hari lagi pernikahanmu dengan Mauren?"

"Kami belum tentukan tanggalnya." jawabku dengan pelan.

"Dan kenapa kau harus menunggu?" tanya Erlan lagi, mencari-cari jawaban di antara tatapan kami.

"Aku akan melakukannya resmi di depan keluarganya, melamar Mauren dan meminta restu layaknya seperti pernikahan tradisional."

"You're classic, dude. I see it." Erlan menaruh bibirnya ke ujung gelasnya sambil memperhatikanku lalu mengatakan,"kau benar-benar tidak bisa ditebak."  

"Dan kau benar-benar tidak bisa disangkal, Erlan." Sahutku, melihat gelas milikku dan melamunkan tentang Mitha yang menolakku mentah-mentah.

Bahkan di saat terakhir, dia mengatakan tentang perasaannya yang masih mencintaiku dan membenci untuk melakukannya lagi untukku.

MITHA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang