7. Another Reality

1.9K 141 5
                                    




Sena

Aku datang ke rumah untuk menyampaikan keputusanku pada mama.

"Aku akan menikahi Mauren." ucapku tanpa basa-basi lagi saat ia duduk di sofanya sedang menikmati secangkir teh sambil membaca sebuah buku.

"Kau sudah menemukan wanita itu lagi?" tanya mama seperti tidak suka.

Aku mengangguk dan mengatakan,"mama harus menerima Mauren sebagai menantu dari keluarga kita."

"Aku tidak akan mudah menerimanya, Sena. Kau bisa menikahinya tapi jangan bawa dia ke hadapan mama."

"Pergilah dan kau akan menghadapi banyak masalah, saat itulah mama tidak akan membantumu."

Mama kembali meminum tehnya perlahan lalu menarik lembaran buku itu, berfokus pada bacaannya.

"Kau tunggu apa lagi, Sena?" tanya mama, masih tidak ingin melihatku.

"Pergilah. Kau tidak mau membawa Mitha kepada mama. Jadi mama tidak memerlukanmu disini."

"Apakah hanya Mitha yang ada di pikiran mama?" tanya, masih berusaha menahan amarah,"aku adalah anak mama. Bukan Mitha."

"Dia hanya anak sahabat mama. Aku adalah darah daging mama sendiri. Kenapa seolah dia lebih penting di rumah ini?"

"Benar. Dia lebih penting disini daripada dirimu, Sena. Jadi pergilah."

Aku menggeram dan tidak ingin berlama disini sampai pergi meninggalkan mama masih dalam keadaan tenangnya. Ia bahkan tidak mau melihatku untuk terakhirnya.

Aku meragukan diriku sendiri apakah aku adalah anak kandung mama atau tidak.

Ponselku berdering dan mendapat panggilan dari Erlan. Ia memintaku untuk bertemu dengannya sekarang.

Dan sekarang, kami sudah di depan rumah Reihan. Erlan mengajakku bertemu tadi karena mengatakan kalau ia merindukan Alisa.

Reihan meminta kami menunggu di ruang tengah dan kembali lagi setelah mengurus beberapa hal di ruang kerjanya. 

"Kau terlihat seperti orang yang tidak punya harapan, Sena." tanya Erlan dengan santai, menyilangkan satu kaki ke kaki lain.

"Kau terlihat seperti calon pengantin yang ingin melamar anak tuan rumah ini."

"Aku memang memiliki rencana itu. Indira sangat sulit untuk ditaklukan dan lihatlah Alisa, dia tergila-gila padaku." sahut Erlan.

Reihan berdehem dan mendengar perkataan sahabatnya itu lalu duduk bersama kami.

"Uncle." teriak seorang anak kecil yang berjalan sambil melompat kesenangan karena melihat ada sosok pujaan hatinya di sini sekarang.

"My prince." Ia terlihat baru pulang dari sekolahnya dan melempar tas itu ke atas sofa lalu duduk di tengah kami.

Lauren yang bersamanya, hanya menggeleng kepala dan menyusul duduk di sebelah Reihan.

Alisa melihatku dan Erlan bergantian. Ia pun memeluk tangan Erlan dan berkata,"kenapa tidak pernah lagi berkunjung disini, om?"

"Tentu saja sibuk mencari uang, Alisa sayang. Karena akan memikirkan modal pernikahan pangeran dengan putri secantik Alisa."

Lauren menatapnya dengan lebar dan memegang tasnya dengan erat seolah ingin melempar barang itu ke wajah Erlan.

"Papa, Pangeran Erlan mau nikahin aku." senang Alisa.

"Tidak. Papa tidak akan menikahkanmu dengan kakek setua itu suatu hari."

MITHA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang