5. Digusur (Sadness)

2K 169 6
                                    




Mitha

Aku berhenti di sebuah mini market, lalu membeli sebuah cup mi instan dan menaruh air panas yang sudah disediakan disana. Setelahnya, mengambil botol air mineral. Aku membayar ke kasir lalu menaruhnya ke atas meja makan sana. Aku menatap ke luar kaca sini.

Apa yang sebenarnya diinginkan Sena?

Kenapa dia bertingkah seemosional seperti tadi?

Sudah beberapa menit, aku pun memakan mie instan ini dan pelan-pelan menyereputnya masuk ke dalam mulutku.

Setelah menghabiskannya, aku kembali bergegas pulang ke panti.

Sudah sore hari, seharusnya orang-orang di panti sudah sibuk tetapi kenapa sepi sekali?

Aku masuk ke dalam dan mereka berkumpul entah mengapa.

Ibu panti memintaku duduk bersama mereka dan menceritakan ada sebuah surat datang dari seorang petugas karena mengatakan panti mereka didirikan di sebuah tanah sengketa. Akan ada peralihan tanah menjadi milik swasta karena perusahaan tersebut akan membangun proyek besar disana.

Bagaimana bisa mungkin ini tanah sengketa?

Bukankah mereka sudah berpuluh tahun menghuni tempat ini?

Mereka diberi kesempatan selama tujuh hari untuk bergegas pergi.

Beberapa bulan disini saja sudah membuatku menganggap mereka seperti keluarga apalagi mereka yang sudah bertahun-tahun.

Para orangtua bersedih sementara anak-anak diam saja tidak mengetahui permasalahan ini.

"Saya akan mencari panti-panti sosial yang siap menerima kalian semua.Tapi, dengan cara memisahkan orangtua dengan anak-anak. Orang tua akan diberikan ke panti jompo tapi akan sangat sulit menemukan panti jompo bersifat sosial, kalau tidak ada, saya akan menelepon kembali para anak dari orangtua untuk menerima kalian atau membiayai panti jompo swasta pilihan mereka. Dan untuk anak-anak panti, akan dicarikan panti asuhan. Karena jumlah kita semua banyak, ibu akan menyebar kalian. Tidak ada pilihan lain lagi."

"Kita bisa memperjuangkan tanah ini. Ibu memiliki sertifikatnya bukan?" tanyaku di tengah pembicaraan serius kami.

"Sertifikat itu sudah cukup lama hilang. Ibu hanya meneruskan warisan dari suami. Tidak hanya kita. Ada beberapa rumah yang tak jauh dari sini akan digusur oleh pihak mereka."

Kami tidak bisa mengatakan apapun karena pembelaan kami tidak berdasarkan hukum tertulis.

Megan baru saja pulang dan melihat kami dalam keadaan bingung lalu bertanya. Ia sungguh terkejut dan mencoba cari cara tapi hasilnya tetap sama.

Ibu panti meminta Megan untuk membawa adik-adiknya agar tidak terpisah kalau disebar ke panti asuhan lain.

Megan belum cukup memiliki banyak tabungan untuk mandiri membesarkan adik-adiknya tapi itulah satu-satunya cara agar mereka tidak terpisah. Ia pun memeluk kedua adiknya dan mengatakan,"kita harus tetap mempertahankan rumah ini!"

Ibu panti hanya diam saja dan pergi ke ruangannya. Ia seperti memikirkan bagaimana solusi tentang kejadian ini.

Aku menarik dokumen pengusiran ini dan menemukan sebuah perusahaan yang tidak asing bagiku. Ini adalah perbuatan Sena. Bagaimana dia berniat untuk menggusur pemukiman masyarakat miskin agar membangun pabrik disini?

Aku harus menemui pria itu lagi.

*******

Keesokan harinya, aku segera mencari Sena ke kantornya. Wanita yang bertugas sebagai Front office masih mengenaliku dan meminta menunggu.

MITHA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang