17. Before you go

2.1K 174 27
                                    




Hari berlalu lagi, dan masih menyisakan kesakitan itu bersamaku. Aku hanya mengikuti kegiatan seadanya di rumah ini.

Tante Elia berusaha mengajakku makan bersamanya. Makan pagi, siang bahkan makan malam dan setelah itu, memintaku untuk sekedar minum teh bersama di ruangannya. Tapi aku bersikeras menolak.

Sena melihatku hanya diam saat makan malam bersama keluarga ini. Tante Elia meminta saranku mengenai pernikahan kami. Dan aku serahkan semuanya pada tante Elia. Rencana pernikahan itu sudah separuh berjalan, mengingat tante Elia punya segalanya dan gampang sekali memanggil pekerjanya untuk menyiapkan semua. Ia akan membawaku untuk mencari gaun pernikahan dan aku hanya mengangguk saja.

Selesai makan malam, aku bergegas pergi ke kamar tidur. Mereka hanya melihatku seolah tidak ingin menghentikanku, memahami kenapa aku seperti ini, tak lebih hanya karena perbuatan Sena. Anak mereka terlihat dingin dan mengucapkan kata-kata pedas padaku.

"Apakah kau melakukan hal buruk lagi pada Mitha?" tanya tante Elia dengan suara pelan, tapi aku masih bisa mendengarnya dari sini.

"Tidak ada." jawab Sena seolah melupakan kejadian itu.

Ia bahkan menyakitiku, hampir membuatku kehabisan nafas di genggaman tangannya. Sena hanyalah iblis di tubuh manusia itu.

Apa yang membuatku mencintai pria itu dulu?

Aku melangkahkan kedua kaki menuju kamar dan tiba di balkon, menenggelamkan diriku dalam pikiranku sendiri.

Apakah sebaiknya aku memberitahu tante Elia untuk membatalkan pernikahan ini, hidup sendiri dengan anakku atau menikahi Axel?

Berselang waktu, aku masuk kembali ke dalam kamar dan memeriksa lagi apakah pintu kamar itu terkunci dengan baik lalu menarik diri untuk tidur di ranjang.

Terbangun karena sebuah ketukan pintu dari luar, aku turun dari ranjang dan berjalan kesana.

Ada tante Elia setelah aku membukakan pintu untuknya.

"Tante akan memeriksa tempat acara pernikahan kalian hari ini. Dan untuk gaun nikahnya, tante sudah meminta desainernya besok memberi waktu pribadi untuk kita. Apakah kau ingin ikut dengan tante melihat tempat kalian hari ini?"

"Aku percaya dengan tante. Aku hanya ikut untuk fitting gaun besok saja." Aku tersenyum pada tante Elia,"aku tidak enak badan, tan."

Tante Elia mengangguk paham dan mengelus pipiku,"kau bisa istirahat, sayang."

Saat bersamaan, tante Elia seperti merasakan ada sesuatu yang terjadi padaku dan memperhatikan tubuhku.

"Kau terlihat-"

"Aku baik-baik saja, tan. Jangan khawatir." ucapku padanya, menyimpan kabar kehamilanku sampai aku benar-benar menikah dengan anaknya. Ini tidak akan lama lagi.

Tante Elia akan menyelesaikan semuanya dalam waktu singkat dan awal bulan depan, aku dan Sena akan menyelenggarakan pernikahan.

Masuk ke dalam kamar lagi, aku melangkah ke kamar mandi dan membasuh wajah dengan air dari keran. Lalu melihat ke cermin di hadapanku. Kenapa aku tiba-tiba merindukan mama?

Sebaiknya aku menemui mama besok setelah melakukan fitting baju. Mama pasti akan bahagia. Aku akan sering bertemu dengan mama setelah pernikahan ini terjadi. Dan papa pasti membuka kedua tangannya lagi untuk menyambutku.

Aku tersenyum sejenak tapi kemudian murung lagi. Apakah Sena akan benar-benar menerimaku dan juga anak ini.

Seperti kata Megan, Sena tidak mungkin membenci anak kandungnya sendiri. Aku melihat perutku lalu mengelusnya.

MITHA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang