15. First chance

1.7K 158 12
                                    







Aku terbangun melihat Megan sudah berada di dekatku. Ia hanya memasang senyum saat memperhatikanku.

"Kau terlihat lebih baik." Ia menyentuh keningku,"suhu badanmu juga sudah tidak panas lagi. Itu mungkin karena Axel memelukmu saat tidur."

"Darimana kau tahu?" tanyaku masih berusaha menggerakkan tubuh dan setengah duduk.

"Kalian lupa mengunci pintu dan aku melihatmu sudah tertidur pulas di pelukannya."

Megan tersenyum lagi,"itu adalah hal terindah yang ku lihat saat Axel memelukmu dengan sayang."

"Dan dia pergi?" tanyaku pada Megan.

"Tidak." Ia menggeleng,"aku membiarkan kalian disini dan lebih memilih menginap di rumah temanku."

"Dan tadi pagi ia menitipkan pesan untuk menjaga kesehatanmu. Dia sangat perhatian sampai memberikanku uang sepuluh digit hanya untuk memberimu makanan bergizi bulan ini. Dan kalau aku butuh apa-apa, bisa menghubunginya." Megan menunjukkan sebuah cek padaku sambil tersenyum bahagia,"aku akan sangat beruntung memiliki kakak ipar sepertinya."

"Mitha." panggil Megan sambil memandangku penuh selidik,"bagaimana dengan hasilnya?"

"Aku hamil."

Megan terlihat sangat bahagia lalu spontan mengubah raut muka menjadi datar,"apakah benar-benar Sena yang melakukannya atau Axel?"

"Aku tidak pernah tidur dengan Axel."

"Lalu kemarin malam?" tanya Megan.

"Kami hanya tidur tanpa berbuat intim, Megan." Aku mengoreksinya.

"Kau harus mengatakannya pada Sena, Mitha." suruh Megan.

"Untuk apa? Aku bisa memiliki Axel." terangku.

"Itu benar sekali. Tapi aku yakin kau tidak menginginkan anak itu memiliki seorang yang bukan ayah kandungnya."

Aku menatap Megan dan membalas,"kau benar, Megan. Itulah yang aku pikirkan sekarang."

"Apa yang harus aku lakukan?" tanyaku pada Megan.

"Axel adalah pria baik. Kau juga pernah menceritakan tante Elia sangat baik dan menyetujui pernikahanmu dengan Sena  meski anaknya sangat sulit menerimamu. Tapi bagaimanapun itu adalah anak dari Sena. Ia pasti akan menerimanya. Datanglah pada tante Elia. Ia pasti akan memperjuangkanmu, demi cucunya di dalam perutmu."

"Aku sangat membenci Sena, Megan."

Aku menjatuhkan air mata dan mengungkapkan,"Axel sangat mencintaiku. Dan dia..."

"Kau tidak mencintai Axel." jelas Megan,"kau hanya mencintai pria itu. Sena."

"Berikan kesempatan untuk anak ini, Mitha." pintanya padaku.

"Dia adalah pemersatu hubunganmu dengan Sena. Dan titipan Sang Pencipta untuk kalian berdua. Ini mungkin sudah jalan bagi akhir kisah kalian." Megan memelukku sejenak lalu menangkup kedua pipiku,"kau harus memberitahu pada Sena dan keluarganya."

"Aku belum siap, Megan. Bagaimana Sena menolaknya?" tanyaku cemas.

"Kau masih memiliki Axel untuk menerimamu." Dia tersenyum menenangkanku,"ia pasti memperjuangkanmu."

"Berikan kesempatan pertama untuk anakmu dahulu. Kalau dia bisa memilih, ia akan memilih hidup bersama ayah kandungnya. Sena membencimu tapi tidak anakmu, Mitha."

Aku mengangguk paham dan mengungkapkan,"sejujurnya aku juga takut kalau anakku bernasib sama sepertiku saat ini. Kau mengetahui semuanya, Megan. Aku tidak ingin hal sama terjadi padanya."

MITHA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang