29. Half Light

2.2K 140 31
                                    


Mitha

Aku terkejut mendapati Axel mengambil ponsel dari telingaku, menatapku sejenak sambil memperingati Sena di seberang sana dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Axel sungguh terdengar kesal dan memperingati Sena untuk berhenti menggangguku. Dan ancamannya terdengar serius dan raut wajah itu terlihat begitu kesal juga mematikan.

Aku sendiri bingung harus berkata apa sekarang setelah Axel memutuskan kontak mereka. Bahkan aku bisa mendengar jantungku sedikit berdetak lebih kencang dan perlahan membuka suara,"dia selalu meneleponku dan aku hanya mau Sena untuk berhenti.."

"Aku tahu. Aku dengar kau memohon padanya untuk tidak menganggumu, Mitha. Caramu salah. Sejak awal aku sudah katakan untuk memblokir nomornya, sayang."

Axel melihat lagi nomor itu dan benar-benar memblokir nomor Sena lalu menghapusnya.

"Sena selalu berganti nomor dan aku bahkan tidak tahu itu adalah dia."

Perlahan Axel mengelus keningku dan merapikan poniku,"tidak apa. Kau tidak perlu takut padaku. Ini bukan salahmu."

Aku menghela nafas karena Axel memahamiku dan dia mengatakan,"jangan pernah pulang malam dari kantormu. Sena selalu mengambil kesempatan untuk mencari waktu menemuimu."

"Darimana kau tahu, Axel?" tanyaku padanya.

"Aku sangat mencintaimu, tentu saja aku mengawasimu, Mitha. Ini juga tidak lebih untuk keamananmu. Dan ternyata brengsek itu benar-benar mencari kesempatan untuk menemuimu."

"Jangan lagi jatuh pada pria seperti itu, my queen." terang Axel,"kau pantas bersama pria yang menghormatimu dengan baik bukan seperti Sena White."

Aku mengangguk paham dan tidak tahu harus mengatakan apa.

"Kau tahu berapa hari lagi kita akan menikah?" tanya Axel untuk memastikanku mengingatnya.

"Iya. Aku tahu." Jawabku dengan anggukan.

"Dan kau harus berfokus pada hari penting itu." Axel memegang kedua tanganku lalu mengecupnya lama, ia menatapku lagi,"ingat bagaimana dia mencampakkanmu, Mitha."

Aku menatap Axel cukup lama, bahkan sirat matanya menunjukkan rasa takut.

Ingat bagaimana dia mencampakkanmu, Mitha.

Rasanya aku ingin menangis sekarang ini tapi aku tahan. Lawan perasaan lamamu pada Mitha, lihatlah ada Axel di depanmu dan benar-benar tulus mencintaimu.

Rasanya ingin membuka mulut tetapi aku tahan. Aku tidak ingin merusak apapun di hari menjelang pernikahanku.

Axel adalah pilihanku.

"Jangan lagi sekalipun bertemu dengan Sena." Axel memperingatiku tetapi dengan suara lembutnya, mengecup keningku cukup lama.

Ia melepaskan kecupan itu dari keningku lalu pergi.

Tunggu.

Axel benar-benar membawaku ponselku dan keluar dari ruangan kantor ini dengan langkah tegasnya.

Aku bahkan takut untuk mengambil ponselku kembali karena melihatnya menahan rasa marahnya padaku.

Selesai melihatnya pergi, aku melangkah keluar ruangan dan menemukan Lucy dengan tatapan bingung.

"Apakah ibu ber-" Lucy menghentikan pertanyaannya dan melihat punggung Axel di sana.

"Bagaimana caranya saya menghubungi ibu Mitha kalau pak Axel membawanya?" tanya Lucy memperhatikan ponselku dibawa oleh Axel.

MITHA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang