A first taste (18/21+)

2.5K 154 13
                                    


Hallo teman-teman, ini akan berunsur cerita dewasa 18+ dan minuman keras 21+.

Selamat membaca dengan baik dan tenang karena akan membuatmu sedikit gelisah ckck

Mitha

Tiga hari berturut-turut, aku melihat Sena lagi-lagi datang ke tempat ini. Apakah dia menginap di gedung ini?

Apa yang sudah terjadi padanya sampai ia terlihat frustasi seperti itu.

Sena sudah seperti terlihat mabuk. Dan bahkan ia tidak tahu sudah meminum banyak alkohol berat itu.

Apakah dia pikir itu adalah air putih.

Saat aku melayani seorang tamu di depanku, ada sebuah keributan terjadi. Itu adalah Sena bersama seorang pria dengan wanitanya.

Dia seperti merutuk tidak jelas.

Kami para pelayan mendekat ke sana. Aku pun memiliki simpati pada pria brengsek itu yang terjatuh ke lantai dan berulang kali ingin bangkit tapi tidak bisa.

Ia seperti meluapkan amarahnya.

Manajer kami datang dan memintaku untuk membawanya keluar. Dia menyuruhku mengeluarkan dari gedung ini dan salah satu temanku berkata kalau dia memiliki black card member, berarti Sena adalah pelanggan tetap. Dia juga punya akses penginapan VIP disini.

Aku merangkulkan satu tangannya ke atas bahuku, lalu membawanya keluar dari sana.

Pria ini benar-benar merepotkan.

Aku membawa Sena melangkah ke lift sambil membopong tubuh besarnya. Ia sekali-kali menggerutu pelan dalam keadaan mabuknya.

Tanganku menarik sesuatu dari sakunya. Ia pasti memiliki sebuah kartu untuk kamar VIP disini. Benar saja. Aku pun lanjut membawanya yang tidak berjalan dengan benar. Sekali-kali kami terjatuh ke lantai karena ia tidak bisa seimbang berjalan.

Pintu lift terbuka, kami masuk ke dalamnya.

"Kenapa semua orang menyebalkan?" tanya Sena masih mabuk.

"Kau juga menyebalkan." jawabku.

"Aku tidaklah menyebalkan. Yang menyebalkan adalah mamaku sendiri. Dia mengusir anaknya dan bahkan tidak ingin melihat wajahku hanya karena ingin menikah dengan kekasihku."

"Kau seharusnya mendengarkan mamamu." saranku.

Dia hanya tertawa dan aku membawanya keluar dari lift ini.

"Apakah kau mau menikah dengan perjodohan paksa?" tanya Sena lagi.

Aku hanya diam tidak menyahut.

"Kau juga tidak ingin menikah dipaksa. Dan aku merasakan kesakitan itu sampai akhirnya kekasihku sendiri pergi dariku. Dia meninggalkanku tanpa alasan, padahal kami akan segera menikah."

Aku menatap kedua mata Sena dan ia terlihat seperti orang menyedihkan. Apakah Mauren benar-benar meninggalkan pria ini?

Kedua mataku kembali berfokus mencari nomor kamarnya, menelusuri lorong ini sambil membawa tubuh besarnya. Akhirnya, aku menemukannya lalu menggesek kartu ini sampai pintu dapat dibuka. Sena tertawa-tawa dalam mabuknya. Aku menarik lagi pria ini untuk masuk ke dalam dan menjatuhkannya ke atas ranjang.

Sejenak aku memperhatikan pria brengsek ini, bagaimana bisa aku masih peduli dengannya?

Aku pun setengah menunduk untuk membantu membukakan kedua sepatunya.

"Apa benar kau Mitha?" tanya dia tiba-tiba.

"Kau juga sangat menyebalkan." lanjutnya.

"Mamaku sampai mengusir anaknya sendiri karena tidak ingin menikahimu."

MITHA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang