ONE

4K 513 67
                                    









━━━family meeting in (gloomy) christmas.







Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







SUDAH delapan tahun tepat setelah kejadian kala itu dan sampai sekarang aku tidak paham apa yang Ibu dan Bibi Walburga bicarakan. Yang kutahu Bibi ingin aku menikah dengan Sirius atau Regulus, tapi Ibu menolak. Dan aku tak pernah mendengar Bibi Walburga membahas hal itu lagi sampai saat ini.

Aku baru saja kembali dari makam Ibu bersama Ayah. Air muka Ayah selalu sendu disaat seperti ini, aku tak pernah melihatnya menangis bahkan saat prosesi pemakaman. Aku memeluk lengannya dan mengelusnya pelan. Ayah mengecup puncak kepalaku setelahnya.

Ibu meninggal saat aku berusia sembilan tahun, begitu pula adikku yang baru saja lahir di dunia. Adikku bernama Alphard karena Ibu yang meminta.

Mereka dikuburkan bersebelahan. Begitupula dengan kakak perempuanku yang hanya bertahan hidup dua bulan setelah lahir. Ia bermama Aquila. Sayang sekali, kami tak pernah melihat elang itu terbang.

Setelah berziarah, kami pergi mendatangi perkumpulan keluarga saat natal. Itu wajib. Mau tidak mau aku harus datang. Aku sempat meminta pada Ayah agar tidak berkunjung sebelum acara natal keluarga tapi Ayah menolak. Ayah selalu balik bertanya, 'Apa kau tidak ingin merayakan natal dengan mereka?' Aku enggan menjawab walau memendam banyak sekali argumen yang mungkin saja bisa menang dari Ayah. Pada akhirnya aku menjadi gadis penurut dan menyembunyikan wajah sedihku sekeras mungkin di depan keluarga besar saat berkumpul.

Paman Orion menyambut Ayah dan aku saat kami tiba. Tanpa disuruh pun aku sudah menempati kursiku di hadapan Ayah.

Aku menatap sendu kursi kosong di sebelah Bellatrix dan Rodolphus. Seharusnya Andromeda dan pasangannya bisa duduk di sana, namun pintu keluarga ini tertutup untuk Andromeda. Sebuah kesalahan menikahi seorang darah lumpur.

Aku melirik Sirius di ujung meja yang terlihat tidak berkenan. Bahkan duduknya tidak memenuhi etiket. Bibi Walburga sudah meliriknya tajam berkali-kali, tapi Sirius tidak menunjukkan rasa peduli barang sedikit.

Aku masih ingat saat sorting ceremony. Sirius dipanggil setelahku. Begitu terkejut diriku saat ia ditempatkan di Gryffindor. Sirius nampak bangga tapi aku tidak. Aku hanya memikirkan tanggapan Paman dan Bibi waktu itu. Sebelum masuk Hogwarts saja Sirius sudah sering adu mulut dengan Bibi Walburga, apalagi setelah mengetahui jika Sirius masuk asrama para singa. Bibi marah besar. Mulai hari itu Sirius disebut sebagai pengkhianat. Padahal semua itu keputusan Topi Seleksi.

Aku melirik Regulus yang semakin kemari kian pendiam. Ia masih tersenyum padaku. Dia memang adik kesayanganku.

"Apa kabarmu, Leaena?" Tanya Kakek Pollux yang duduk di tengah. Di hadapannya duduklah Kakek Arcturus, ayah dari Paman Orion.

𝐎, 𝐑𝐎𝐌𝐄𝐎! | James PotterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang