THIRTEEN

2K 376 131
                                    








━━━breakfast?











Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











ZOYA Curie mencegah kami di pertengahan jalan ketika Liam hendak membawaku ke dapur. Gadis itu hampir membuatku berteriak malam-malam karena terkejut. Zoya rupanya ingin ikut dan Liam mengiyakan. Betapa baik Liam. Aku tidak akan mengizinkan Zoya karena semakin banyak orang, semakin besar kemungkinan kami ketahuan prefek. Apalagi saat sampai dapur ada tambahan satu anak Hufflepuff kenalan Liam.

Tak kusangka kenalan Liam adalah siswa populer Hogwarts selain Marauder. Alex Hope. Pemuda itu ku akui rupawan. Tinggi, berambut merah kepirangan, mata cokelatnya sangat ramah, dan senyumnya membuatku terperangah. Aku tak pernah bertemu orang yang justru semakin tampan dengan bintik di wajahnya selain Alex Hope ini.

Melihat Alex, rasanya seperti angin segar. Keindahannya berbeda dari semua anggota keluargaku. Ia memiliki aura yang dapat membuat hati siapa saja sejuk. Alex sangat supel. Ia disukai semua orang kecuali Filch, mungkin. Akupun menyukainya. Sayang ia darah lumpur. Dan darah lumpur ini yang akan memberiku makan.

Alex menyapa kami pelan. Menjabat tangan kami satu per satu. Aku tertegun dengan tindakannya.

Liam berbincang sejenak dengan Alex. Apa Tuan dan Nyonya Avery tahu jika Liam berteman dengan Alex Hope? Kuharap tidak. Liam terlihat bahagia. Sebagai teman dan calon istrinya — meski belum pasti — aku senang. Liam akhir-akhir ini murung.

Alex mengalihkan atensi padaku, ia tersenyum. Aku balas senyum singkat.

"Apa makanan favoritmu?" tanya Alex.

"I'm fine with anything edible."

"Leaena suka yang mahal," celetuk Zoya lebih seperti mencibir. Aku menyikut lengannya cepat.

Alex terkekeh. "Kalau kau mengharapkan lobster bercangkang emas, tolong turunkan ekspektasimu."

Aku menggelengkan kepala sembari memutar bola mata. Sebagai siswi Hogwarts aku tahu bagaimana kualitas makanan di sini.

"Selama ada teh, Lea akan baik-baik saja," tutur Liam. Ia tersenyum pada Alex lalu melirikku.

Alex mengangguk. Ia membuka pintu dapur. Menyuruhku dan lainnya untuk duduk di pinggir ruangan. Aku menurut begitupula Zoya. Dapur sangat ramai. Para peri rumah tidak beristirahat. Banyak yang sedang mencuci alat dapur. Sedang satu peri mendatangi Alex. Ia terlihat ramah, tidak galak seperti yang ada di ujung ruangan.

Aku berdiri untuk mencuci tangan, sedangkan Alex sudah membawakanku satu porsi lengkap English breakfast.

"Para Peri Rumah menyiapkan makanan untuk besok pagi, jadi hanya ada ini," tutur Alex setelah melihat ekspresiku. Ia meletakkan piring di meja. "Kuharap ekspektasimu tidak tinggi."

𝐎, 𝐑𝐎𝐌𝐄𝐎! | James PotterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang