ELEVEN

2K 384 70
                                    








━━━i read muggle book.











━━━i read muggle book

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











KUPIKIR James Potter sudah usai mengerjakan tugas Satwa Gaib, nyatanya belum. Alhasil kami dipanggil ke kantor Profesor Kettleburn dan pergi dengan oleh-oleh detensi.

Memberi makan Porlock selama seminggu dan tambahan tugas dari beliau. Tidak berat memang. Aku bahkan tidak mengeluh dengan memberi makan Porlock. Mengingat ini detensi pertamaku dan bersama James Potter, aku ingin pindah sekolah saja.

Aku bisa gila jika terus-terusan berada di dekat Gryffindor satu ini. Jika disuruh memilih, aku akan memilih berduaan dengan Gilderoy Lockhart dalam satu ruangan daripada dengan James Potter.

"Ini semua karena kau," omelku setelah keluar dari ruangan Profesor Kettleburn, "mengapa kau tidak menurutiku?"

"Rasa malasku datang."

"Makanya diusir."

"Ini cuma detensi, Yang Mulia," James membungkuk hormat lalu tersenyum miring padaku.

Cuma. Enteng baginya mengatakan hal demikian. Mengapa harus James? Mengapa tidak Zoya atau Liam? Snape juga tidak masalah. Tapi aku tahu jika Zoya, Liam, dan Snape tidak mungkin mendapat hukuman.

Aku berdecak kesal dan memajukan bibir bawahku, dahi mengerut, kaki menghentak lantai kesal selama berjalan. Kutinggalkan James di belakangku. Ia sangat santai. Tentu saja. Detensi adalah makanannya.

Lebih baik kukerjakan sendiri tugas Porlock itu dan meminta nilai untuk diriku sendiri. Menunggu James akan terlalu lama. Aku tidak yakin ia mau mengerjakannya. Suara Profesor Kettleburn yang ramah dan lembut menghinggapiku kembali di waktu yang tidak pas.

"Ini kan tugas kelompok, seharusnya cepat selesai. Bukan begitu?"

Aku hampir mengacak rambutku frustasi lalu tersadar betapa sulit aku menata rambutku hari ini.

"Kutunggu kau di perpustakaan, Nona Black. Sore sebelum makan malam," celetuk James.

Seharusnya ia yang mengerjakan laporan sendirian, tapi tidak apalah. James Potter perlu diawasi meski aku amat sangat enggan menemaninya. Lagipula ini tugas kelompok.

"Iya atau tidak?" tanya Potter tak sabar. "Kalau cemberut terus bisa cepat tua."

"Iya," jawabku, "dan kalau aku tua itu salahmu."

Wajah masamku pasti semakin kentara karena James langsung terkekeh geli. Lelaki itu menggeleng-gelengkan kepala.

Aku memutar badan dengan rambut kukibas pelan. Aku pergi bersungut-sungut. Aku tidak pernah mendapat detensi. Ini adalah yang pertama dan itu bersama James-Idiot-Potter!

𝐎, 𝐑𝐎𝐌𝐄𝐎! | James PotterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang