THREE

2.8K 485 84
                                    








━━━the most infuriating person.











Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











HOGWARTS selalu ramai, tapi di sini sepi. Di dalam hutan, di bawah pohon apel. Di kastil terlalu banyak orang yang berbicara. Jika bukan manusia pasti hantu. Mereka menjengkelkan. Aku lebih suka suara hutan yang mengerikan, daun yang bergesekkan, serta suara hewan yang bersahut-sahutan, mereka semua padu terdengar seperti lagu. Sebuah tempat yang begitu tenang untuk dijadikan tempat membaca.

Aku menelaah setiap kata dalam buku muggle di tanganku. Ayah mungkin tidak akan suka aku membaca buku seperti ini. Temanku dari klub membaca mereview buku ini saat berkumpul. Aku penasaran dan setelah kubaca, buku ini lumayan. Tentang Dewa dan Dewi Yunani. Kalau bukan karena kesukaanku dengan buku, aku tidak akan melirik hal-hal muggle alih-alih menyentuh.

Aku membalik halamannya begitu pelan lalu tiba-tiba buku ini melayang dengan sendirinya. Sontak kutangkap dan menoleh ke kanan dan kiri.

Tidak ada siapapun. Lantas bagaimana buku ini melayang tadi? Aku menatap telapak tanganku lalu menggeleng. Aku bukan Merlin.

Aku kembali membaca dan kejadian itu terulang. Kali ini bukuku terbang begitu tinggi lalu jatuh tepat di atas kepalaku.

Aku meringis kesakitan sambil mengelus kepalaku. Buku ini tebal. Aku memungutnya lalu mengecek kondisinya. Ini buku pinjaman, walau aku bisa menggunakan mantera reparo bukan berarti aku bisa semena-mena.

Aku mendengar bunyi gemerisik antara langkah kaki dan dedaunan kering di hutan. Aku mengernyit lalu berjalan mendekati suara itu. Terasa nafas pendek-pendek seolah ada yang terkikik. Aku menjulurkan tangan. Tidak ada apapun, tapi suara gemerisik itu terdengar kembali. Dan ada bekas jejak kaki di tanah.

"Revelio."

Tidak muncul barang debu sedikitpun.

Aku memutar badan dengan gerakan cepat aku memanterai dua batu lalu melemparkannya pada tempat yang kucurigai. Suara 'aduh' membuatku menyeringai. Aku berjalan cepat meraih sesuatu dalam ketiadaan. Kurasakan sebuah kain lalu menariknya brutal.

Sudah kuduga ada seseorang.

Empat pemuda berdiri di hadapanku. Peter Pettigrew gemetaran di belakang. Remus Lupin menyambutku dengan wajah terkejut di samping Peter. Sepupu kesayanganku, Sirius Black, meringis. Satu lagi pemuda berambut berantakan, mata empat, dan sedang kesakitan. James Potter. Sepertinya James yang terkena dua batuku tadi.

Selama aku berada di sini, tidak ada seorangpun yang pernah memergokiku. Bahkan kucing Filch. Sungguh mengejutkan para lelaki yang menyebut diri mereka The Marauders ini dapat menemukanku.

𝐎, 𝐑𝐎𝐌𝐄𝐎! | James PotterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang