TWENTY FIVE

1.4K 235 33
                                    








───it's all goes wrong.












Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












SETELAH ku yakin semua murid terlelap, aku keluar asrama. Bloody Baron nyaris melihatku jika aku tidak segera menyampirkan invisibility cloak milik James Potter. Kali ini, aku tidak mencuri, pemuda itu yang serta merta meminjamkannya padaku. Ia meninggalkan jubah itu begitu saja di atas meja ketika pelajaran Ramuan. Aku masih menyimpan catatan kecil yang ikut ia tinggalkan bersama jubahnya, bertuliskan: 'Pakai untuk aksi nanti princess ♡'. Tanda baca yang ia gunakan salah.

Aku harus menjemput Yeji Bae terlebih dahulu. Kami akan bertemu di bawah tangga menara Ravenclaw.

"Bloody——Leaena!" Yeji Bae menahan teriakannya ketika aku memunculkan kepala dari jubah.

Aku terkekeh sembari mengangkat jubah ini, mengundang Yeji untuk bersembunyi. Tanpa banyak bicara, ia menurut.

"Ini milikmu?" tanya Yeji.

"Milik Potter," jawabku singkat.

"Ooh..."

Entah apa maksud dibalik nada Yeji, namun aku tahu ia nampaknya menganggap aku dan James Potter memiliki hubungan. Padahal ia seharusnya tahu betul kalau aku dan James sering bertengkar.

Kami sampai di depan perpustakaan. Aku mencoba mendorong pintunya. Sudah tidak terkunci. Aku menoleh ke kanan dan kiri. Kosong. Segera aku melangkah ke dekat Bagian Terlarang setelah memastikan pintu perpustakaan tertutup rapat.

James tengah berdiri di dekat Bagian Terlarang. Punggungnya menempel tembok. Ia mencari-cari keberadaanku dilihat dari kepalanya yang celingukan.

Aku berjalan sampai tepat di depan James Potter, barulah kubuka invisibility cloak-nya.

"Demi Godric!" James berjengit. Ia menyentuh dadanya. "Kau sengaja mengejutkanku."

Aku mengangkat bahu sembari mengeringai. Aku menyodorkan jubah James pada empunya. Pemuda itu serta merta meletakkan jubah itu di meja. Ia malah melepas kacamata dan mengusap matanya. Ketika ia memakai kacamatanya lagi, aku tahu apa yang ingin ia katakan padaku.

"Entah mataku yang semakin parah, tapi aku melihat dua orang di hadapanku," kata James.

Tipikal James Potter. Selalu dramatis.

"Aku mengajak Yeji Bae. Ia bisa menafsirkan rune lebih cepat dariku," jelasku pada James.

"Seharusnya kau memberitahuku terlebih dahulu," ucap James.

"Bisakah kita langsung ke bagian serunya?" tuturku, menghiraukan tatapan kecewa James Potter atau bingung Yeji Bae.

James berjalan menuju depan pintu Bagian Terlarang. Madam Pince menggunakan mantera aneh pada setiap sudut ruangan agar bukunya terjaga. Aku tak tahu bagaimana James akan membuka pintu ini.

𝐎, 𝐑𝐎𝐌𝐄𝐎! | James PotterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang