2 : Kelas

12.5K 751 53
                                    

"Weitss, kembaran gue dateng gais!" ucap Zidan yang dihadiahi tatapan najis dari teman sekelasnya.

"Najis bego! Muka kayak lobang sumur aja lo," ujar Melvin yang kebetulan duduk disebelah Zidan. "Hiks! Hikss! Sa—sakit hati dedekk bang!" Zidan memasang wajah sedihnya sambil menepuk-nepuk dada dengan dramatis.

"Jangan kayak gitu ah Dan, muka lo kayak monyet sumpah!" celetuk Jovan yang sedang sibuk memainkan game di hp-nya.

"Ish! Ze, masa mereka keroyokan sih," adu Zidan yang duduk tepat didepan Zeus. Kemudian ia diberikan sebuah permen karet, rasa stroberi lagi!

"Dah, Dan balik ngepet lagi sana," ucap Zeus yang disetujui oleh ketiga temannya itu.

"Ihh, lu mah gak setia ka—"

"Berisik!!" sentak Zayn yang baru saja bangun dari mimpi indahnya.

"Tidur mulu lo, mau sekolah atau mau tidur ha?!" omel Zidan layaknya seorang 'emak-emak'.

"Gak lulus tk aja seneng," ketus Zayn.
"Idih, suka banget lo ngungkit ngungkit masa lalu. Gak pernah mup on ya!" ejek Zidan, Zayn tidak membalas hanya mendiamkannya.

Ngapain ladenin titisan orang utan!

"Siti mana? Bukannya ini jam dia?" tanya Zeus yang hanya mendapat gelengan dari keempat temannya. "Udah jangan dipanggil kek, dia sebagai guru harus mandiri dong! Jangan mau murid doang yang manggilin dia," ujar Melvin dengan nada sok bijaknya.

Siapa tau dapet suprise freeclass?

"Maaf anak-anak, ibu datang terlambat. Tadi ibu ada tamu," ucap seorang wanita dengan kacamatanya yang melekat diatas kepala, menghampiri meja guru yang terletak dikelas itu.

"Anjirr, pake beneran masuk segala!" bisik Jovan pada Melvin sambil menyimpan kembali handphone   miliknya.

"Biar lo gak nambah goblok," kata Melvin sambil terkekeh.

"Nilai masih tinggian gue aja songong lo," balas Jovan cepat tidak terima. "Jeh, beda 1 aja bangga lo toge!"

"HEY! Kalian yang dibelakang ngapain?!"

"Lagi ghibah bu. Masa gak bisa liat sih?" balas Melvin dengan santai, "Tau! Makanya bu kacamata jangan di taro diatas, gak keliatan kan?" timpal Jovan yang sama santainya tak lupa tangannya diarahkan ke atas kepala.

Santai kayak dipantai.

"DIAM KALIAN! NGELAWAN TERUS BISANYA!!"

"Idih marah-marah, giliran di diemin ngambek. Cewek emang," ceplos Zidan.

"Sudah diam kamu! Sekarang kalian buka buku paket halaman 93, pelajari materi itu. 15 menit lagi kita ulangan essai."

BOOM!

"DIH! GAK BISA GITU LAH BUU, MASA MENDADAK SIH!" teriak Qila dengan suara cemprengnya.

"Anjir!! Ibu ada tamu kok kita yang dapet sajian ulangan sih?!"

"Gak jelas nih emang Siti, gak seru lah. Kita musuhan aja udah!

"Apa itu ulangan? Apakah bisa dimakan? Makhluk apa itu?"  ucap Zidan ngawur.

"10 MENIT LAGI! Masih ada yang mau protes? Saya tambahin lagi soalnya," ucap Bu Siti dengan garang.

"Fix! Bibit benci gue nambah," bisik Zidan pelan sambil menatap langit- langit kelas dengan tatapan kosong meratapi nasib nilainya nanti.

"WAKTU SELESAI! Billy, maju bagikan soalnya!"

"Ibu kenapa manggilnya saya? Kangen ya sama saya?" ucap Billy sambil menaik turunkan kedua alisnya.

"Idih! Kepedean, sana bagikan!"

"Iya bu iya, napsu banget sih."

"Sst! Ze! Zeus! Ganteng! Woi!" panggil Zidan pelan sambil mengarahkan tubuhnya kebelakang ingin meminta jawaban.

"Gue gak tau!" balas Zeus cepat, lalu tak lama ia berdiri menghampiri meja guru dan meletakkan kertas jawabannya.

"Gundulmu gak tau!" desis Zidan saat Zeus kembali ketempat duduk dan menelungkupkan kepalanya. "Sst! Sst! Zayn!" Zidan tak menyerah dan berpindah memanggil Zayn.

Zayn hanya mengerjakan soal terakhirnya tidak menghiraukan panggilan Zidan,  lalu segera mengumpulkan kertas jawabannya. Zidan berani bersumpah Zeus dan Zayn tidak sampai 15 menit mengerjakan soal sejarah.

Orang pinter emang susah!

"Van! No 1 apa sih?"

"Lo nanya gue, gue nanya siapa?" jawab Jovan dengan tatapan kosong menatap kertas soal ujiannya, ia sudah pasrah akan kertas jawabannya yang masih kosong. Beda dengan Melvin, ia masih mengisi dan memastikan semua jawabannya agar terisi dan Zidan yang masih berusaha mencari jawaban.

Selagi ada contekkan, tetaplah berusaha!

"Mel!"

"Apa lu Mel Mal Mel?!"dengus Melvin, ia tidak suka dipanggil dengan sebutan 'Mel' , masa macho gini dipanggil 'Mel', gak manly banget!

"No 1!" ucap Zidan dengan setengah berbisik sambil memeragakan jarinya membentuk angka 1 .

"Mau liat?" yang diangguki oleh Zidan, Melvin segera memberi lihat kertas jawabannya dan disambut dengan riang oleh Zidan sebelum tau apa isinya.

'Tumben temen gue pinter!'

Seketika ia menganga melihat isi kertas jawaban Melvin.

'Kayaknya gue harus makin rajin doa dan hijrah deh, temen gue pada bego semua ya gusti.' batin Zidan sambil tersenyum tulus.

"Makasih Vin, gue jawab sendiri aja walau gue sedikitt bego, dikit doang loh ya," kata Zidan dengan senyum tulusnya yang masih belum pudar.

Melvin yang diberikan kembali kertas jawabannya segera mengumpulkan kertas jawabannya. Baru saja Melvin kembali duduk dikursinya,

Brak!

"MELVIN REVANO!! APA YANG KAMU TULIS INI?! JAWABAN MACAM APA INI?!" bentak Bu Siti dengan mukanya yang sekarang sudah merah layaknya tokoh hellboy.

"KENAPA JAWABANNYA AYAT-AYAT SEMUA?! KAMU MAU DOAIN SAYA?! IYA?!!" lanjutnya mengomel.

"Saya gak doain ibu lho ya, saya cuman ngikutin amanat papa saya aja bu. Karena papa saya pernah bilang, 'Gak papa kamu gak pinter belajar, yang penting taat beribadah juga agama,' saya taat kan bu?" jawab Melvin yang dihadiahi tatapan menusuk dari bu Siti.

Zeus hanya terkekeh melihat kelakuan teman-temannya sebelum seseorang mengetuk pintu.

Tok

Tok

Tok

"Permisi, yang namanya Zeus mana ya?" tanya Freya yang harus menghampiri kelas XII-A IPS hanya untuk menanyakan dikelas mana ia harus masuk.

TBC
_______________________________

//////////////////
Eyoww, bekk lagiii...
Dan sebelumnya maap bettt, suwerr lagi gak ada ide, tapi pen nuliss... :(

Sebelum baca silahkan tekan tombol bintang dan jangan lupa komen ok?
Pencet ⭐ gratiss kokkk....

18/1/2021

-Hilo

ZEUS✔️ [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang