22 : Telepon

5.1K 358 28
                                    

"BANGSAT!"

DUGH!

"Uhuk!" Lagi-lagi Andres batuk mengeluarkan cairan kental berwarna merah dari dalam mulutnya, dengan kondisi yang bisa dibilang err-- sedikit mengerikan atau lebih tepatnya sangat mengerikan.

Tubuh Andres kini dibanjiri penuh dengan darah segar yang merembes keluar dari luka-luka dari tubuhnya, seolah kurang lengkap bila wajah pias laki-laki itu tak ikut dihiasi dengan darahnya sendiri, Frans terus-menerus memukul dan menonjoknya tanpa ampun.

BUGH!

"LO APAIN ADEK GUE HAH, SIALAN?!"

Frans terus memberikan tatapan membunuhnya pada Andres yang ada dibawahnya.

Andres Dirgantara, salah satu manusia yang sangat dibenci oleh Frans karena tak ada lelah-lelahnya mendekati adiknya dan terus melakukan pelecehan, tentu kelakuan laki-laki itu dibawah kontrol obat-obatan terlarang juga yang menambah nilai  kebencian Frans terhadapnya.

Bahkan saat ia mengetahui adiknya pulang dengan penuh luka yang sudah dibalut rapi dengan perban dan kapas, ia tak berhenti memaki dirinya sendiri semalaman dan langsung menghubungi teman-temannya untuk menghampiri cecunguk bau satu itu.

DUGH!

Setelah menghajar wajah Andres, Frans juga menghadiahi laki-laki itu sebuah tendangan hebat diselangkangannya.

Gak ada masa depan, mampus lo!

'Kenapa sih cowok-cowok disekitar Freya selalu begitu menyeramkan! Cuman deketin cewek murahan itu aja, marahnya udah kayak apa!' batin Andres saat sudah melihat tubuh Frans dan kawan-kawannya hilang dari hadapannya.

"Sialan lo Frey, sshh! Aww!" umpatnya sambil meringis kesakitan, luka kemarin aja belum ketutup udah ditambah ini lagi.

Ia yakin kalau Frans tidak berhenti tadi, nyawanya mungkin sudah diujung tanduk untuk yang kedua kalinya.

Yang pertama dengan Zeus dan yang kedua dengan Fans. Lengkap sudah bukan?

Sejujurnya ia tidak terlalu siaga tadi karena serangan Castor yang terlalu mendadak membuat dirinya kurang waspada.

Bahkan para bodyguard milik Andres yang terbilang tidak sedikit juga berhasil diringkus oleh para pasukan Castorgeng senior yang dipimpin oleh Frans—dengan begitu mudahnya.

🚗🚗🚗

"BENTAR PAK! JANGAN MASUK KELAS DULU, KELASNYA KOTOR JANGAN MASUK DULU! MOHON DITUNGGU SEBENTAR YA BAPAK GANTENG!" teriak Farhan yang mencegat Pak Botak agar dapat menunda kedatangan guru tersebut.

Mendengar teriakan Farhan yang begitu keras dari luar, berhasil membuat anak-anak kelas X-A IPA langsung menambah kecepatan menulis mereka yang sedang  menyalin jawaban dari internet, masa bodoh dengan nilai juga tulisan yang berantakan. Yang penting buku tugas ada isinya!

"Kamu minggir gak?!"

"Duh pak, mohon ditunggu sebentar lagi deh pak!" tutur Farhan penuh permohonan, sambil sesekali menarik-narik lengan guru disebelahnya itu agar tidak sampai-sampai ke kelas.

Rizky yang sudah selesai menulis langsung ikut keluar dengan segera untuk membantu kegiatan Farhan  mengganggu kedatangan Pak Botak.

Untuk masalah buku PR milik Farhan yang tidak ketemu, ternyata bukunya tertinggal dirumah sehingga membuat laki-laki itu mencari cara untuk mengulur waktu selagi bukunya diantarkan tepat waktu.

"Aduh! Kalian ngapain sih narik-narik saya terus! Udah deh, rewel banget. Nanti aja kalo udah selesai pelajaran baru beres-beres kelasnya!" Kemudian berjalan dengan cepat,

3 langkah

2 langkah

1 langkah, dan...

"Misi, yang namanya Farhan mana ya? Ini ada titipan buku dari mamanya," ucap seorang guru perempuan yang membawakan buku tugas milik Farhan.

"Masya allah, rejeki anak soleh!" ungkap Farhan pada dirinya sendiri.

"Saya bu! Makasih banyak ya ibu cantik!" godanya tak lupa mengerlingkan sebelah matanya.


"MODUS TEROSS!"

"Najis!" ketus guru yang dikenal dengan nama Bu Lastri itu kemudian beranjak pergi menghiraukan Farhan yang masih sibuk menggodanya.

"KUMPULKAN TUGAS KEMARIN DIATAS MEJA!"

Suara yang menggelegar terdengar begitu jelas saat guru berperawakan gendut  juga kepala botak andalannya itu duduk dikursi guru yang disediakan.

Yep! Akhirnya Pak Botak bisa sampai dengan selamat sentosa dikursi gurunya.

"YAHH PAK! NANGGUNG SATU LAGI!"

"SE-KA-RANG!" tekan Pak Botak galak.

"WAHAI SIAPALAH YANG GAK SABARAN RAMBUTNYA GAK NUMBUH!"

Nah lho! Ada yang marah kan!

"Sha! Telepon lo bunyi terus daritadi tuh!"

🏍️🏍️🏍️

Diam dan hening.

Suasana yang melingkupi Zidan, Melvin dan Jovan sekarang dari 10 menit yang lalu, entah apa yang membuat ketiganya terus berdiam diri.

"AKH! GUE GAK KUAT LAGI LAH, MAU EEK AJA!" pekik Zidan tiba-tiba dengan muka kecutnya.

Daritadi Zidan sudah bersusah-susah menahan rasa mules diperutnya, dan sekarang ia sudah tidak kuat lagi. Ah! Harus dikeluarkan sekarang ini!

"KAGET BLOON!" Melvin melempar bantal sofa ke wajah milik Zidan yang berhasil mengejutkannya.

Orang lagi tenang-tenangnya malah ganggu nih capung!

"Ya kan gue mules nyet!"

"Terus? Memang aku peduli kawan?"

Zidan meraup wajah Melvin dengan gemas, mukanya ngeselin banget asli!

"Au ah! Ngomong sama—"

BRAK!

"AYAM BABON! Anjir Zeus lo ngagetin aja dodol!"

"Ke rumah sakit sekarang!" perintah Zeus yang panik.

"Napa lo panik gitu? Siapa emang yang sakit?" tanya Jovan yang menurunkan kedua kakinya dari meja.

"Zayn kecelakaan!"

TBC

//////////////////////////////////////////////

SORRY GUYSS!!!

Ini pendek bangett tapi aku harap kalian enjoy!

And maaf juga karena rada ngarett jadi nungguinnya kelamaan.

Maaf yaaa!!!

So, gimana buat chapter kali ini?

Seru?

Biasa aja?

Jelek?

Semoga seru deh ya, sekian

See youu in next chapter ^^

02/07/2021

—Hilo

ZEUS✔️ [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang