5

24.7K 2K 195
                                    

Part ini agak panjang nihh, boleh dong ramein lagi biar aku semangat update. Vote komen yang banyak dan rekomendasiin ke temen-temennya👉👈

Maaf banyak maunya, aku lagi maruk. Ngehehe😅

Happy reading...

❤❤❤

"Papa Ryan."

Sontak saja air muka Ryan berubah pucat pasi melihat Jihan, Istrinya muncul di hadapannya bersama dengan Vera yang merentangkan tangannya minta digendong.

Dengan susah payah menelan saliva, Ryan bertanya gugup, "k...ka kamu ngapain di sini, Ji?"

Jihan tersenyum lebar dan ikut duduk bersama Ryan. Wanita itu, memberikan Vera pada Ryan karena anak itu merengek meminta digendong papa Ryan. Ryan menerima saja dengan perasaan yang was-was, takut Jihan bertemu dengan Ariska.

"Aku habis belanja sama Vera, Ryan," jawab Jihan mulai bercerita. Ryan mengusap wajahnya gusar, lantas Jihan melanjutkan, "aku nggak jadi beli dress yang abu-abu itu. Jadinya aku beli heels dan sisa uangnya aku beliin sepatu buat Vera. Lucu banget."

Ryan semakin menyorot Jihan yang tengah merogoh kantong belanjaannya. Demi apapun, ia tidak ingin tahu apa saja yang dibeli Jihan. Terserah saja wanita itu mau membeli apapun, asalkan ia pergi dari sini sebelum Ariska kembali.

"Ji-"

"Aku bener-bener suka sama modelnya, Yan," tukas Jihan sambil menunjukkan sepatu kecil yang ia beli untuk Vera. "Lucu banget ada bunga-bunganya di sini. Tadi aku sempat pakein ke Vera, cuma dia lepas karena keburu lari. Ya ampun, Yan, Vera juga gak mau diem aku ajak belanja, dia lari-lari terus kayak burung yang lepas dari sangkar. Aku sampai-"

"Ryan," suara lain membuat Jihan menghentikan ceritanya.

Ryan seperti kehilangan nyawanya saat melihat Ariska tahu-tahu sudah berdiri di samping tempat duduk Jihan, sedangkan Vera berisik memanggilnya Papa tanpa henti. Tentu saja Ryan mampu menangkap kernyitan dalam dari dua wanita di depannya.

"Ariska..." lirih Ryan.

Tidak sadar dengan ketengangan Ryan, Jihan malah menyapa Ariska, "hai, kamu temannya Ryan?"

"Dan kamu Jihan kan?" tebak Ariska setengah bingung. "Temannya Ryan."

Jihan mengangguk antusias dan menjawab, "ya, aku teman hidupnya Ryan."

"Ada-ada saja." Ariska terkekeh kemudian duduk bersama Jihan. "Aku Ariska, pacarnya Ryan. Mungkin kamu nggak tahu aku, tapi aku tahu kamu. Dulu Ryan sering banget ceritain kamu-"

"Pacar?" tanya Jihan memastikan apa yang didengarnya.

Ryan sendiri benar-benar sudah kehilangan tenanga di tempatnya, ia tidak berdaya karena ketakutannya malah terjadi. Tidak ada yang bisa mendefinisikan perasaan Ryan saat ini. Rumit sekali.

Saat Jihan menatapnya tajam, Ryan menunduk menatap Vera di pangkuannya.

"Sejak kapan jadi pacarnya Ryan?" tanya Jihan lancang pada Ariska.

"Ji-"

"Kamu punya pacar dan nggak bilang-bilang sama aku, Yan?" tukas Jihan. "Kok bisa?"

"Kami baru bertemu lagi beberapa minggu ini, Jihan. Belum lama sih," jawab Ariska masih bisa tersenyum.

Yang Patah Tumbuh [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang