2. Selasa [sudah di REVISI]

662 22 0
                                    

"kadang perubahan tidak hanya datang melalui nasihat, melainkan keinginan perubahan itu datangnya dari kemauan sendiri"

***


2. [selasa🔥05:15]

Kringgg

Jam walker diatas meja berdering sangat nyaring menunjukan pukul 05:15. Membangunkan sang pemilik kamar bernuansa biru dongker.

Gio langsung berjalan ke kamar mandi. Setelah bersiap-siap dia berjalan menuruni anak tangga menuju ruang makan dengan semangat karna dari tadi perutnya sudah keroncongan minta diisi.

Terlihat disana sudah ada Cici dan Ayahnya yang sedang duduk menunggu Mbok Asri yang sedang memasak.

Gio berjalan pelan menghampiri mereka dan mengambil kursi didekat Cici untuk ia duduki. Entah kenapa nafsu makanya sudah tidak ada lagi. Karena dia pagi-pagi sekali sudah dihindangi pemandangan yang sangat menjijikkan.

Gio melihat Ayahnya yang tak lain adalah Rios, dia sedang memakai Dress berwarna Merah maroon, High heels, Topi bundar, dan tas jingjing. Tak lupa Rios sekarang sedang memakai Make-up yang baru dia beli kemarin.

Gio dan Cici hanya memperhatikan saja sembari makan nasi goreng. Tak berapa lama handphone bergambar Hello kitty bewarna pink berbunyi. handphone itu milik Rios Tanda ada telepon. terpampang jelas nama baby Indra sayang❤ di layar tersebut. Lalu Rios mengangkat telepon itu dan menspeaker-nya karna Rios sedang sibuk bermake-up.

"Hallo, Ria cantik aku udah didepan rumahmu,"

"Iya sayang tunggu bentar."

Telepon pun Dimatikan. Ria? Ria adalah nama samaran Rios maka tak heran jika pendamping Rios memanggil nama Rios dengan sebutan Ria.

Setelah bersiap-siap, Rios Buru-buru pergi kedepan untuk menghampiri lelaki itu siapa lagi kalau bukan si Indra.

Saat pintu dibuka tiba-tiba Indra memeluk tubuh Rios. Dan menciumnya secara bertubi-tubi. "Aku kangen banget tau!" Ucap Indra masih dengan menciumi Rios.

"Hmmm.. baiklah sayang kita berangkat sekarang." ucap Rios lalu mereka pun pergi dari sana.

Gio. Bagaimana sekarang dia? Tentu sebagai seorang anak Gio merasa sakit melihat kelakuan ayahnya yang menurutnya diluar batas kewajaran. Ini sangat gila, menjijikan. Hancur sekali hati Gio melihat itu semua, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.

"Jangan sedih Bang. Mending kita berangkat nanti telat." ucap Cici berusaha menghibur Gio. Lalu mereka pun berangkat ke kampus.

***

Saat Gio berhenti di parkiran. Gio disuguhi teriakan anak-anak alay. sejak memasuki area kampus Gio sudah menjadi pusat perhatian tatapan memuja ditujukan kepadanya. sudah biasa Gio dapatkan walau sebenernya risih karena berisik, Gio hanya mengangap itu angin lalu.

"Makin hari, makin banyak aja fans kamu Bang." ucap Cici sambil terkekeh.

Semua orang kampus tahu bahwa Cici dan Gio saudaraan. Dulu Cici sering kali kena bullying karena mendengar alasan orang, bahwa Cici itu terlalu cantik dan gatel kepada Gio namun Gio segera mengambil tindakan secepatnya agar saudaranya itu tidak kena bullying lagi, dan menegaskan bahwa Cici itu adalah saudaranya.

Gio termasuk deretan remaja tertampan di kampus itu, Gio juga termasuk anak pintar dan cerdas. Namun sikap nya yang dingin dan jarang banyak bicara. Banyak orang yang ingin berteman namun mereka takut. tampang nya itu menyeramkan banyak orang yang mengira Gio itu anak judes karna jarang tersenyum. Tapi aslinya Gio itu baik, mereka hanya belum tahu saja sifat aslinya Gio. Gio hanya akan tersenyum pada orang yang berani menyapanya. "Hey bro, udah nyampe lo?" tanya Angga sembari menepuk bahu Gio.

Different (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang