10. Berjuang [sudah di REVISI]

220 19 0
                                    

'Aku akan berjuang, mendapatkan hatimu seperti dulu. Masalah dihargai atau tidak, itu urusan nanti'

10. [Berjuang🔥]

Sesuai rencana Gio, ia akan berjuang dari awal. Berjuang untuk mendapatkan kembali hati Bella. Apapun konsekuensinya ia akan menerimanya.

Pagi sekali Gio sudah bersemangat, ia menunggu didepan kelas Bella. Saat Bella mau memasuki kelasnya ia melihat seorang yang sudah lama ia hindari. Gio menghampiri Bella yang sedang berdiri didepannya. "Hay, Bella!" Sapa Gio melambaikan tanganya, tak lupa senyumannya yang manis.

Bella pura-pura berdecak sebal, sembari memutar bola mata malas. "Ngapain lo disini?! kelas lo tuh disana," tunjuk Bella kekelasnya Gio.

"Enggak sih sengaja aja kesini, mau liat pacar," ucap Gio sambil terkekeh.

"To the point aja!" Ujar Bella yang sudah kesal.

"Oh iya, Aku mau kasih ini," Ucap Gio menyodorkan bekal makanan. Yaitu nasi goreng buatan Gio. Biasanya Bella akan menerimanya karena ia sangat menyukainya dan tak akan pernah nolak.

Ya.. dan ternyata Bella pun mengambil bekal nasi goreng itu. Hati Gio dibuat senang karena Bella sudah menerimanya.

Brakk

Tapi harapan hanya tinggal harapan, luntur sudah senyum Gio, dan perlahan memudar. "Kok dibuang?" Ujar Gio getir menatap nanar nasi goreng yang sudah berserakan dimana mana.

"Basi, gak enak." ujar Bella, lalu meninggalkan Gio. Tapi sebelum itu Bella sempat berbalik dan sedikit berteriak.

"GAK PANTAS BUAT KALANGAN ATAS." ujarnya.

Gio menatap nanar kepergian Bella. Kenapa semuanya jadi begini, kenapa Bella nya berubah.

'Aku gak tau penyebab kamu berubah itu karena apa. Setidaknya kamu beritahu agar aku bisa memperbaikinya'. Batin Gio.

'Maaf Gio, karena aku, kamu harus merasakan sakit, aku gak bermaksud, suatu hari nanti kamu bakalan tau'. Batin Bella.

***

"Gimana berhasil gak?" tanya Angga mendorong bahu Gio, yang sedang duduk di kantin.

"Kebiasaan, kalo ngomong suka sambil dorong orang. Gak liat dia lemes gitu," ucap Fandi.

"Perasaan dari kemarin lo sensi mulu dah sama gue!" Heran Angga.

"Bukan sensi, tapi gue eneg liat muka lo, rasanya pengen gue jeburin ke colomberan, mingkem sana muka lo gak enak," Ujar Fandi yang sudah kelewat kesel.

"Yaudah balikin suuk aing," ucap Angga meminta kacang nya di kembaliin.

"Ambil tuh, udah diproses jadi tai," ujar Fandi ngakak.

"Yeuhh!" Angga menjitak kening Fandi.

"Failed," ucap Gio menghembuskan nafas berat.

"Sabar aja, lo harus berusaha lebih keras lagi," ujar Fandi.

"Dulu kan Bella juga begitu susah dideketin, tertutup orangnya," ucap Angga.

"Gue liat, dulu Bella cuman gak mau dideketin aja. Dan dia juga masih menghargai pemberian Gio. Yah walau dia suka kesel," ucap Rendi.

"Ayo menyerah, ngapain semangat." ucap Angga keras, sehingga mereka menjadi pusat perhatian.

"Pergi lo sono, ganggu cogan aja!" Ujar Fandi mendorong tubuh Angga sampai terjatuh dari kursi.

"Eitss.. eitss... gak bisa... gak bisa... anda gak bisa ngusir anak ganteng ini!" Ujar Angga sambil berusaha berdiri.

"Pergi lo, kehabitat lo. Ganggu cogan mulu," ucap Fandi.

"Nanti aing rek balik kabandung, terus saha nu ngasuh anak bangkong ieu?" ucap Angga dramatis sambil menunjuk Gio.

"Bangkong...bangkong... emangnya Gio pangeran kodok apa?!" Ucap Fandi ngegas.

"Ren, gimana? Diterima, gak?" Tanya Gio antusias, berharap pemberiannya diterima. "Sorry, io. Bella buang pemberian lo semua!" Ucap Rendi.

"Gak mungkin lah! Dia kan suka sama pemberian gue," ucap Gio berusaha tidak percaya walau kenyataannya emang begitu.

"Gak mungkin gimana, tadi pagi aja bekal yang lo kasih malah dibuang, didepan mata lo sendiri!" ucap Fandi menekankan setiap kalimatnya.

"Gue gak percaya kalau gak lihat!" Ucap Gio yang masih menginginkan bukti.

Lalu Rendi merongoh saku celananya, mengambil hp. "Kalau lo gak percaya liat aja ini." ucap Rendi, menyodorkan hpnya.

Hati Gio dibuat sesak melihat video itu, dimana Bella membuang semua hadiah pemberiannya ke tong sampah. Namun Gio berusaha terlihat biasa saja. "Kok dia Tega sih buang pemberian Gio, biasanya dia suka seneng," Ujar Angga heran.

"Gue kira kalau dibelakang Gio, dia bakal menyimpannya eh malah sebaliknya," ucap Fandi.

"Mungkin sih, karna ada gue dikelas. Jadinya dia buang," ucap Rendi.

"Emangnya kenapa kalau ada lo?" Tanya Angga.

"Yang jelas dia bakal berfikir, gue akan kasih tau sama Gio, Ini pun Gue rekam secara tersembunyi," ucap Rendi.

Namun Angga masih mencerna semua ucapan Rendi. "Ngerti gak lo? Melong teu ngarti," ucap Rendi.

"Berteman sama dia, membuat kita bisa ngomong bahasa sunda," ucap Fandi terkekeh.

"Dia itu pembawa pengaruh buruk," ucap Rendi.

"Sialan lo, gue lagi mikir aja gimana caranya agar Bella baik lagi sama Gio," ucap Angga.

"Tumben," ucap Fandi.

"Manusia kayak lo mah gak usah mikir otak aja gak punya,"

"Gini gini juga kan kita flen!" Ucap Angga senyam-senyum.

"Flen." ucap mereka serempak.

"Iya flen, yang kemana mana suka bebarengan, tempat berbagi suka sama duka," ujar angga cengar-cengir.

"Itu besfreind baby bagong." ucap Fandi gemes berusaha agar tidak menerkam Angga hidup-hidup.

***

Saat ini Gio sedang menunggu Bella keluar dari kelasnya. Sudah setengah jam Gio menunggu. Hingga akhirnya yang ditunggu-tunggu sudah ada didepannya.

"Lo lagi.. lo lagi.. gak bosen apa ganguin gue mulu!" ucap Bella judes Dengan pandangan yang lurus kedepan.

"La... aku mau ngomong sama kamu," ucap Gio berusaha memegang tangan Bella, namun langsung ditepis kasar oleh Bella.

"Gak ada waktu," ujarnya jutek.

"Tapi... kamu mau inikan." ucap Gio menyodorkan boneka ukuran sedang, seputik mawar merah dan beberapa coklat kesukaan Bella.

Lalu Bella pun mengambilnya. Dan Bella melempar itu semua kelantai, lalu diinjak-injak oleh sepatunya. Lagi dan lagi Gio cuma bisa tersenyum menahan sakit, untuk kesekian kalinya.

"Kamu kenapa jadi begini La?!" Tanya Gio berusaha agar tidak emosi.

"Kenapa... pikir aja sendiri!" bentak Bella.

"Gue begini tuh karna gara-gara lo," tunjuk Bella ke hadapan Gio.

"Udah deh lo jangan ganggu gue. Eneg gue liat muka lo." lalu Bella melenggang pergi, meninggalkan Gio.

"Kalau kamu gak mau liat aku lagi, Setidaknya kamu terima pemberian aku, cukup itu saja aku sudah merasa Senang."

***

Different (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang