8. [SALAH PAHAM🔥]
Setelah kepulangan kakek dan nenek nya. Baru saja Gio merasa bahagia dipertemukan kembali tetapi disaat itupun dunianya runtuh seketika.Kapan semuanya akan berakhir, kapan ayahkan akan sadar, sampai kapan ia harus merahasiakan semua ini dari teman-temanya. sudah cukup Gio capek dengan kebohongan yang terus menerus ia jalani.
Kenapa kebahagiaan tak berpihak padanya.
Kenapa hidupnya tak seperti yang ia bayangkan.Saat ini dirinya sedang merenungi apa kesalahannya pada tuhannya. Kenapa semenyedihkan ini hidupnya. Apakah kesalahan nya begitu fatal sehingga tak bisa termaafkan.
***
"Bang bangun, udah siang," Ucap Cici membangunkan Gio.
"Jam berapa Ci?" Tanya Gio yang masih mengantuk.
"Udah jam delapan. Dari Tadi kak Bella nelpon terus,"
"Oh iya Abang lupa." Ucap Gio yang mengingat sesuatu. Buru-buru Gio bangun dan bergegas ke kamar mandi.
"Lupa apa bang?" Teriak Cici yang entah kedengaran atau tidak karna Gio sudah menyalakan air shower.
Cici memutuskan menunggu Gio di ruang makan. Setelah 10 menit Gio pun turun dengan terburu-buru. "Bang makan dulu," teriak Cici.
"Nanti di kantin." teriak Gio yang tak kalah tarik.
"Den Gio kenapa Buru-buru?" Tanya Mbok Asri yang meletakkan lauk pauknya.
"Jemput pacar kali."
***
Saat ini Gio sudah sampai diperkarangan rumah mewah. Tentunya milik keluarga Aidan.
Gio sudah berkali-kali memencet bel namun tak ada suara tanda-tanda orang membuka pintu. Hingga akhirnya ada yang membuka pintu. Tentunya orang yang sudah Gio rindukan beberapa hari ini. "Kamu telat 1 jam," Ucap Bella jutek.
"Maaf sayang aku telat bangun," Ucap Gio meminta maaf dengan tulus.
"Oke. Tapi dengan satu syarat." Ucap Bella mengajukan syarat.
"Apapun itu akan aku lakukan. Tapi maafin aku yah," ucap Gio mengedipkan mata nya lucu.
"Aku maapin tapi..." ucap Bella sengaja mengantung. "Nanti weekend kita kepantai lagi." Ucap Bella memasang pupy eyes nya itu.
"Hmmm.. baiklah," Ucap Gio sambil mencubit-cubit pipi cubby Bella.
"Beneran," Ucap Bella dengan mata berbinar.
"Asyikk. Yaudah yu kita berangkat." Lalu merekapun berangkat ke kampus.
***"Udah sore nih." ujar Gio sambil melihat jam tangan.
Saat Gio Buru-buru jalan dia merongoh saku celananya dan mengambil handphone nya itu.
Menghubungi seseorang. namun nihil tak ada jawaban. "Apa gue samperin aja?" Monolog Gio.Lalu Gio bergegas ke ruangan
Jurusan Sastra . Mencari-cari orang itu namun tak ada.Lalu Gio Melihat Rendi dipojokan sedang memberi Rayuan gombal kepada siswi-siswi yang sedang duduk, lalu Gio pun memanggilnya. "Rendi!" Panggil Gio.
"Ya. Ada apa gerangan panggil hambah?" Ujar Rendi dengan nada lebay.
"Gue mau cabut nyawa lo." Ucap Gio sungguh dia geli mendengar nada lebay Rendi dan tentunya teman sableng yang satunya lagi Siapa lagi kalau bukan Si Angga, mungkin sudah ketularan dari Angga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different (Selesai)
Teen Fiction⚠DIHARAPKAN UNTUK FOLLOW TERLEBIH DAHULU ⚠❤ Jangan lupa Vote and coment disetiap partnya!🔥 ••• Ini tentang kisah seorang Gio Dirgantara Remaja laki-laki yang hidup seperti remaja pada umumnya. Namun, tak banyak yang tahu jika seorang ayahnya berpro...