"Ternyata aku salah yang paling sakit itu bukan luka, tapi menerima kenyataan bahwa kamu bukan milikku lagi."
***
21. [Wedding Day Bella🔥]
Gio sudah siap dengan pakaianya, ia jadi berangkat ke pernikahan Bella dengan Cindi, ia hanya ingin memberi ucapan selamat terhadap wanita yang pernah singgah dihatinya.
Saat ini Gio masih didalam mobil bersama Cindi ia belum siap untuk keluar. "Kak Gio yakin?" Tanya Cindi memastikan.
Gio hanya menganguk dan tersenyum. Ia masih menguatkan hatinya. Ia sengaja datang lebih awal sebelum pengantin pria datang, karena niatnya juga hanya untuk mengucapkan selamat dan memberikan hadiah. Setelah itu ia akan langsung pergi, karena ia tak kuasa melihat wanita yang ia cintai menikah dengan laki-laki lain.
"Yasudah yuk kita keluar." Ajak Gio. Lalu mereka berdua memasuki gedung tempat pernikahan Bella yang sangat mewah.
Lalu Gio dan Cindi Mencari Bella namun tidak ada. Kebetulan Gio Bertemu Citra Mamahnya Bella. "Mama." panggil Gio. Gio memang sering memanggil Citra Mama karena disuruh Citra sendiri mereka sudah seperti anak dan ibu karena Gio sering Bertemu Mamanya Bella namun tidak dengan papahnya, makannya saat Gio bertemu Dewa Ia bingung melihat lelaki paruh baya itu.
"Gio." Ucap Citra dengan pelan lalu berjalan gontai kearah Gio dan berhambur kedalam pelukan Gio sembari bercucuran air mata. "Gio kamu kemana aja?"
"Mama kenapa nangis?"
"Gio, Gio,"
"Kenapa Ma? ada apa?"
Citra menggeleng. "Mama gak kenapa-napa kok mama cuma kangen sama kamu,"
"Gio kira mama kenapa-kenapa,"
'Justru itu Gio mama sedang sakit hati seharusnya kamu yang duduk dipelaminan itu dan bukan Fero si brengsek yang sudah menghancurkan semua hidup Bella.'
"Kamu apa kabar?" Tanya Citra.
"Aku baik ko Ma, kalau mama bagaimana kabarnya?"
"Seperti yang kamu lihat," ujar Citra tersenyum. "Oh ya ini siapa cantik banget?"
"Aku Cindi tante,"
"Pacarnya Gio?" Tanya Citra sembari menaik turunkan halisnya.
Cindi tersenyum kikuk sembari Menggeleng. "Aku temanya,"
"Oh yasudah kalau mau ketemu Bella, Bella sedang di ruangan make up kalian lurus aja ada tulisanya kok mama ada urusan dulu sebentar." Mereka menggaguk lalu mencari ruangan make up setelah menemukanya mereka membuka kenop pintu.
Ceklek
Setelah membukanya mereka menangkap satu objek yang sedang duduk dimeja rias. Berjalan pelan menghampiri Bella yang sedang melamun. "Bella."
Bella yang namanya dipanggil pun Terkejud. Menatap sendu dengan mata berkaca-kaca. "Gio." panggil Bella lirih dan berjalan gontai dengan bercucuran air mata yang sudah tak terbendung. Dan langsung saja Bella berhambur kedalam pelukan Gio.
Cindi yang melihat itu semua pamit kedepan memberi waktu untuk mereka berdua. "Gio, hiks.." Gio membiarkan Bella menangis dipelukanya.
"Kok nangis sih, udah dong sekarang kan hari bahagia kamu."
Bella menatap Mata Indah Gio dalam-dalam. "Dihari pernihakan seharusnya aku bahagia, seharusnya suamiku kelak itu orang yang aku cintai,"
"Cup, cup, memangnya kamu gak bahagia yah? Huft Cinta, cinta, cinta. Bella dengerin aku Cinta memang datang dengan seiringnya waktu. Dulu aja kamu gak cinta aku kan, tapi dengan berjalan nya waktu Emm kamu tau sendirikan,"
"Tapi Gio, Kamu itu cinta pertama aku. Sulit buat aku untuk melupakan semua perasaan ini, sebenarnya aku terpaksa menikah dengan laki-laki brengsek itu, aku gak mau, dia jahat."
"Bella kamu jalanin aja dulu, aku yakin kamu pasti bisa,"
"Aku gak mau Gio, aku maunya kamu,"
"Bella aku pastiin kamu bahagia bersama pilihan papa kamu karna pilihan orang tua gak pernah salah. Aku selalu doain kamu agar selalu bahagia. Dan ini kado dari aku, terimakasih buat semuanya Bella. Maaf aku belum bisa bahagiain kamu, aku permisi dulu." Gio tak mau berlama-lama disana Lalu Gio memutar tubuhnya untuk menuju pintu luar.
Bella menggeleng. "Gio," panggil Bella. Lalu Gio berhenti. "Boleh aku peluk untuk yang terakhir kalinya?"
Gio mengaguk sembari tersenyum dan merentangkan tangannya. "Maaf, maaf, maaf,"
"Udah jangan nangis," ujar Gio sembari menghapus air mata Bella.
"Gio,"
"Hmm,"
"Boleh panggilkan Cindi, aku mau ngomong sama dia." Gio menganguk lalu berjalan menuju pintu. Sebelum itu Gio berbalik dan melihat Bella yang sedang tersenyum sembari bercucuran air mata.
"Cin, Bella mau ngomong." Cindi mengaguk Lalu pamit masuk untuk menemui Bella.
"Cindi." Panggil Bella yang langsung berhambur kepelukan Cindi.
"Kak Bella, kenapa kok nangis?"
"Aku gak papa kok, duduk dulu aku mau ngomong." Lalu Mereka duduk dikursi.
"Gimana hubungan kamu sama Gio?"
"Hu-bungan ma-maksudnya, Hubungan Apa kak?"
Bella Tersenyum. "Hmm aku tau kok kamu suka kan sama Gio, aku cuma mau minta sesuatu sama kamu. Tolong bahagiain Gio selama ini aku belum sempat bahagiain dia."
Cindi bingung harus merespon apa.
"Tap.."
"Kamu tau kan Gak ada harapan lagi untuk hubungan aku Cin kamu lihat sendirikan. Bukanya aku tidak mampu tapi aku tidak bisa . Aku harap kamu bisa menjadi yang terakhir buat dia aku percaya sama kamu. kamu pasti bisa bahagiain Gio."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Different (Selesai)
Подростковая литература⚠DIHARAPKAN UNTUK FOLLOW TERLEBIH DAHULU ⚠❤ Jangan lupa Vote and coment disetiap partnya!🔥 ••• Ini tentang kisah seorang Gio Dirgantara Remaja laki-laki yang hidup seperti remaja pada umumnya. Namun, tak banyak yang tahu jika seorang ayahnya berpro...