20. Mengambil [sudah di REVISI]

150 10 3
                                    

'Mengambil hak orang lain, apa gak jauh beda dengan namanya pencuri'


20. [Mengambil🔥]

setelah kejadian kemarin Gio tidak bertemu Bella baik dikampus maupun di rumah, sudah kesana kemari Gio mencari tau keberadaan Bella namun hasilnya nihil. Rasanya ia Ingin amnesia karna tidak ingin mengingat kejadian kemarin dimana kejadian yang sangat menyesakan hatinya.

Saat ini Gio Sedang berada ditaman kampus seorang diri, ia ingin mencari ketenangan tampa gangguan. Walaupun dirinya masih sakit tapi dia memaksakan diri untuk kekampus.

Tiba-tiba ada seseorang datang menghampirinya sembari memegang bahunya. "Kak Gio lagi ngapain?" Ucap Cindi lalu duduk disebelah Gio.

Saking tidak pokus Gio terkejut karena melamun. Namun ia sembunyikan keterkejutanya. "Eh Cindi, Enggak lagi Apa-apa kok,"

Cindi hanya mangut-mangut mengerti. "Emm.. kak Gio hari ini sibuk gak?"

Gio tampak berpikir. "Kayaknya enggak deh, Emangnya kenapa Cin?"

"Emm.. A-nu aku. Aku mau ngajak kak Gio ketoko buku. Aku mau beli Novel yang belum aku punya Gimana? Kak Gio mau gak?" Ujar Cindi takut-takut ajakannya ditolak. Tampa berpikir panjang Gio pun mengganguk. "boleh, kapan?"

Cindi yang senang ajakannya diterima pun senyum malu-malu. "Setelah kelas selesai, gimana?"

"Oke aku tunggu diparkiran,"

"Iya Makasih kak aku kekelas dulu ya kak." lalu Cindi pergi kekelasnya sambil bersenandung kecil dan tersenyum. Gio yang melihatnya hanya tersenyum geleng-geleng kepala.

***

Sesuai perjanjian mereka datang ke toko buku. Setelah turun dari motor, mereka memasuki toko buku itu. Lalu mereka Mencari buku itu. Saking sibuk dan senangnya Tak sengaja Cindi hampir tertabrak seseorang. "Awsss,"

"kak Cindi," pekik seorang perempuan itu, sambil memegang tangan Cindi yang hendak akan jatuh.

"Intan, kamu lagi ngapain disini?"

"Ya nyari buku lah kak masa mau konser," Mereka terkekeh karna pertanyaan konyol Cindi, sampai Intan melihat seorang lelaki dibelakang Cindi.

"Itu siapa kak?" Tanya Intan.

"Oh kenalin dia kak Gio, kak Gio ini Intan temen aku," lalu mereka berjabat tangan dan memperkenalkan diri. "Intan," ujar Intan.

"Gio." ujar Gio. Intan sempat terpana karena suara lembut Gio dan wajah Gio yang tampan.

"kak Gio ganteng banget. kak Gio ini yang nyanyi dicaffe nya kak Cindi itu kan. aduh andai Intan belum pacaran mungkin udah diembat." saking tidak fokus Intan berbicara ngaur tampa melepaskan jabat tangan.

Pacar Intan yang berada disampingnya berdehem cukup keras. "Ekhem.. Ngomong apa kamu?" Ucapnya sedikit kesal.

"Enggak Yang enggak canda doang, yaudah kak aku duluan," Cindi dan Gio hanya menganguk. Sebelum pergi Intan bersuara.

"Yang kayaknya aku gak bakalan cuci tangan deh, soalnya habis salaman sama cogan," ujar Intan sambil menyium tangannya. "Tangannya itu wangi banget, mulus, bersih lagi, andai kamu juga gitu ganteng lah ini kayak bubuk aspal,"

Aji pacarnya Intan yang mendengarkannya memutar bola mata malas. "Gini-gini juga pacar kamu yang,"

"Iya tau, tapi gantengan dikitlah. Diservis gitu,"

"Caranya?"

"Orangtua kamu kayaknya gak bisa bikin produk yang bagus makanya hasilnya modelan kek begini,"

Different (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang