18. Mati Rasa [sudah di REVISI]

139 14 1
                                    

'Jiwaku mati rasa, namun ragaku masih belum enyah dari bumi'

18. [Mati Rasa🔥]

"Huh Gabut gak ada si Angga gak ada yang dinistain," ujar Rendi sambil menguap.

Fandi yang disebelahnya pun melirik Rendi. "Yaudah lo aja yang gue nistain,"

"Enak aja mending gue godaan ciwi-ciwi lagi." ujar Rendi lalu berdiri menghampiri segerombolan cewek-cewek yang berada dikampusnya itu.

"Dih gelay," Cibir Fandi. Lalu Fandi pun melirik Gio yang sedang duduk disebelahnya memperhatikan gerak-gerik Gio yang melihat hpnya lalu dimasukan kedalam saku celananya.

"Gue cabut,"

"Mau kemana?"

"Bella." lalu Gio pun berjalan meninggalkan Fandi sendiri.

"Dih gue ditingalin, mending gue cari calon istri aja,"

Cuaca hari ini sedikit gelap karena mendung ditambah hujan begitu deras. Gio pun mencari-cari keberadaan Bella, hingga pandangannya terfokus kesatu objek. Bella orang itu sedang duduk di tepi ruangan satpam dekat pintu gerbang kampus.

"Bella," panggil Gio menghampirinya sembari berlari kecil.

Bella yang merasa namanya dipanggilpun menoleh kearah suara itu ternyata itu Gio. Jujur saja hati Bella dibuat menghangat hanya karna panggilan dari Gio. Namun Bella harus pura-pura marah lagi. "Ada apa lagi sih!" Ucapnya sambil memutar bola mata malas.

"Kamu mau pulang?"

"Bukan urusan lo," ucapnya ketus.

"Aku anterin pulang yah, udah hujan, aku tau kamu gak suka hujan,"

"Gak usah sok peduli, lagian gue ikut pun naik motor bukan mobil,"

Gio nampak berpikir sebentar. "Yaudah aku pesenin taksi,"

"Gue bilang gak usah peduli," ujar Bella ketus sembari berjalan pelan menghampiri air hujan.

Lalu Gio pun mengambil payung yang sudah dia bawa dan memanyungi Bella agar tidak kebasahan.

"Gue gak butuh," tolak Bella. Namun Gio tetap memanyungi Bella dan dia membiarkan tubuhnya terkena air hujan.

Hingga Gio pun tidak merasa ada air yang jatuh ketubuhnya lagi. saat melihat kebelakang ternyata Cindi sedang memanyungi dirinya dengan tersenyum tipis.

"Cindi kamu ngapain, nanti kamu kedinginan!" ujar Gio. Namun Cindi hanya mengeleng sembari tersenyum seolah-olah apa yang terjadi padanya tidak masalah.

"Kamu ngapain disini?" Tanya Gio.

"Mulai deh Caper nya, Canda Caper, upss." ujar Bella. Masih dengan posisi itu Bella dipayungi Gio, Gio dipayungi Cindi. Dan Cindi dibiarkan tubuhnya terkena air hujan.

Lalu sebuah mobil hitam datang menghampiri mereka bertiga lalu turun seorang pria berjas membawa payung.

Lalu seorang itu menghampiri Bella dan memanyungi Bella dan dirinya. Lalu mereka masuk kedalam mobil dan melajukannya, meningalkan Gio dan Cindi didepan gerbang itu tampa satu katapun.

"Jangan mengharapkan apa yang seharusnya tidak diharapkan. jika sudah tidak dihargai kenapa ingin sekali mendapatkan perhatiannya. Coba lihat kebelakang ada orang yang selalu menunggu." ujar Cindi kepada Gio.


***

Ting tong...

"Mau Ngapain lagi sih lo!" Ujar Bella geregatan. Saat menghampiri gerbang rumahnya ternyata itu Gio. ia bersikap begitu, tentu saja dirumahnya ada papa nya,

Different (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang