28. terbongkar [sudah di REVISI]

55 3 0
                                    

Dihari Minggu Cindi dan Gio mereka berdua jalan-jalan. Dihari minggu ini Cindi tidak membuka Caffe nya karena atas perintah Mamanya. Sengaja mamah nya tidak membuka caffe karena ia juga ingin liburan sesekali, walaupun liburanya tetap standby dirumah.

Cindi dan Gio sengaja jalan-jalan ke Mall karena Cindi ingin bermain wahana yang ada di Mall. Mereka menghabiskan waktunya sampai sore.

"Udah jangan ketawa mulu!"

"Habisnya lucu banget." Cindi terus tertawa saat ia memperlihatkan Dua boneka ondel-ondel. Tentu saja Gio takut melihat ondel-ondel itu ya walaupun kecil tapi menurut Gio, mukanya tetap menyeramkan.

"Ishh ngetawain mulu sampai air mata keluar, awas nanti jadi nangis,"

"Iya iya maafin," ujar Cindi masih tertawa.

"Yaudah yu pulang udah sore." Saat mereka berjalan keluar dari mall, tiba-tiba Cindi menyuruh Gio berhenti. "Kak berhenti!" Gio berhenti dan bertanya.

"Kenapa?"

"Kok tiba-tiba perasaan aku gak enak yah?!"

"Maksudnya?" Tanya Gio yang tidak mengerti.

"Aku gak tau tiba-tiba perasaanku jadi gak enak,"

"Yaudah kita harus cepet-cepet pulang terus kamu mandi, istirahat lalu tidur biar Rileks." Cindi hanya menganguk. Lalu mereka melanjutkan perjalanannya lagi. Tiba-tiba ponsel Cindi berbunyi. Ternyata dari Bi Inah asisten mamahnya.

"Hallo Cindi ini gue Cici,"

"Hah, ada ap.."

"Cin cepet pulang. caffe sama rumah lo kebakaran, terus mama lo..."

"Mama? Mama kenapa Ci?"

"Mama lo masuk rumah sakit."

Tiba-tiba tampa sadar Cindi menjatuhkan hpnya. Mungkin ini yang terjadi saat dia merasakan perasaannya yang tidak enak. "Kenapa?" Tanya Gio khawatir. "Caffe aku kak kebarakan, dan Mama masuk rumah sakit." Lalu mereka buru-buru menuju rumah sakit.

Saat mereka sampai. Cindi dan Gio melihat Cici yang menangis dipelukan Bi inah. "Ci kamu kenapa? Bi apa yang terjadi?" Tanya Cindi bertubi-tubi.

"Cin lo yang sabar, Mama lo meninggal."
Deg.. Bagai disambar petir disore hari. Cindi berusaha mencerna semua ucapan yang dia dengar dari Cici. "Hah gak mungkin Ci, Mama gak kenapa-napa tadi Mama baik-baik aja." Cindi berusaha menepis semuanya. Ia tidak percaya. Namun, Cici mengajak Cindi kedalam ruangan itu. Cindi menangis histeris saat dia melihat Mamahnya berbaring kaku, dan wajah yang pucat. "Gak mungkin Mama gak kenapa-napa, Mama gak kan ningalin aku!"

"Kamu yang sabar yah sayang." Ucap Risti mama Gio yang baru saja sampai.

"Bunda, mama aku gak mungkin meninggal!" Mereka semua yang berada disana terdiam sembari terisak.

Mamahnya Cindi sudah dimakamkan langsung.

"Mama yang tenang disana, maaf aku belum sempat bahagiain mama." Ucap Cindi menangis sembari memeluk nisan. Gio mengajak Cindi pulang karna hari sudah larut. Mereka siap-siap untuk pulang. "Kamu tinggal bareng kita aja yah sayang," ujar Risti.

Different (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang