6. sabtu [sudah di REVISI]

251 19 0
                                    

6. [sabtu🔥08:15]

Hari sabtu yang cerah, secerah wajah Cici. Ia terlihat sangat ceria, karna Gio telah berjanji akan mengajaknya jalan-jalan beberapa hari lalu.

Begitu waktu yang dinanti tiba, Cici bergegas naik ke mobil, dan menunggu Gio yang sedang memakai sepatu. "Buruan bang, keburu siang!" teriak Cici tak sabaran.

"Iya, iya. Gak sabaran banget kamu Ci. Kayak gak pernah keluar rumah berabad- abad," ucap Gio terkekeh.

"Soalnya abang kan sibuk mulu." ucap Cici sambil memakan Cemilan.

Gio pun memasuki mobilnya itu, Dan melihat Cici yang sedang memakan cemilan. "Nyemil mulu, gendut baru tau rasa, Nangis kejang-kejang."

"Semoga aja enggak!" sahut Cici. Setelah 30 menit dalam perjalanan. Akhirnya mereka sampai ditempat tujuan. Merekapun turun dari mobil. "Bang." panggil Cici.

"Yu masuk." ajak Gio

Merekapun memasuki RSJ Harapan indah. Berjalan memasuki ruangan yang akan ditujunya. Menghampiri Risti yang sedang makan disuapi oleh suster Elis. Suster Elis pun tersenyum melihat kedatangan mereka. "Sus, bagaimana keadaan Bunda?" tanya Gio.

"Alhamdulillah bunda Risti baik-baik aja. sekarang dia jadi pendiam, gak teriak-teriak lagi." jawab suster Elis.

"Bunda," panggil Cici menghampiri Risti. Risti pun berbalik melihat siapa yang memanggil namanya. "Kamu siapa?" Tanya Risti parau.

"Aku Cici bunda." ucap Cici mengelus tangan Risti.

"Cici?" ulang Risti. "Ini Cici. Cici sudah besar Yah. Kemarin rasanya masih ngejar-ngejar anak ayam. Sekarang udah besar. Duduk disini Ci." ucap Risti antusias.

"Kamu kemana aja kok jarang ngejengukin bunda?" ucap Risti sedih.

"Maafin aku Bunda, Aku lagi sibuk kuliah." ucap Cici tersenyum.

"Kamu cantik Ci, mirip mama kamu,"

"Dari dulu bun," ucap Cici terkekeh.

"Kamu sudah makan belum. Bunda suapin yah!"

"Gak usah bunda, tadi udah kok."

"Yah Padahal bunda mau suapin kamu. Mau yah!" ujar Risti pura-pura sedih.

Cici melihat Gio yang menganguk. "Iya bunda aku mau disuapin bunda."

"Beneran?"

"Iya."

"Yaudah kamu makan dulu Yah, suster Sini kan makananya." suster Elis pun memberikan makanan itu.

"Makanya yang banyak Yah biar kenyang." Ucap Risti tersenyum sambil menyuapi Cici. Risti Melihat ada seseorang yang sedang berdiri memerhatikannya. Lantas Risti pun mendongak melihat orang itu.  "Gio kamu mau disuapin bunda." tawar Risti.

Gio melihat Cici yang sedang menganguk ke arahnya. Lalu Gio menghampiri bundanya itu. "Kalian makan yang banyak Yah. Anak-anakku udah gede." ucap Risti sambil menyuapi mereka.

Gio menintikan air mata. Terharu melihat perubahan bundanya. Ini yang ia rindukan, ini yang ia mau. Bukanya cengeng, bukanya manja. Namun, Gio pun ingin merasakan pelukan hangat dari orang yang ia sayang, menginginkan keluarganya tetap utuh. Bercanda ria, bertukar cerita, menghabiskan waktu bersama keluarga setiap harinya.


***

Setelah melepas rindu dengan Risti. Sore hari Gio dan Cici mendatangi rumah suster Elis. Merekapun dipersilahkan duduk diruang tamu.

"Bang, apa kita akan memberitahu yang sebenarnya?" ucap Cici.

"Jangan dulu Ci, tunggu keadaannya membaik,"

Different (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang