"Kenapa bahagiaku hanya sesaat ;)"
5. [jumat🔥08:30]
Pagi yang cerah, Bella dan Gio sedang menikmati perjalanan menuju kesebuah pantai. Sudah lama sekali Bella ingin berlibur kepantai. Ia ingin bermain Air dan ombak. Namun setiap kali mengutarakan keinginannya, papah nya belum bisa mengabulkannya. Pekerjaan papah nya memang banyak dan tidak bisa ditinggalkan begitu saja. apalagi sekarang dia mempunyai cabang baru di luar negeri dan harus tinggal beberapa bulan disana. Karena merasa bosan akhirnya Bella mengajak Gio ke pantai.
Betapa senangnya Bella. Sekarang impiannya benar-benar terwujud. Disepanjang perjalanan, Bella tak bosan-bosannya bercerita apa yang akan dia lakukan nanti dipantai.
Setelah sampai dipantai Bella girang bukan kepalang. Ia segera berlarian dipinggir pantai dengan wajah ceria. Tawa gembiranya sesekali membuat Gio tersenyum, tak mau melewatkan kesempatan itu Gio memotret Bella yang sedang berlarian dikejar ombak.
"Hati-hati, La! jangan ketengah." teriak Gio sambil mengawasi Bella. Bella tak mendengar teriakan Gio karena keasyikan bermain ombak. Bella berlari dikejar-kejar ombak.
Bella yang mulai letih segera berlari menghampiri Gio yang sedang duduk ditempat teduh. "Capek." ujar Bella yang masih ngos-ngosan
"Nih minum dulu!" Ucap Gio menyodorkan kelapa muda yang sempat ia beli tadi.
Setelah meminum air kelapa itu Bella mengajak Gio bermain ombak. "ayo main ombak, seru loh!" ajak Bella sambil berlari menjauh. Gio pun bergegas mengejar Bella. Tak lama kemudian, kedua remaja itu sudah asyik menikmati suasana pantai yang mengagumkan. Meski begitu, mereka selalu waspada. Bermain dipantai tidak boleh sembarangan dan gegabah, karena bahaya bisa menimpa kapan saja.
***
Setelah Gio dan Bella bermain dipantai, Gio memutuskan pulang karna hari ini adalah hari jumat waktunya shalat jumatan di masjid.
Saat ini Gio sudah memakai baju koko dan sarung. waktunya masih lama namun Gio sudah bersiap-siap supaya enak, nanti tinggal berangkat.
Sebelum pergi ke masjid Gio makan terlebih dahulu takutnya nanti kelaparan dan mengakibatkan pingsan saat shalat. Fikirnya.
Saat Gio makan Cici datang menghampirinya dengan sekantong penuh makanan ringan. "Habis dari mana Ci?" Tanya Gio.
"Belanja bang buat nanti malam,"
"Apa!? Drakor lagi!" ucap Gio memutar bola mata malas.
"Seratus persen buat Abang." ucap Cici memberi jempol sambil tertawa terbahak-bahak.
Tawa Cici teralihkan saat melihat Om nya tak lain adalah Rios sedang berjalan tertatih-tatih yang dipapah oleh Mbok Asri.
"Bang." ucap Cici memanggil Gio
"Apa?" Cici mengangkat kedua Halisnya dan memonyongkan bibirnya seperti bilang 'tuh' tanda lawanya harus melihat kebelakang.
Gio pun bisa menangkap gerakan halis dan bibir cici. Lalu dia pun melihat kebelakang.
'Ayah kenapa?' seburuk apapun kelakuan Rios, dia tetap ayahnya Gio. Melihat kondisi ayahnya yang setiap pulang selalu mendapat luka-luka diwajahnya. Melihat itupun Gio merasa kasian merasa dia belum bisa menjadi anak yang bisa melindungi ayahnya. Ia berfikir mungkin Rios habis dihajar oleh istri-istri lelaki yang selalu Rios layani. Gio jika tidak melihat kelakuan bejad ayahnya ia selalu merasa kasian. Namun bila Gio melihat aksi bejad Rios, Gio tak segan-segan memberi bogeman di tubuh Rios. Guna menyadarkan ayahnya supaya kapok. namun, itu tak membuat Rios jera akan kelakuanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different (Selesai)
Jugendliteratur⚠DIHARAPKAN UNTUK FOLLOW TERLEBIH DAHULU ⚠❤ Jangan lupa Vote and coment disetiap partnya!🔥 ••• Ini tentang kisah seorang Gio Dirgantara Remaja laki-laki yang hidup seperti remaja pada umumnya. Namun, tak banyak yang tahu jika seorang ayahnya berpro...