16. Luka [sudah di REVISI]

156 12 7
                                    

'jika ada lomba kata tersakit mungkin luka adalah juaranya'

16. [Luka🔥]

Setelah pulang dari rumah sakit Gio memutuskan pulang kerumahnya, lagipula Cindi tidak terluka parah. Gio duduk disofa ruang tamu memijat pangkal hidungnya. Semuanya terasa rumit saja. "Ayah." panggil Gio yang melihat ayahnya baru saja masuk kerumah. Lalu Rios pun duduk disofa berhadapan dengan Gio.

"Ayah tadi ngapain dilampu merah?" ujar Gio bertanya dengan menatap wajah Rios yang pias karena tertangkap basah. Kebanyakan anak yang disekidiki oleh ayahnya maka ini sebaliknya. Rios yang ditanyapun gugup entah apa yang akan dia jawab. "Eu-anu, Anu tadi..."

"Tadi apa? Ayah boleh saja mau seperti apapun, mau berpenampilan apapun itu, Gio sudah nyerah. Tapi ingat jangan sampai teman-teman Gio tau bahwa itu adalah ayah Gio,"

"Kenapa? Kamu malu," ujar Rios sedikit kecewa.

"Gio enggak malu punya ayah, tapi Gio malu cara berpenampilan ayah yang seperti ini," lalu Rios pun menunduk melihat cara berpenampilannya yang diluar batas wajar.

"Tenang saja itu bisa diatur, kalau kamu mau seperti itu Ya," Rios mengedikan bahu acuh. "kita masing-masing aja,"

"Bukankah dari tahun ketahun pun kita sudah masing-masing,"

"Ya, kamu pasti ngertilah,"

"Oh ya, satu lagi, jangan pernah menampakkan diri ayah didepan teman-teman Gio, dan mengaku kalau ayah adalah ayah Gio," ujar Gio lalu berdiri hendak pergi.

"Sampai kapan kamu seperti ini Gio,"

"Sampai kapan, ayah tanya sampai kapan, seharusnya Gio yang nanya itu, sampai kapan ayah bakalan berubah. Kalau saja ayah tidak seperti ini mungkin Gio sudah memperkenalkan ayah pada teman-teman Gio. Dan mungkin Gio tidak akan menjadi seorang pembohong, dosa-dosa Gio sudah numpuk itu semua karna ayah." ujar Gio lalu pergi menuju kamarnya.

'Tenanglah Gio ayah akan merahasiakan ini semua dari teman-temanmu, bagaimanapun juga ayah sangat menyayangimu Gio karna sekarang kamu adalah harta ayah satu-satunya. Tapi ayah tidak bisa meninggalkan hidup ayah. Ayah akan seperti ini. Maaf Gio maafin ayah."

***

Sudah satu Minggu Gio melalui hari-harinya yang tampak tidak bersemangat tiap kali Gio bertemu dengan Bella disaat itupun Bella malah semakin menjauhinya. "Bella," panggil Gio sambil berlari menghampiri Bella.


"APA!" Bentak Bella sambil berteriak. "Belum puas lo nyakitin gue?"

"Maafin aku La, aku salah," ujar Gio sambil menunduk.

"Memang benar lo itu laki-laki brengsek yang pernah gue temui. Gue nyesel pernah kenal sama lo," ujar Bella sambil menunjuk wajah Gio.

"La, aku tau aku salah, tapi kamu jangan seperti ini La,"

"Lo yang buat gue seperti ini brengsek!"

"La sebenarnya kita ini apa sih!" Ujar Gio prustasi.

"Lo nanya sama gue, tanya sama diri lo!"

"Pergi lo dari hadapan gue, jijik gue liat lo." Penolakan dan penolakan yang setiap kali Gio dapat entah sampai kapan ini semua akan berakhir dan diganti dengan kebahagian baru.

Different (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang