'Perlahan lahan semua mimpimu akan terwujud, meskipun kamu mengira itu semua tidaklah mungkin. Tapi itupun jika kamu mau berusaha dengan sebaik mungkin'🌸
14. [Refreshing🔥]
"Sarapan dulu yuk Ci," ujar Gio yang baru keluar dari kamarnya.
"Yuk." lalu mereka berjalan menuruni anak tangga menuju ruang makan. Tak sengaja mereka melihat banyak orang diruang tamu sekitar 4 orang Dua orang laki-laki normal, dan dua orang laki-laki jadi jadian.
Gio dan Cici tak menghiraukan itu lebih baik mereka mengisi tenaganya dengan sarapan pagi.
Saat melewati mereka, ada sekitar dua orang laki-laki normal dan satu laki-laki jadi-jadian yang baru masuk kedalam rumah. Satu laki-laki jadi jadian berteriak kegirangan sembari berlari kecil. "Kalian nungguin aku ya!" Ujarnya
Saat ada laki-laki normal yang akan menyentuh nya dia berucap. "Ih gak mau gak suka gelay," ujarnya dengan nada lebay.
"Rumah ini kok jadi tampungan waria sih, bukanya manusia normal, eh ini malah manusia jadi-jadian," cibir Cici dengan suara yang sangat keras.
"Eh dia siapa gak sopan banget," ujar tiara nama samaran laki-laki jadi jadian yang pertama.
"Eh jeng itu anak lo yang laki ganteng banget, boleh dong coblangin akyu sama dia," ujar serra laki-laki jadi-jadian ke dua. Gio sangat geli mendengar setiap ucapan yang terlontar dimulut mereka.
"Bang ini tuh manusia lesbian atau gay sih?" Ujar Cici berbisik.
"Manusia stres kali ah." ujar Gio melenggang pergi ke ruang makan.
Setelah Gio dan Cici duduk dikursi. Dengan lahap mereka berdua memakan makanan yang dibuat oleh Mbok Asri. "Selalu enak," puji Cici sambil memberi dua jempolnya.
"Makasih atuh Ci." ujar Mbok Asri sambil tersenyum.
Setelah beberapa menit makan Rios yang baru datang ke dapur berteriak. "Hey jeng makan dulu," teriak Rios, lalu teman-temannya itupun berdatangan ke dapur, mereka berdelapan duduk dikursi yang kosong. Kebetulan kursi didapur ada 10 kursi yang panjang dan lebar, walau yang sering diduduki hanya empat orang.
"Sebelum makan kecup manjah dulu dong," ujar Serra laki-laki jadi-jadian yang ke dua.
Lalu mereka pun berciuman dengan pasangannya masing-masing setelah itu mereka pun melanjutkan makanya. Total temen Rios itu semuanya ada delapan, yang empat normal, yang empat Jadi-jadian jadi mereka berpasangan.
"Ingat Rumah ini sekarang atas nama Gio, Gio Dirgantara. Kalian jangan merusak fasilitas yang ada ataupun berbuat yang tidak-tidak. Jika itu terjadi saya akan melaporkan atas tindakan kalian yang diluar batas, saya tidak memandang kubu, walaupun itu ada hubungan darah sama saya, Saya tidak peduli." ujarnya Gio tegas.
"Iya kita tau kok, lagian kita bentar lagi mau keluar," ujar salah satu diantara mereka.
"Smart gilrs." ujar Gio yang mampu membuat orang itu tersipu malu. Entahlah Gio tak tau harus panggil meraka apa, Girls atau boys. Tak ambil pusing Lalu Gio dan Cici pergi untuk berangkat kekampusnya.
***
"Hay kak Gio, selamat pagi," sapa Cindi saat mereka berada di parkiran kampus.
"Selamat pagi Cin," ujar Gio Lalu melepas helm full face nya.
"Tumben pagi-pagi udah ada disini?" tanya Cici.
"Iyalah... kan anak rajin," ujar Cindi mengerling yang dibalas tatapan malas Cici.
"Kak emm.. apa Yah.. Aku punya rencana, besok kan libur, bagaimana kalau kita Refreshing ke puncak," ujar Cindi antusias.
Gio menganguk anggukan kepalanya, sudah lama ia tak liburan. "Boleh, ide yang bagus tuh,"
"Aku udah lama gak pernah kepuncak lagi. Gimana Yah rasanya," ujar Cindi Sembari berpikir bagaimana rasanya dipuncak.
"Bagaimana kalau kita ajak temen-temen bang Gio, biar tambah rame," ujar Cici.
"Boleh biar tambah rame gitu," ujar Cindi.
"Wiss ada apaan nih," ujar Angga yang baru datang.
"Kita mau Refreshing, kak Angga mau ikut?" tanya Cici.
"Ya mau dong!" Ujar Angga teriak, pamer dikit gitu loh, sudah lama ia tak liburan.
"Nah bagus, tambah banyak tambah rame. nanti kita kumpul dulu dirumah Cindi Yah!"
"Kalau ada Cici gue ikut lah," ujar Fandi yang baru datang dan langsung merangkul bahu Cici seenaknya.
"Gue boleh ajak pacar gue?" tanya Rendi.
"Pacar yang mana, yang mbak kasir bukan?" ujar Angga bingung pasalnya Pacar Rendi sangat banyak ia sendipun sampai bingung siapa nama-nama Pacar Rendi apalagi Rendi jika salah nyebut nama pacarnya akan kena semprot resiko jadi puckboy ya gitu.
"Bukan lah kan waktunya tiga hari, mau gue putusin sekarang, tapi karna gue baik sama cewek gue nungguin mereka putusin gue aja," ujar Rendi dengan sombongnya.
"Dasar fakboy." ujar Cici dan Cindi bersamaan.
Saat mereka masih merencanakan liburan ke puncak saat itupun Bella keluar mobil, tak ada tanda-tanda dia akan menyapa, dia malah melenggang pergi tampa menghiraukan mereka yang sedang berkumpul di parkiran. "Bella." Panggil Gio, Bella yang merasa namanya dipanggil pun berhenti berjalan."Ada apa?" jawab Bella ketus saat Gio menghampiri nya.
"Emmm aku mau ngajak kamu jalan besok, gimana mau gak?"
"Gue, jalan jalan, sama lo! Ya kali gue mau jalan-jalan sama orang miskin kek lo. Ya tapi karna gue menghargai usaha lo buat ngajak gue. Gue mau aja sih," ujar Bella.
"Yaudah besok aku jemput,"
"Jemput nya didepan komplek aja gak usah sampe dalem." peringat Bella Lalu dia pergi meninggalkan Gio.
'Aku seneng kamu ajak aku jalan, walau aku jawabnya ketus, tapi percayalah Gio aku sangat senang' batin Bella.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Different (Selesai)
Novela Juvenil⚠DIHARAPKAN UNTUK FOLLOW TERLEBIH DAHULU ⚠❤ Jangan lupa Vote and coment disetiap partnya!🔥 ••• Ini tentang kisah seorang Gio Dirgantara Remaja laki-laki yang hidup seperti remaja pada umumnya. Namun, tak banyak yang tahu jika seorang ayahnya berpro...