'Lo itu iblis yang menyamar jadi princess'
11. [kasih pelajaran🔥]
Cici menghela nafas berat, Melihat Gio yang hanya mengaduk nasi tampa ia makan, pandangannya kosong entah kemana.
"Bang makan nanti sakit," ujar Cici. Namun Gio tak mendengarkannya.
Rios yang sedang makan pun berhenti, dan berucap. "Makanya pacarannya jangan sama cewek. Ribet. Mending sama cowok, enak." celetuk Rios sambil memberi satu jempol.
Gio yang mendengarkan itu pun berhenti mengaduk nasi, tak ingin menimbulkan masalah, lebih baik dia pergi. "Kenapa Om ngomong gitu?!" Ujar Cici yang kesal setelah Gio pergi.
"Emang kenyataannya begitu, cewek kebanyakan ribet. Apa-apa dipermasalahin," ujar Rios dengan santainya.
"Jadi Waria juga ribet cihh.. Om kalo iri ngomong aja deh, aku tau om kesel kan karna semua harta warisan jadi milik Bang Gio," ujar Cici sambil tertawa sinis.
"Apa maksud kamu, Ci?!"
"Sekarang Om gak punya apa-apa. Om disini sekarang hanya numpang, ingat itu,"
"Brengsek, asal kamu tau aja, kamu juga numpang kan disini. Sama-sama penumpang mending diem aja, gak usah sok berkuasa," ujar Rios marah dan pergi meninggalkan Ruang makan.
"Batang kok suka batang," teriak Cici kesal yang masih bisa didengar Rios.
"Gak boleh gitu Ci, pamali," peringat Mbok Asri.
"Gak papa bi biarin aja, biar sadar dia." ujar Cici sambil tertawa.
***
"Bang bangun udah siang." ujar Cici sambil terus mengetuk pintu kamar Gio. Namun sampai saat ini belum ada sahutan apapun. Hingga ia memasuki kamar Gio. Gelap yang ia dapat, tak ada cahaya sedikitpun yang masuk. Hingga Cici membuka semua tirai jendela dan mendapatkan sedikit cahaya dari luar. "Bang bangun!" Ujar Cici sambil menepuk bahu Gio yang membelakanginya. "Ada apa Ci?" ujar Gio serak.
"Gak ngampus?" ujar Cici namun Gio hanya diam saja, hingga Cici mengecek kening Gio ternyata Gio demam.
"Yaampun bang, abang panas banget!" Panik Cici.
"Gak papa nanti juga sembuh," ujar Gio lemas.
"Gak papa gimana. Abang gak tidur Yah semalam. Kantung mata kok item banget. Abang dirumah aja dulu yah. Istirahat," Ujar Cici lembut.
"Abang mau ngampus Ci, bosen dirumah,"
"Enggak. Abang tetap dirumah!"
"Tapi Ci, Abang kan ha.."
"Harus apa bang, harus merjuangin cewek yang gak menghargai orang yang sedang berjuang. Hah iya, biar Cici yang ngomong sama dia, biar Cici yang kasih pelajaran. Abang diam aja dirumah," ujar Cici santai tapi menusuk.
"Tapi Ci,"
"Percayakan sama Cici, dia gak akan diapain-apain."
***
Sudah lima menit Cici menunggu digerbang kampus nya. Hingga orang yang ditunggu pun datang. Bella turun dari mobil bersama laki-laki. Cici yang melihat itu geram dan langsung saja tampa aba-aba Cici menampar wajah mulus Bella sangat keras.
Plak
Bella yang baru turun kaget saat menerima tamparan mendadak. Kaget apalagi Cici sepupunya Gio yang menampar nya. "Apa apaan sih lo!" Bentak Bella kesal.
"Lo yang apa apaan jalang!" Ujar Cici marah.
Tadinya Cici hanya ingin memberi arahan yang benar untuk Bella, tapi apa ternyata Bella satu mobil dengan laki-laki yang entah siapa itu Cici pun tidak tahu. "Tak sopan," ujar lelaki itu yang baru saja turun.
"Heh pak tua, Diam lo. Gue gak ada urusan sama lo!"
"Heh! Bella lo apa-Apaansih! Pacar lo lagi sakit, lo malah enak-enakan sama cowok lain. Lo udah nyakitin abang gue berapa kali hah!" ujar Cici meluapkan emosinya.
"Sakit?" beo Bella sungguh hatinya meminta ingin bertemu dan merawat Gio tapi.. "Gue gak peduli, Mati pun gue gak peduli," lanjutnya.
Cici yang mendengarkan ucapan Bella itupun kaget. Bagaimana bisa Bella yang baik hati sekarang seperti iblis yang tidak punya hati. "Lo itu iblis yang menyamar jadi princess," ujar Cici sambil menunjuk ke muka Bella.
"Kalo lo udah gak sayang sama bang Gio, putusin dia. Biarin dia bahagia sama yang lain. Gue gak mau dia hidup bareng iblis kayak lo. Ingat itu!"
"Entarran aja gue belum puas nyakitin dia!" Ujar Bella santai sambil bersedekap dada.
"Ayo sayang buruan masuk kelas nanti terlambat, jangan ladenin orang gak penting ini," ujar Fero ya lelaki itu adalah Fero.
"Bentar sayang aku masih kangen sama kamu," ujar Bella sambil bergelayut manja ditangan Fero.
"Udah masuk nanti terlambat." ujar Fero sambil mengecup kening Bella. Lalu Bella pun masuk melewati Cici yang sepertinya sedang marah besar.
'Maafin aku ci, aku gak bermaksud nyakitin kalian. Sebenarnya aku terpaksa ngelakuin ini. Aku juga gak mau berhubungan sama fero. Maafin aku' batin Bella sambil meringis karna nasibnya.
Setelah Bella benar-benar pergi. Fero menarik tangan Cici menjauh dari gerbang. "Aws.. apa-Apaansih lo!" Geram Cici.
Saat sudah sampai tempat yang lumayan sepi. "Bilang sama abang lo itu. Jauhin Bella!"
"Heh! Lo siapa aki-aki tua. Bisa-bisanya Nyuruh-nyuruh gue. Oh iya tampa lo suruh pun gue akan menjauhkan abang gue Sama cewek murahan itu,"
"Yang pertama lo gak usah manggil gue aki-aki tua, karena gue masih tampan dan kaya raya. Yang kedua bagus jauhkan sejauh-jauhnya kalau perlu jauhin sampai ujung dunia, kalau perlu sampai beda alam. Dan Yang ketiga lo gak usah panggil Bella cewek murahan. Karena Bella udah jadi tunangan gue," ujar Fero sambil memperlihatkan cincin tunanganya, Cici yang mendengar itu syok, Abangnya kalah cepat. Namun Cici masih bisa menyembunyikan keterkejutannya.
"Oh lo gak mau dipanggil aki-aki tua, terus maunya apa dong. Perebut pacar orang, eh bukan, emm apayah, penikung lo udah nikung abang gue. Hebat banget sih lo. Murahan juga sok berbangga diri,"
"Ya apa sih yang gak gue bisa, semuanya pun bisa," ujar Fero berbangga.
"Kalau apapun bisa. Lo bisa gak sekarang mati aja. Eneg gue liatnya," ujar Cici sambil menatap tajam Fero.
"Oh kalau itu gak bisa, sorry. Sampai jumpa." ujar Fero tersenyum kemenangan. Setelah Fero benar-benar pergi Cici berjalan gontai menuju gerbang kampus.
'Kenapa, padahal bukan gue yang ngejalanin hubungan ini, jangankan gue, Bang Gio juga pasti sama terlukanya. Apa yang harus gue, lakuin, kalau gue kasih tau, bang Gio pasti tambah droup, dia kan lagi sakit.'
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Different (Selesai)
Teen Fiction⚠DIHARAPKAN UNTUK FOLLOW TERLEBIH DAHULU ⚠❤ Jangan lupa Vote and coment disetiap partnya!🔥 ••• Ini tentang kisah seorang Gio Dirgantara Remaja laki-laki yang hidup seperti remaja pada umumnya. Namun, tak banyak yang tahu jika seorang ayahnya berpro...