BAGIAN 30

36 4 0
                                    

Hari libur yang membosankan. Itulah yang Fadia rasakan saat ini. Hanya berdiam diri di kamar dengan ponsel yang tak pernah lepas di genggamannya.

Gadis itu memutar bola matanya. Rasa bosan itu semakin menyeruak masuk. Ia jadi menutup ponselnya yang sedari tadi hanya bergulir di dunia maya.

Kalau tau ia akan sebosan ini mungkin tadi ia memilih untuk ikut orang tuanya pergi atau ikut Niko yang katanya jogging di sekitar komplek.

Fadia kembali mengambil alih ponselnya. Mencoba menelepon seseorang.

"What? Telpon gue di reject?" pekiknya membelalak kaget. Namun, setelahnya ada sebuah pesan masuk.

Fajar : kenapa?

Fajar : gue lagi sama Imelda

Fadia langsung mengumpat tanpa suara. Bisa-bisanya Fajar menolak telpon darinya hanya karena sedang bersama Imelda.

Fadia : gak papa

Fadia : cuma gabut aja

Fadia : gue kira lo lagi gak sibuk

Fajar : Imel ngajak keluar hari ini

Fajar : gue juga gak tau ini anak tiba-tiba ke rumah gue pagi-pagi

Fadia : oke, have fun ya

Fajar : oke

Fadia langsung menghempaskan ponselnya tanpa berniat membalasnya lagi. Ia akhirnya turun ke bawah dan mencari camilan di dapur.

Mungkin mengisi waktu dengan menonton televisi tidak seburuk itu. Namun, yang buruk adalah stok camilan di dapur sudah habis. Hanya ada sebungkus keripik kentang yang tentu saja tidak cukup untuk dirinya sendiri.

"Udah keluar toh dari gua," ujar Niko yang baru saja pulang. Fadia jadi melirik kesal tetap mengunyah keripik kentangnya dengan rakus.

"A' udah gak ada apa-apa lagi," keluhnya. "Keluar yuk cari makan, aku bosen banget di rumah."

"Yaudah Aa mandi dulu abis itu kita keluar," sahut Niko langsung setuju.

*****

Fadia heran melihat Niko yang bersemangat ketika ia mengajaknya makan di luar. Bahkan saat diperjalanan Niko tak memberinya pilihan untuk pergi kemana. Pemuda itu langsung mengemudikan mobilnya menuju resto Tante Franda.

Wajah cerah Niko sejak diperjalanan tadi malah membuat Fadia bingung. Niko nggak mungkin kesurupan setan, kan?

"Aa kenapa, sih?" tanya Fadia tak tahan untuk tak menyeletuk. Aneh saja melihat Niko yang biasanya cool kini malah jadi cowok murah senyum.

"Kenapa apanya?"

"Itu.." ujar Fadia tunjuknya dengan dagu, "dari tadi senyum-senyum terus."

"Aa emang murah senyum," balasnya dengan nada sombong. Fadia memandang itu makin dibuat heran. Sepertinya memang ada yang tidak beres dengan kakak sepupunya satu ini.

"Halo, Fadia! Mau pesan apa?" sapa seorang waiter dengan ramah membuat Fadia jadi menegak mengalihkan pandangannya pada waiter cantik itu.

"Hai, Kak Zoya!" balas Fadia menyapa, "aku pesan kayak biasa aja ya, kak," katanya pada gadis bernama Zoya itu.

"Oke siap!" jawab Zoya yang langsung mencatatnya.

Ketika Senja Menuju FajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang