Langit sudah berubah warna menjadi jingga. Rumah yang semula sepi kini sudah semakin ramai. Banyak orang yang berlalu lalang keluar dan ke dalam. Ada yang duduk sembari melempar canda. Dan ada juga yang asik dengan aktivitasnya.
Fadia tersenyum senang melihat semua ini. Ini bukan yang pertama kalinya mereka berkumpul. Tetapi selalu saja menyenangkan jika orang tua dan para sahabatnya mengadakan acara ini.
Fadia adalah putri pertama dari pasangan Jovi Irfandi dengan Rianty Febriana. Gadis berambut sebahu itu kini sedang terduduk memandangi semua orang yang berlalu lalang di rumahnya.
"Yang lain pada kemana, Fa?" tanya Adrian pada Fadia ketika baru sampai dengan istri dan anak tunggalnya.
"Om sama tante yang lain pada di dalem, om. Baru selesai beresin depan," jawab Fadia sopan.
Fadia menyalami Adrian dan istrinya, Natalie. Lalu mereka berdua beranjak ke belakang untuk menemui orang tuanya. Meninggalkan putra tunggalnya disana bersama Fadia.
"Ego sama Fandi belom dateng, Fa? Gue cuma liat Lian sama Kinantan di luar lagi sibuk ngegame," tanya Aryan Winata, putra tunggal dari Adrian Alfarizi dan Natalie, yang kini duduk berdampingan dengan Fadia.
"Bang Ego sama Fandi di atas tuh, lagi ngerecokin Tere, Adis sama Clari yang lagi belajar make up," sahut Fadia.
"Lah ngapain Triosa belajar make up segala?" tanya Aryan heran. Triosa adalah panggilan mereka untuk Teresa, Adisa, dan Clarisa. Karena nama belakang mereka sama-sama menggunakan suku kata 'sa'. Teresa Disti adalah adik perempuan Fadia satu-satunya yang masih berumur 15 tahun. Sedangkan Adisa Aquila adalah sepupunya, anak dari Elvano Sanjaya dan Rain Nataya. Dan Clarisa Feroza adalah saudara kembar dari Kinantan Feroga yang masih berumur 14 tahun, sama seperti Adisa.
"Biasalah anak SMP, mau tebar pesona biar laku," sahut Fadia sekenanya.
Aryan terkekeh. Pasti sebentar lagi Diego dan Fandi turun dengan wajah yang tidak karuan.
"Clari ya ampun ini muka abang kamu buat apaan?" Terdengar teriakan dari atas yang membuat Aryan dan Fadia sudah terbahak.
Lyra pun datang dari arah dapur membawa segelas air. "Itu yang di atas belom kelar juga?" tanya Lyra yang juga dibuat heran karena teriakan Diego.
"Ya menurut lo gimana?" sahut Fadia yang masih terbahak bersama Aryan.
Fandi berlari di tangga dengan hati-hati dan wajah yang sudah memerah dan nafas yang memburu.
Fandi langsung mengambil gelas yang berisi air dari tangan Lyra dan meneguknya sampai habis. Lyra melotot tajam ke arah Fandi tidak terima. "Untung aja gue bisa kabur," ucapnya.
"Ih, minum gue main abisin aja. Dasar!" decak Lyra.
"Yaelah dikit doang," sahut Fandi.
Lyra memutar bola matanya dan melirik Fandi dengan tatapan kesal. "Pacar lo gih kak urusin," geram Lyra pada Fadia.
Fadia hanya bisa geleng-geleng kepala saja melihat kelakuan Fandi, kekasihnya. Fandi Gimnastiar adalah putra tunggal dari pasangan Satria Arbie dan April Pratiwi, sahabat orang tuanya dari jaman SMA dulu. Sekaligus sepupu Diego dan Aryan.
Diego turun dengan wajah yang cemberut menahan kesal. Akibat ulah adiknya serta kelakuan Tere dan Adis wajahnya sudah seperti badut.
"Jadi badut ancol sekarang lo?" ledek Aryan yang kini sudah kembali terbahak melihat Diego Megantara atau yang sering disapa Ego turun dengan wajah yang tak berbentuk itu.
Diego sudah uring-uringan. "Kurang ajar lo Fan pake kabur segala, liat nih muka gue yang jadi korban," omel Diego pada Fandi yang berhasil kabur tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Senja Menuju Fajar
Novela Juvenil(Sequel of ADRIANTY) Ada rindu yang harus aku sampaikan. Namun, ada pula yang harus aku simpan. Dari Senja untuk Fajar. *** "Fadia.." panggil Fajar membuat Fadia kembali menghentikan langkahnya diambang pintu. "Kenapa?" Walau tak bisa melihat Fajar...