BAGIAN 25

65 5 0
                                    

Lyra melirik ke arah gadis yang sedari tadi memperhatikannya dengan Fadia. Agak risih karena tatapan gadis itu membuatnya sebal.

"Itu orang kenapa sih kayak gak seneng gitu ngeliatin kesini," ujarnya mulai mengomel pelan pada Fadia.

"Kesel kali sama lo," sahut Fadia cuek.

"Dih, gue gak ngapa-ngapain dia juga."

"Semalem dia ngambek sama Fajar karena Fajar nganterin gue ke rumah lo."

"Itu sih keselnya sama lo tapi gue ikutan kebawa juga," gerutunya. "Jadi ngerasa gak enak kan gue."

"Udah jangan dipikirin," sahut Fadia tak peduli banyak. Lagi pula apa hak Imelda marah padanya. Bukan salahnya juga karena Fajar yang memang mau tanpa paksaan semalam.

Fadia dan Lyra kembali melanjutkan makan siangnya. Imelda pun sudah pergi entah kemana. Dan sekarang malah Fajar yang menghampiri mereka.

"Tumben berdua aja?" katanya sembari mendudukan diri di samping Lyra.

"Kak Aryan sama Bang Ego lagi ada urusan di kelasnya," jawab Fadia.

"Fandi?"

Lyra melengos keras, "ya sama cewek barunya lah," selorohnya kesal. Menghabiskan es tehnya dalam sekali tegukan. "Gue ke kelas duluan ya, kak," pamitnya lalu tersenyum singkat pada Fajar.

"Kenapa tuh anak?" tanya Fajar terheran-heran, keningnya sampai berkerut.

"Lagi sensi dia," ujar Fadia, "terus tadi ada Imelda ngeliatin kita berdua kayak sinis gitu," adunya.

"Imelda marah ya karena semalem?"

Fajar menggeleng, tak membenarkan, "gak ah, dia gak marah," elaknya, "lagian kenapa harus marah? Gue sama dia cuma temen."

Fadia tersenyum tipis mendengar itu. Setidaknya ia tak akan merasa bersalah. Bahkan merasa menang karena Fajar lebih memilihnya semalam.

"Lo sama Lyra gak usah ngerasa gak enak gitu," katanya lagi.

*****

Aa Niko : udah pulang belom fa? Aa lagi jalan pulang, mau sekalian dijemput gak?

Baru saja Fadia akan menolaknya, tetapi ia jadi tertegun dan tersenyum miris saat melihat Fajar berboncengan dengan Imelda.

"Itu yang katanya cuma temen?" tanyanya lirih pada diri sendiri.

Lalu dengan cepat ia membalas pesan Niko untuk segera menjemputnya. Ia terkekeh mengingat pemandangan tadi, dimana Imelda terlihat sangat bahagia diboncengan Fajar.

Gadis itu berjalan menuju pos satpam depan. Menunggu Niko yang akan menjemputnya. Tak perlu waktu lama Fadia menunggu karena 5 menit kemudian Niko datang dengan mobil hitamnya.

"Cari makan dulu ya, Fa, Aa belom sempet makan siang tadi," ucap Niko memutar stir mobilnya dan meninggalkan sekolah Fadia.

"Hm."

"Kamu mau makan apa?"

"Terserah."

"Mama kamu belom pulang, drive thru aja ya? Tere pasti belom makan juga."

"Iya."

"Fa.."

"Hm."

Ketika Senja Menuju FajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang