Hari berikutnya aku pergi dengan sopir baru yang diminta si om untuk mengantarkanku kesekolah lama. Walau aku tidak nyaman tetapi si om tidak mengijinkanku untuk pergi dengan taxi dan lebih merasa aman kalau aku pergi dengan sopir.
"Terserah sultan lah, duit-duit dia."Gumamku dalam hati masih dengan nada tidak suka.
Disana Adam terlihat tampan dengan seragam SMU nya. Ibuku juga terlihat cantik dan lebih segar dengan seragam petawatnya. Apalah aku dengan melihat diriku. Walau insecure itu dilarang tetapi sepertinya aku butuh diet.
"Kenapa ibu pergi bekerja?"Tanyaku polos tapi masih dengan lirikan mencibir. Aku kira ibuku menarikku kesini untuk hidup nyaman tanpa beban untuk bekerja dan hanya ongkang-ongkang kaki menikmati hasil kerja keras suami barunya.
"Karena ibu suka. Kenapa Dean?"Ibuku bertanya kembali. Tidak tahu kenapa, apapun yang dikatakan ibu aku tak pernah suka. Aku datang kesini pun karna tugas dari Ayah untuk menjaga ibu. Dan seperti pesan Ayah kalau ibu menangis aku harus membawa ibu pulang. Tetapi melihat ibu yang sekarang sepertinya itu mustahil? Aku sedang membayangkan rencana pembunuhan.
"Ya aku pikir ibu hanya ingin bermalas-malasan karena si om itu kaya."Ucapanku sangat menjengkelkan karena disana kulihat Adam langsung pergi dan berniat untuk kesekolah lebih awal dan melewatkan sarapannya.
"Adam pergi duluan."Suara Adam lantang dan dia menunjukkan rasa tidak sukanya. Bagus itu, akan lebih mudah untuk membuat kacau balau keluarga ini.
"Dia bukan si om. Dia itu papahmu sekarang!!'Bisiknya ketelingaku langsung sebelum dirinya benar-benar pergi. Dan kini ibu juga berdiri untuk mengantarkan Adam sampai depan. Ibu juga repot-repot memanggil maid untuk membawakan bekal makan siang adam. Hmmm, Adam sudah besar, kenapa perlu membawa bekal? Apa kantin sekolah elit itu sungguh buruk. Ah....
"Iuh romantisnya."Aku malas dan ingin menyelesaikan sarapanku. Aku tidak mau mati kelaparan seperti kemarin, mementingkan egois dan berakhir kelaparan. Aku harus mengisi energiku supaya niat menjadi pemberontak berjalan dengan lancar.
"Dean...."Panggil si om. Suaranya pelan dan itu sungguh membuatku menjadi tak nyaman. Ayolah segera tampar aku sehingga aku bisa melaporkannya ke komnas perlindungan anak. Aku ingin sekali lari dari rumah ini.
"Iya..."Balasku malas dan kini aku fokus untuk menatap kearahnya. Menunggu apa yang mau dia bicarakan padaku.
"Sebenarnya papah juga melarang ibumu untuk bekerja. Tetapi disana ibumu sangat ingin pergi, jadi papah tidak bisa melarangnya. Seolah ada hal yang tertunda dalam dirinya dan kini ibumu menemukan sesuatu yang diinginkan disana."Si om mencoba menjelaskannya tapi disini aku hanya merasa kalau ibuku pergi bekerja untuk menggoda pria lain dan kini karena si om itu aku sampai disini. Jadi tidak menutup kemungkinan dilain hari ibuku akan melakukan hal yang sama kalau menemukan pria yang lebih dalam fiansial nantinya.
"Iya...karena ada Dean kemarin ibu tidak sampai lulus kuliah. Pergi menjagaku dan kini dia terbebas karena akhirnya aku tidak mengganggu."Aku memang tidak berperasaan. Aku mengucapkan semuanya yang ingin ku ucapkan tanpa aku saring. Karena aku tahu ayah juga harus berhenti kuliah karena harus bekerja. Aku juga ingat nenek mati-matian untuk memisahkan ibu dengan ayahku. Dan sekarang nenek pasti senang disurga karena ibuku sudah hidup nyaman dengan si om yang memang kaya.
"Dean itu anak ibu yang paling manis. Dean tak pernah membebani ibu bahkan menghambat kebahagiaan ibu. Karena Dean itu sumber senyuman ibu dan yang paling utama. Dean itu adalah pria kecil yang membuat ibu selalu bertahan."Ibu memelukku dari belakang. Disana sangat hangat. Tapi hatiku masih saja sebongkah batu es yang butuh waktu lama mencairnya.
"Tapi kenapa kemarin ibu menghilang?"Aku bertanya dan mendorongnya menjauh. Si om juga ikutan berdiri dan langsung memegang tangan ibuku yang ingin menamparku disana. Selalu ada rahasia yang disembunyikan ibuku. Ibu berangkat pagi dan pulang malam. Jarang menyapaku bahkan bertanya apa aku senang atau tidak. Dan sekarang apa yang dilakukannya untukku. Aku sungguh tidak ingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
akward (bxb) End 20 Jan 2021/ 23 Feb 2021
HumorPeople who understand us are people who have experienced the same pain. There's Dean, a little man who is struggling to overcome the psychological problems that occur as a result of his parents' separation. Tristan who must face the reality of the b...