47.

147 28 13
                                    

Kenapa aku harus melihat orang yang kucintai malah mencintai orang lain? Tidak cukupkah aku untuk dicintai. Jangan pernah bilang cinta itu buta cinta tak butuh materi. Harus lebih realistis karena aku melihat hal seperti itu terjadi dalam hidupku dan kini tiba saatnya aku menyatakan kalau apa yang kulakukan adalah hal yang benar untuk mempertahankan yang ingin kumiliki setidaknya kalau bukan aku Dean pun tidak boleh memilikinya.

Aku sampai didepan kamar Dean. Dibawah masih terdengar perdebatan karena mamah paling dominan kalau urusan saling menyerang. Walau dia tidak punya kekuatan tapi dia adalah saksi kunci waktu itu. Mungkin karena mamah mengetahuinya baik papah bahkan paman menyembunyikan mamah agar tak terlihat dikota kelahiranku. Tapi paman lebih manusiawi karena membantu mamah daripada papah yang terang-terangan memblokir mamah tapi dibalik itu semua pasti ada alasannya selain karna mamah menyukai paman, sebuah perlindungan seperti itu yang kurasakan karena mamah bilang paman tidak akan pernah memilihnya. Aku yakin papah memblokir mamah bukan karena mamah memilih paman tetapi tentang donor ginjal agar Dean tidak tahu. Kalau papah menginginkan untuk melukai paman bisa saja papah menjadikan mamah sebagai senjata untuk menghancurkan paman. Tapi nyatanya tidak dilakukan papah. Lebih intens untuk menyerang secara pribadi tapi tidak untuk hari ini papah dengan mudah mempertanyakan Tristan tentang kehadirannya pada waktu itu yang jelas itu tidak etis untuk ditanyakan pada anak yang pada kejadian masih berumur 10thn walau papah sangat mencintai bibi yang tidak lain adik kandungnya tetapi Tristan adalah puteranya.

"Dean lagi, Dean lagi," aku terkekeh saat mengingat dimana aku sempat ingin sekali melindunginya bahkan berkelahi untuk membelanya yang akhirnya membuatku terlibat dengan Nathan. Aku pernah terbuai tapi untung aku lebih cepat tersadar kalau Dean memanglah musuh yang harusnya diserang dari awal dan tidak perlu diberi tempat.

Mengingat betapa paman marah saat mamah menyerang Dean bahkan sampai pergi untuk mencekik mamah. Sejahat-jahatnya mamah dia memberitahu kenyataan kepada Dean bahwa dia tidak boleh seenaknya saja ditempat yang baru, dia harusnya menjaga sikap dan itu kenyataannya aku tidak marah dengan apa yang dilakukan mamah. Sempurna, karena mamah ada dipihakku dan aku merasakannya sedari awal kedatangannya akan membantuku. Aku makin kesal karena Dean dengan mudahnya mendapatkan hati paman yang mamahpun sudah berjuang bertahun-tahun. Aku sendiri merasakan betapa dinginnya hati paman, saat aku ingin menyapanya saja paman selalu lebih dulu menoleh untuk mengabaikanku.

"Dean, kakak disini jadi buka ya," Tristan terus menggedor pintu kamar Dean tetapi Dean tidak berniat membuka pintu dan terlihat apa yang dilakukan Tristan hanyalah sia-sia dan buang-buang tenaganya saja.

"Dia butuh sendiri Tristan jangan begini," aku merengek padanya agar tidak terlalu mengejar Dean. Toh dia sudah dewasa pasti tahu hal yang baik dan buruk.

"Apa kamu tidak melihat lututnya terluka dan dia baru saja mendapatkan guncangan, Adam kamu lupa betapa Dean hancur saat ayahnya mengkhianatinya?" Tristan mengingatkanku kalau aku dulu pernah melibatkan diri untuk ikut repot menjaga Dean tapi itu dulu. Selaras untuk yang sekarang aku tidak ingin melakukannya lagi.

Aku melihat maid hendak mendekat untuk memberitahukan dimana Dean dan sepertinya Dean tidak berada didalam jadi aku mencoba menahan maid dan membiarkan Tristan menunggu lebih lama. Biarkan tangan Tristan mengelupas karena terus menggedor pintu. Anggap saja itu hukumannya karena tidak pernah melihatku. Maid menjauh dan kini aku menyatakan tentang pertentangan kalau Tristan tidak perlu memilih Dean.

"Apa kamu yakin melakukannya, Dean yang paling terluka kalau cinta kalian tidak dapat restu. Papah pasti menentangnya!' aku membuat Tristan sadar kalau kisah romeo and juliet itu memang berakhir sad ending dia harus mundur sebelum sampai akhir.

"Ya, aku akan terus ada untuknya. Dan kenapa kamu seperti ini. Kamu tidak terlihat mendukung adikmu?" Tristan mempertanyakan tentang apa yang kulakukan bahkan diriku memang sangat jahat.

"Kenapa aku harus mendukungnya?" batinku masih kesal dan aku hanya menatap matanya memohon.

"Aku tidak ingin kalian berdua terluka," balasku dan sejatinya aku tidak ingin Tristan terluka.

"Dean," dan lagi-lagi Tristan masih berusaha untuk memanggil.

Aku bernafas kasar sembari menyandarkan diriku ditembok melirik Tristan jengah.

"Dean sayang, kakak disini jadi buka, kakak mohon," rintih Tristan karena prustasi memohon agar Dean membukanya. Mendengar kata sayang bolehkah aku merobek mulutnya? Tapi sayang aku terlalu menginginkanya. Jadi karena aku tidak ingin mendengar kalimat rayuan keluar dari mulut Tristan kini aku memilih membuka pintu kamarku dan mengajaknya masuk untuk menerobos lewat pintu rahasia. Aku muak dengan melihat Tristan terlalu menyayangi Dean.

"Kenapa?" tanya Tristan sembari menatapku kecewa, mungkin dia ingin tahu kenapa aku tidak pergi dari awal untuk mengajaknya masuk lewat pintu rahasia.

Karena aku menyukaimu jadi wajar saja sikapku seperti ini, coba tanyakan saja kepada orang-orang yang cintanya bertepuk sebelah tangan pasti dia akan melakukan hal yang sama. Aku diam memilih tidak menjawab pertanyaan Tristan. Karena aku lebih suka begini.

Seperti biasa shower dikamar Dean menyala. Dia memang boros air. Tristan langsung menggedor pintu dan karena tidak mau bersikap tidak sopan dan pergi menerobos masuk.

"Dean sayang," lagi-lagi aku harus mendengar kata itu yang membuat hatiku sakit. Jadi aku memilih membuka pintu untuknya. Lebih mudah daripada aku harus mendengar kata "sayang" yang begitu nyaman dikeluarkan dari mulut Tristan.

"Dia tidak mungkin pergi mandi disituasi seperti ini," alasanku karena Tristan melongo karena sikapku yang tiba-tiba dan kini memaksa membuka pintu tanpa bertanya ada orang atau tidak sebab kutahu maid pun memberitahukan kalau Dean pergi kearah halaman belakang. Jadi memang Dean tidak ada didalam, sehingga tidak perlu bersikap sopan.

Aku kasihan melihat Tristan seperti itu tapi aku lebih mengasihani diriku. Kan sudah kubilang aku itu bukan orang baik tak terlihat seperti sampul yang sangat dramatis. Aku hanyalah orang biasa yang ingin dicintai juga. Jadi ? Tristan sebaiknya kamu mundur untuk mencintai Dean daripada aku harus berbuat lebih menyedihkan lagi untuk Dean.

..      ......

Dean tidak ada didalam kamar mandi dan Tristan kini langsung mencari disekitar kamar Dean sampai akhirnya dia terlihat lebih kaku dari yang kulihat saat papah berteriak kearahnya.

"Yakkkkkkk......" Tristan menyayangkan apa yang sedang dia lihat, dia tidak percaya dan diapun kini langsung melompat dari lantai dua dan masuk kedalam semak-semak. Kakinya terluka karena terlihat dia berjalan pincang dan berusaha lebih cepat untuk segera sampai di kolam. Dean sudah mengambang dan yang kulakukan sekarang hanya tertawa sangat keras.

"Hahahahahaha," itu sungguh menyenangkan. Menggelitik perutku dan aku perlu evoria dan memberikan give away kepada orang yang bilang kalau Dean tidak perlu selamat.

Sangat keras aku menertawakannya, bahkan maid yang menjagaku sedari kecil datang menepuk bahuku. Aku langsung menoleh kearahnya. Tatapannya sayu sarat akan kekecewaan yang ditunjukkan kepadaku.

"Den Adam itu tidak benar," dia terlihat sangat khawatir dan memintaku untuk tidak melakukannya lagi.

"Hahahhahaha, itu menyangkan mbk," balasku tidak peduli. Dan aku masih tertawa untuk hal yang baru aku lihat.

"Aku akan turun dan melihatnya apa dia masih hidup," balasku tidak menjawab kenapa aku tertawa melihat Dean yang sekarat didalam air. Berarti aku cukup punya kesempatan tadi karena berhasil mengulur waktu sehingga Tristan terlambat untuk menolong Dean.

Aku keluar dari kamarku dan kini menginterupsi orang-orang yang masih berdebat.

"Dean tenggelam," aku mencoba memasang wajah paling sedih dan aku melihat kenyataan lain. Paman mengambil sebuah lembaran kertas yang terlihat seperti catatan medis karena aku pernah mendapatkannya bahkan mamah pun menyimpan punya papah.

Apa yang dilakukannya? Aku masih penasaran dan paman menuliskan tambahan catatan disana dan membuat mom langsung lemas dan segera dibantu papah.

"Itu kenyataan yang harus kalian tahu, dan jangan salahkan aku bila aku akan mengambilnya dari kalian!!" ancam paman dan langsung memanggil ambulance dan pergi berlari kearah halaman belakang.

Sial, apa lagi sekarang?

......

akward (bxb) End 20 Jan 2021/ 23 Feb 2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang