Nathan memang tipe pria yang tidak bisa diprediksi, kadang dia sangat melindungi Dean bahkan sering juga dia ikut serta untuk menyerang Dean. Aku tidak mengerti dengan jalan pikiran anak satu itu. Kalau dia suka Dean kenapa harus senaif itu merelakannya dengan alasan ingin membuat Dean bahagia. Logikanya kalau dia sangat menyukainya otomatis dia akan membuat segala cara agar dia bahagia. Itu lebih mudah.
Kita turun bersama untuk pergi kesekolah. Aku memang tidak hobby pergi dengan menggunakan jaket jadi rasa dingin hari ini mampu membuatku membeku bahkan dilangit juga sedang mendung. Ya ampun solid banget dia dengan perasaanku.
"Dean mau ikut denganku?" tanya Nathan menawarkan tumpangan. Dan saat kulihat Tristan dia nampak tak suka. Jadi aku memilih langsung mengambil helm yang ada dijok belakang motornya dan melihat apa yang akan dilakukan Tristan. Nyatanya Tristan tidak pergi untuk mengejar Dean melainkan memilih memakai helmnya dan kini sudah siap dengan montornya. Tapi kenapa dia sangat brutal bahkan tanah dibawah terlihat jelas berlubang karena keganasan roda ban nya yang memang dia tarik gasnya sembari menekan remnya.
Aku sungguh tidak suka, dan kini aku melihat Dean dan memintanya untuk segera pergi saja. Merusak mood pagi itu sungguh membuatku malas untuk melakukan hal yang lebih.
"Aku menunggu sopir saja," Dean menolak tawaran Nathan karena itu nyatanya membuat Tristan lebih bisa mengontrol emosinya. Dan aku pun bersiap untuk naik, tapi hal mengerikan menambah kesan dramatis untuk pagi yang gerimis nan dingin menusuk kulit. Papah datang dengan tatapan membunuh, pergi menyapa dan itu sangat dingin. Melihatnya seperti itu mampu membuat jantung siapapun berhenti berdetak. Aku memilih meletakkan kembali helm ku dan melihat hal selanjutnya. Akankah aku pergi lari atau seperti biasa pasrah dengan keadaan.
"Cepat masuk papah yang antar!!"
Itu kali pertama aku mendengar papah berteriak dan kini memaksa agar aku maupun Dean untuk lekas pergi dengannya. Kemana pergi para sopir coba? Kenapa harus papah yang menjemput kami. Tanpa aku harus berdebat dan lagi-lagi aku jadi Adam yang lemah memilih pergi mengikuti papah untuk masuk kedalam mobil dan menyerahkan semuanya kepada Dean. Dia memang tipe pemberontak biar papah saja yang mengambil sikap untuknya aku sudah jengah. Sebab sebelum masuk aku mendengar perdebatan Nathan serta Tristan. Tristan tahu kondisinya tapi tidak untuk Nathan.
"Jangan ikut campur kalau tak ingin tempatmu hancur," aku mengancam Nathan untuk diam saja dan kini aku langsung masuk kedalam mobil.
Papah masih menunggu Dean untuk masuk dan diluar masih terdengar ribut. Nathan tak terima dan Tristan tidak ingin Dean tahu apa yang terjadi antara keluarga kami. Sebenarnya tidak ada salahnya kalau Dean diberitahu agar anak yang sok jagoan itu mengerti pertengkaran yang kami alami selama bertahun-tahun ini tidak biasa.
"Adam, bisa kamu jelaskan pada papah kenapa mereka harus bertengkar diluar?" tanya papah masih menunggu Dean untuk masuk.
Jujur atau enggak ya? Aku masih diam untuk memikirkannya. Keputusanku untuk menyerah atau menyerang masih berkecamuk dihatiku.
"Semalam Dean pergi bersama Tristan," aku menceritakan detail pertamanya. Dan nyatanya papah sudah tahu. Tapi aku malah tahu kenapa sampai Tristan bertemu dengan mom.
"Iya Dean sakit," jelas papah yang membuatku kaget. Kalau Dean memang sakit kenapa Tristan tak memberitahuku sehingga harus bertemu dengan mom.
"Ah," aku memilih diam lagi karena tidak ingin memperburuk suasana hatiku. Dan kini kudengar Tristan memaksa Dean untuk masuk, sengaja membukakan pintu untuknya dan meninggalkan jaketnya.
"Dean masuk dulu ya, ikut papahmu,"
Nada suara Tristan seolah-olah tengah melepas kepergian kekasihnya untuk pergi ke negeri seberang. Aku makin malas melihat Dean dan memilih fokus kearah jalan. Tanpa bertanya lebih papah kini mulai mengemudikan mobilnya. Tetapi aku merasakan kalau papah jadi gelisah karena terus melihat kearah belakang bahkan saat rasa penasaranku memakan hatiku, akupun berbalik dan melihat kebelakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
akward (bxb) End 20 Jan 2021/ 23 Feb 2021
HumorPeople who understand us are people who have experienced the same pain. There's Dean, a little man who is struggling to overcome the psychological problems that occur as a result of his parents' separation. Tristan who must face the reality of the b...