Ritme, 27

485 64 24
                                    

HEIHOO!!!

Jangan lupa share cerita ini ke teman-teman kalian yaa.

Ditunggu notif dari kalian

Selamat membaca 😉

********

"Mau nanya tentang Mega bukan?"

Heh! Itu ibu barumu. Bisa-bisanya kau sebut tanpa embel-embel.

Khanza mendesah. Menghela nafas. Menepuk sisi kasur. "Sini sambil tiduran. Biar habis ngobrol langsung tidur." tuturnya lembut.

Ranz menurut. Membaringkan tubuh dihadapan Khanza. Jarak mereka terhalang satu guling yang dipeluk Khanza.

"Kenapa?" 

Ini deket banget woi! Khanza gak sanggup!

Khanza menarik tubuhnya ke belakang. Bersamaan Ranz kembali mendekat.

"Bubu bisa munduran dikit gak?"

Ranz mengerutkan kening. "Hah?"

"Terlalu dekat,"

"Kan udah valid."

"E-ee yaa gak nyaman aja." Khanza melentangkan tubuh. Memandang langit-langit kamar.

"Bukannya kemarin kita ud-" Khanza segera membekap mulut Ranz dengan guling.

"Kalau ngungkit lagi, Miwa bakal tidur di sofa ruang tamu nih!!" ancamnya, menarik kembali guling.

Ranz terkekeh ringan. "Iyain aja dah. Biar Miwa seneng."

Keduanya diam beberapa menit. Sibuk dalam benak pikiran. Khanza mengangkat bicara. "Kok wajah Bu Mega gak asing di penglihatan Miwa ya?" tanyanya tanpa menoleh.

Ranz sedikit terkejut. Ia takut firasatnya benar.

"Miwa masih inget? Coba ceritain." 

"Tapi Miwa lupa. Kejadiannya udah lama."

"Semoga papa benar. Mega dari kalangan orang baik."

Khanza menoleh. "Hush! Gak boleh gitu. Dia-kan ibu barumu hahah,"

"Bunda Bubu cuma satu. Dia cuma orang asing yang masuk aja. Terkecuali kalau sifatnya emang bisa disebut ibu."

"Gak boleh suudzon dulu. Siapa tau begitu."

Ranz tersenyum. Mengelus kepala Khanza. "Aamiin. Ayo tidur." ajaknya.

Khanza semakin mengeratkan pelukan pada guling. Tanpa suara, Ranz menarik guling. Membuang ke belakang tubuhnya. Lantas, menggantikan dekapan Khanza dengan tubuhnya.

"Peluk Bubu aja biar hangat. Bubu cemburu lhoh sama guling," goda Ranz. 

Khanza mencubit perut Ranz. "Pengap tau!!" Ia mendorong tubuh Ranz. Mengambil nafas. Ranz kembali memeluknya, tak seerat tadi.

"Kira-kira, gimana ya reaksi papa tau kalau kita udah bobo seranjang?" gumam Ranz terdengar Khanza.

"Nendang nama Bubu dari Kartu Keluarga." sahut Khanza terkikik geli dalam pelukan Ranz.

"Sembrono ya kamu!" Ranz menarik selimut. Menutupi tubuh keduanya sebatas pundak. Mematikan lampu tidur.

"Jangan lupa baca doa." ucap Khanza. Lantas, keduanya terlelap.

𝓀𝒽𝒶𝓃𝓏𝒶

Rencana Ranz hendak mengajak Khanza keluar rumah.  Menikmati masa liburan selama tak ada panggilan mendesak. Seharusnya setelah performance ia kembali mendatangi beberapa tempat susulan, menurut kabar dari manajernya. Ranz menolak halus, dengan alasan ada beberapa acara keluarga yang tak bisa ditunda.

RITME; Married with SelebritiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang